You are here
Home > Berita Nasional >

5 Fakta Mengenai GeNose, Alat Pendeteksi Covid-19 Produksi UGM

5 Fakta Mengenai GeNose Alat Pendeteksi Covid 19 Produksi UGM
Bagikan Artikel Ini

Universitas Gadjah Mada (UGM) telah menampilkan inovasi baru, yaitu sebuah detektor atau alat pendeteksi Covid-19 yang dinamakan GeNose. Selain pemakaian rapid test dan PCR, alat ini jadi harapan baru untuk Indonesia dalam melakukan tracing dan tracking. Konon, perangkat ini telah diuji coba di fasilitas umum, seperti stasiun kereta api.

Sehingga bila ingin bepergian dengan moda kereta api di wilayah Jawa dan Sumatera, penumpang dapat memperlihatkan hasil tes negatif Covid-19 dari GeNose sebagai alternatifnya. Sementara itu untuk di terminal bus, masih bersifat acak penerapan tesnya. Berikut ini beberapa fakta terkait GeNose alat pendeteksi Covid-19.

5 Fakta Mengenai GeNose, Alat Pendeteksi Covid-19

Apakah itu GeNose?

GeNose merupakan salah satu alat yang sanggup mendeteksi virus Corona SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19. GeNose telah berbasis teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Alat ini bisa mendeteksi Covid-19 cuma lewat hembusan napas orang yang terinfeksi.

Diciptakan Universitas Gadjah Mada (UGM)

Alat ini adalah sebuah inovasi dari tim ahli UGM. Sebelumnya, alat ini telah melewati uji validitas dengan memakai 600 sample di Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid Bambanglipuro dan Rumah Sakit Bhayangkara, Yogyakarta. Hasilnya memperlihatkan tingkat akurasi tinggi, yakni 97%.

Bagaimana Cara Kerjanya?

Berdasarkan salah seorang anggota Tim Pengembang Genose, Dian Kesumapramudya Nurputra, mengatakan kalau alat itu mengenali virus Corona dengan cara mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC). VOC ini tercipta karena terjadinya infeksi Covid-19 yang keluar bersamaan dengan napas.

Mereka yang akan menjalankan tes dengan GeNose ini diminta untuk menghembuskan napas ke tabung tersendiri. Lalu beberapa sensor dalam tabung itu beroperasi mendeteksi VOC. Data yang didapat kelak akan diolah dengan bantuan kecerdasan buatan sampai menampilkan hasilnya. GeNose dapat mendeteksi apakah seseorang positif atau negatif Covid-19 dalam waktu kurang dari 2 menit.

Telah Mendapat Izin Kementerian Kesehatan (Kemenkes)

Alat pendeteksi Covid-19 buatan para ahli dari UGM ini pun telah mendapatkan izin edar. Bahkan, surat izin edar GeNose dari Kementerian Kesehatan telah keluar sejak tanggal 24 Desember 2020 lalu. Pemakaian alat pendeteksi Covid-19 ini pun telah diatur oleh Kementerian Perhubungan dengan mengeluarkan 4 surat edaran untuk perjalanan transportasi darat, laut, udara, dan perkeretaapian.

Sebelum jam keberangkatan penumpang kereta api wajib memperlihatkan surat keterangan hasil pemeriksaan GeNose atau rapid antigen atau PCR yang sampelnya diambil dalam kurun waktu 3×24 jam. Khusus untuk perjalanan kereta api antarkota di pulau Jawa dan Sumatera.

Sedangkan untuk moda transportasi darat diatur melalui penerapan tes secara acak atau random memakai rapid test antigen atau GeNose pada kendaraan bermotor umum, angkutan penyeberangan, danau dan sungai. Mencakup angkutan antarlintas batas negara, antarkota, antarprovinsi, antarkota dalam provinsi, antar jemput antarprovinsi, dan pariwisata.

Harga Tes Covid-19 GeNose

Biaya tes dengan menggunakan alat GeNose ini jauh lebih murah daripada alat tes yang lainnya. Satu unit alat GeNose diperkirakan harganya Rp62 juta. Sedangkan untuk biaya tesnya, yaitu kira-kira Rp15-25 ribu. Alat ini terdiri selang PU sepanjang 15 meter, plug, adaptor pipe, hepa filter, dan kantong plastik. Konon, alat itu pun sanggup menjalankan 120 kali pemeriksaan setiap hari dengan estimasi setiap pemeriksaan 3 menit selama 6 jam. Pengambilan sampel tes berbentuk hembusan napas pun dianggap lebih nyaman ketimbang memakai metode swab atau usap.

Alat ini memang bermanfaat untuk menjalankan deteksi dini atau skrining keadaan seseorang yang terinfeksi Covid-19. Walaupun begitu, pemakaian GeNose sendiri tidak serta-merta menggantikan peran PCR atau rapid tes antigen.

Karena saat memperlihatkan hasil yang negatif, maka bisa ditandai seseorang tidak menderita Covid-19. Tetapi, saat dinyatakan positif oleh alat itu, maka selanjutnya seseorang diberikan rujukan untuk melaksanakan konfirmasi dengan tes PCR.

Leave a Reply

Top