Republik Dominika
Foto Oleh Michal Marek
Pojokjakarta.com (23 Juni 2020), Langit biru cerah dari Karibia, Republik Dominika diselimuti debu pada hari Senin (22 Juni 2020) . Debu Sahara yang menurut para ahli belum terlihat dalam setengah abad bergerak ke wilayah Karibia.
Dilansir dari Foxnews (23 Juni 2020), Kantor Layanan Cuaca Nasional Amerika Serikat (National Weather Service / NWS) di San Juan, Puerto Riko, mengatakan bahwa debu Sahara telah menyebar luas di daerah ini pada Senin pagi, dengan visibilitas hanya 5 mil yang dilaporkan.
Diramalkan Konsentrasi debu Sahara diperkirakan akan memuncak hari ini dan besok. Konsentrasi debu diperkirakan menurun pada siang hari pada hari Rabu (24 Juni 2020), meskipun masih tersisa cukup tinggi.
Kondisi yang sangat berkabut dan visibilitas terbatas dilaporkan dari Antigua ke Trinidad & Tobago dan masih berlangsung hingga malam ini (23 Juni 2020).
Debu itu sangat tebal sehingga Departemen Layanan Meteorologi Barbados mengeluarkan “peringatan kabut debu yang parah,” mendesak tindakan pencegahan karena visibilitas yang berkurang dan potensi masalah pernapasan.
Keluhan Netizen Republik Dominika Di Sosial Media
Netizen di kawasan terebut mengeluhkan masalah pernafasan dan paru-paru. Seorang netizen mengatakan udaranya terasa sangat berat. Netizen lainnya juga berkomentar bagaimana udara berdebu itu memicu alergi dan batuk.
Kualitas udara di sebagian besar wilayah jatuh ke tingkat “berbahaya”. Para ahli menyebut fenomena ini sebagai “awan debu Godzilla”. Para ahli memperingatkan orang untuk tetap tinggal di dalam ruangan dan menggunakan filter udara jika mereka memilikinya.
Menurut Pablo Méndez Lázaro, seorang spesialis kesehatan lingkungan University of Puerto Rico, Kondisi udara berbahaya di Karibia.
Dilansir dari noaa.gov, udara sangat kering dan berdebu yang dikenal sebagai Lapisan Udara Sahara (Saharan Air Layer / SAL). Pembentukan lapisan tersebut terbentuk di atas Gurun Sahara. Pembentukan terjadi selama akhir musim semi, musim panas dan awal musim gugur, yang kemudian bergerak di atas Atlantik tropis.
Analisis dan Prakiraan Tropis Pusat Topan Nasional Amerika Serikat (National Hurricane Center’s/NHC) menyampaikan pada hari Senin (23 Juni 2020) melalui Twitter, bahwa SAL paling padat berada di atas Laut Karibia tengah dan akan terus menyebar ke barat. lapisan udara tersebut bisa dilihat dalam gumpalan merah muda jingga dan terang pada citra satelit.
Sebagian besar debu tetap berada di atas permukaan dan menyebabkan langit berkabut . Namun, debu tersebut dapat menyebabkan masalah pernapasan bagi manusia dan hewan.
Referensi
- Fox News
- noaa.gov,
Like!! I blog frequently and I really thank you for your content. The article has truly peaked my interest.