Selat Bali
Foto Oleh Nino
Pojokjakarta.com (25 Juni 2020), Bali telah ditinggalkan setelah industri pariwisata terpukul karena krisis coronavirus. Peselancar, yogi dan pengunjung pesta biasanya membanjiri pulau Bali sepanjang tahun. Tetapi penerbangan telah ditahan sejak Indonesia menutup perbatasannya pada bulan April, melumpuhkan ekonomi Bali, yang hampir seluruhnya bergantung pada pariwisata.
Poppies Lanes, jalan pasar terkenal di Kuta yang biasanya dipenuhi kios-kios penuh warna, kini kosong. Dilansir dari Dailymail.co.uk (24 Juni 2020), Kedatangan wisatawan asing ke Indonesia anjlok lebih dari 60 persen di bulan Maret, dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu, dengan kedatangan orang Cina turun lebih dari 97 persen.Tahun lalu, 1,23 juta orang Australia mengunjungi Bali – kenaikan 5,24 persen dari angka 2018.
Harapan Bangkit Kembali Pariwisata Bali
Dilansir dari afr.com (28 May 2020), Ketua Asosiasi Hotel & Restoran Indonesia Rai Suryawijaya mengatakan bahwa ekonomi Bali berada di ambang keruntuhan. Dirinya memprediksikan jika bali bisa mendapatkan 10 penerbangan untuk mendarat setiap hari, dengan pembatasan sosial di atas kapal, mungkin hanya ada 150 orang di pesawat setiap penerbangan sehingga hanya 1500 kedatangan setiap hari. Tingkat hunian di Bali akan tetap rendah, setidaknya sampai tahun depan.
Pemerintah Indonesia telah membuat rencana untuk memulai kembali industri pariwisata untuk empat negara yaitu Australia, Cina, Korea Selatan dan Jepang. Odo Manuhutu, wakil menteri koordinasi untuk Urusan Maritim dan Investasi, mengatakan Indonesia akan membuka perbatasannya dengan keempat negara sebelum memperluas penawaran ke negara lain. Odo Manuhutu mengatakan bahwa pemerintah Indonesia sedang merumuskan kriteria untuk pelancong asing yang bisa memasuki negara Indonesia.
Wisatawan diwajibkan mengikuti protokol kesehatan yang ketat. Diharapkan langkah tersebut bisa menghidupkan kembali pariwisata domestik. Setelah kriteria dibuat, negosiasi akan diadakan dengan negara-negara tersebut selama dua, tiga atau empat minggu. Ketika kesepakatan tercapai, gelembung perjalanan akan dibuka. Selat Bali akan kembali ramai.
Kritik
Rencana ini telah dianggap terlalu dini oleh sejumlah kritikus karena jumlah kasus virus corona di Indonesia terus meningkat.
Dilansir dari Tempo.co (15 Juni 2020),Ada lebih dari 39.000 COVID-19 kasus di Indonesia dan 2.198 orang telah meninggal. Penyebaran virus di Indonesia masih belum bisa di anggap reda.
Namun, Indonesia bersedia mendapatkan wisatawan kembali lebih cepat untuk meningkatkan ekonomi yang lesu. Tentu saja hal ini menuai banyak kritik. jika Indonesia membuka perbatasannya, wisatawan Australia tidak akan datang setidaknya sampai Oktober.
Dilansir dari Microsoft News (12 Juni 2020), Pemerintah Australia telah memperpanjang larangan orang Australia yang bepergian ke luar negeri. Larangan tersebut berlaku hingga akhir September. Kebijakan tersebut memaksa semua orang yang kembali ke Australia. Kebijakan dua minggu isolasi di hotel akan berlanjut tanpa batas waktu.
Di lansir dari CNN News (24 Juni 2020), Pulau Indonesia sekarang berharap untuk menyambut wisatawan kembali pada bulan Oktober. Berharap tingkat infeksi tetap rendah. Menurut pernyataan Ni Wayan Giri Adnyani, sekretaris kementerian, Yogyakarta, yang terletak di pulau Jawa, kemungkinan akan dibuka kembali terlebih dahulu, bersama dengan provinsi Kepulauan Riau. Ekonomi Bali sangat tergantung pada pariwisata dan jumlah pengunjung telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, dengan sekitar 6,3 juta orang berkunjung pada 2019.
Upaya pemulihan pariwisata Indonesia termasuk Bali tentunya membutuhkan waktu. Indonesia sudah harus berbenah dan siap menyambut wisatawan dari seluruh dunia dan dari domestik Indonesia sendiri tentunya. Masa pandemi ini adalah masa untuk berbenah diri. Hingga waktunya tiba pariwisata Indonesia kembali bangki lagi.
Referensi :
- afr.com
- Microsoft News
- CNN News
- dailymail.co.uk
- Tempo.co
One thought on “Bali Diharapkan Segera Pulih,Upaya Pemulihan Bali”