You are here

Dampak Ghosting Pada Kesehatan Mental

Dampak Ghosting Pada Kesehatan Mental
Bagikan Artikel Ini

Belakangan ini fenomena ghosting tengah hangat-hangatnya dibicarakan. Di era serba digital seperti saat ini, ghosting sering terjadi dengan cara tidak merespon pesan teks, panggilan telepon atau malah memblokir melalui media sosial. Lalu, apakah dampak ghosting pada kesehatan mental?

Perbuatan ghosting ini nyatanya bisa mengakibatkan efek samping terhadap kesehatan mental korbannya. Tetapi, Anda tahu tidak apakah itu ghosting? Atau mungkin Anda pernah menjadi korban ghosting?

Arti Ghosting

Berdasar American Psychology of Association, ghosting adalah saat yang terjadi waktu seorang teman atau seseorang yang pernah dekat dengan Anda menghilang tiba-tiba dari kontak tanpa adanya penjelasan.

Sedangkan menurut Cambridge Dictionary, ghosting adalah cara untuk menghentikan hubungan dengan seseorang secara mendadak dengan memutuskan semua komunikasi.

Dalam kehidupan setiap hari ghosting umunya terjadi pada saat kencan. Tetapi tidak menutup kemungkinan, ghosting pun dapat timbul di lingkungan pekerjaan atau pertemanan.

Penyebab Orang Melakukan Ghosting

Perbuatan ghosting dapat terjadi karena berbagai penyebab. Antara lain kurangnya rasa tanggung jawab, mencegah konflik dengan orang lain, dan rasa takut akan menghadapi sesuatu. Ia barangkali mempunyai anggapan kalau menghilang dari kehidupan orang lain tak akan mempunyai pengaruh yang besar.

Dampak Ghosting Pada Kesehatan Mental

Jennice Vilhauer adalah salah seorang psikolog di Institut The Well Mind di Beverly Hills, California, Amerika Serikat. Ia juga merupakan Asisten Profesor Klinis di University of California, Los Angeles, Amerika Serikat. Menurutnya ghosting bisa berdampak serius terhadap kesehatan mental seseorang sehingga dampak ghosting jangan dianggap sebelah mata.

Adapun dampak ghosting pada kesehatan mental antara lain:

Kebingungan

Perilaku kebingungan dapat terjadi pada korban ghosting sebab mereka sukar mengerti kondisi yang tengah berlangsung. Ghosting dinilai mirip dengan ‘silent treatment’ yang mengakibatkan korbannya tak dapat mengerti situasi sampai kebingungan. Dikutip dari Psychology Today, ghosting pun dapat dinilai sebagai kekejaman emosional lantaran korbannya tidak memperoleh penjelasan apapun tentang situasi yang dia temui.

Merasa rendah diri

Kehancuran harga diri pun mungkin salah satu dampak dari menerima perlakuan ghosting. Khususnya jika hubungan yang berakhir yakni hubungan asmara. Hal ini bisa menyebabkan korban merasa kesulitan membiarkan rasa sakit karena ditinggalkan yang lantas menambah rasa ketidakpercayaan diri.

Menyalahkan diri sendiri

Korban ghosting pun dapat mempunyai sikap yang cenderung menyalahkan dirinya sendiri. Hal ini dapat terjadi sebab mereka tak mengenali jelas kesalahan apa yang menyebabkan mereka ditinggalkan atau dijauhi. Saat berkesinambungan menyalahkan diri sendiri secara terus-terusan pun dapat berpengaruh buruk bagi rasa kepercayaan diri.

Merasakan rasa sakit yang sama seperti sakit fisik

Kenyataannya rasa sakit fisik dan rasa sakit emosional sebetulnya ada di jalur saraf yang sama. Dikutip dari data American Psychology of Association. Hasil dari penelitian memperlihatkan kalau perilaku ghosting atau penolakan sosial mengakibatkan tingkat rasa sakit yang sama dengan yang diakibatkan oleh cedera pada tubuh.

Hal ini dikarenakan otak telah menyalakan sinyal sakit sehingga rasanya terasa tidak jauh berbeda dengan rasa sakit pada fisik. Tidak mengherankan bila beberapa orang yang jadi korban ghosting mengalami sakit yang mengganggu.

Demikianlah tadi paparan tentang efek samping atau dampak ghosting pada kesehatan mental. Sedikit banyaknya ternyata dampak itu pasti akan berdampak pada kehidupan sosial Anda. Nah, jika Anda baru saja jadi korban ghosting dan tak dapat menanganinya sendiri, cobalah untuk bertukar pikiran dengan psikolog. Kecuali kesehatan fisik, kesehatan mental pun penting dijaga secara baik.

Leave a Reply

Top