Travel Bubble Indonesia dan Singapura kemungkinan akan diterapkan di Batam. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah mengunjungi kawasan wisata yang berada di Kota Batam dan Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, untuk meninjau kemungkinan perjalanan tanpa karantina tersebut.
Travel Bubble sendiri merupakan kesepakatan yang disetujui dengan negara lain guna membuka akses masuknya turis supaya timbul gelembung ataupun koridor perjalanan.
Namun rencana tersebut belum dapat dipastikan kapan rencana dapat terlaksana untuk memudahkan perjalanan wisatawan keluar masuk Indonesia.
Salah satunya dari Singapura yang selama ini telah menjadi negara penyumbang wisatawan mancanegara yang terbesar ke Indonesia.
Travel Bubble Indonesia Memiliki Dampak Positif Bagi Ekonomi
Pertama, menghidupkan kembali pariwisata. Bahkan juga ekonomi kreatif merupakan bentuk meyakinkan situasi kesehatan dapat dikelola dengan baik.
Memiliki dampak bagi bisnis sesuai dengan pernyataan World Bank dengan mendukung pelonggaran lockdown. Kemudian memitigasi dampak ekonomi dari Covid-19. Merupakan langkah juga untuk menyasar wisatawan nusantara dan juga memulihkan sektor pariwisata.
Tujuan dari Travel Bubble Indonesia yakni meningkatkan dari segi bisnis dan juga pariwisata. Travel Bubble juga berdampak bag sektor pariwisata, apabila diterapkan dengan selalu menjalankan protokol kesehatan.
Strategi Travel Bubble
Tentang kesuksesan pemerintah dalam mengarahkan protokol kesehatan merupakan kunci utama guna sebagai pembuka gerbang perbatasan. Maka dari itu, kepercayaan wisatawan untuk mengunjungi wisata di Indonesia kembali pulih.
Konsep dari Travel Bubble Indonesia dibatasi oleh destinasi. Yang mana, turis hanya bisa, mengunjungi wisata tertentu di kota-kota yang sudah ditentukan. Terdapat tiga tahapan yang akan Indonesia laksanakan untuk membuka gerbang kunjungan asing.
Pada tahapan pertama, gerbang akan dibuka sebagai kepentingan business essential terlebih dahulu. Kemudian ada dua negara yang sudah menjalin kerja sama business essential dengan Indonesia. Pada tahapan kedua, yakni bisnis umum. Serta tahapan yang ketiga baru dibuka untuk keperluan wisata.
Adanya promosi yang dilakukan berbagai maskapai penerbangan di Indonesia guna sebagai penarik wisatawan juga merupakan strategi yang bagus.
Kebijakan Travel Bubble Menghidupkan Kembali Sapta Pesona
Pengamat Internasional dari Universitas Padjajaran menilai bahwa langkah ini menjadi kesempatan untuk Indonesia guna menghidupkan kembali ide-ide Sapta Pesona yang telah ada sejak lama. Akan tetapi, belum sempat tersosialisasikan dengan baik karena hanya pandemi Covid-19.
Dalam persiapan kunjungan Travel Bubble Indonesia, harus benar-benar untuk dipersiapkan. Sehingga tempat yang akan dikunjungi bukan hanya untuk menarik wisatawan dan juga pebisnis, melainkan juga selalu aman.
Untuk itu, Indonesia yang unggul dalam wisata alamnya hendaknya harus cepat-cepat untuk mengidentifikasi serta menetapkan kawasan wisata tersebut, kawasan wisata yang eksotik, yang memiliki banyak peminatnya terutama wisatawan-wisatawan asing.
Dalam hal ini, dokumentasi juga penting untuk menjadi nilai plus bagi Indonesia, karena dunia bisa mengetahui bahwa Indonesia meskipun menghadapi wabah virus Corona, masih bisa mengelola industri pariwisata dengan baik.
Australia serta Selandia Baru adalah dua negara yang pertama menjadi penggagas konsep Travel Bubble, dengan terlebih dulu masih memperhatikan tren penurunan jumlah kasus Covid 19.
Travel Bubble Indonesia bisa terlaksana jika negara yang bekerjasama dari anggota ASEAN sudah menyepakati perjanjian ini, agar sektor pariwisata dan juga ekonomi bisa berjalan.
Perencanaan mengenai Travel Bubble masih terus untuk dibahas dan untuk saat ini masih dalam tahap mencari serta menggali informasi. Yang mana hasilnya nanti akan disampaikan oleh Menteri Kesehatan dan Menteri Luar Negeri.