Musibah banjir bandang masih menjadi perhatian khusus berita akhir-akhir ini. Dari dulu sampai sekarang, Jakarta selalu menjadi langganan di kala musim penghujan datang. Lantas, banyak yang bertanya-tanya, mengapa hal ini masih belum bisa diatasi oleh pemerintah setempat? Mengingat Jakarta merupakan pusat Ibu kota Indonesia, terkait hal ini ternyata ada dugaan tentang hubungan banjir Jakarta dan janji politik Anies.
Sangat banyak kabar yang beredar bahwa benar jika Anies memang tak fokus dalam penyelesaian banjir di Jakarta sebab ada hubungan dengan kasus janji politik sewaktu masa kampanye. Publik lalu bertanya-tanya, apa sebenarnya isi perjanjian tersebut sehingga menghalangi Anies untuk fokus menanggulangi banjir? Berikut adalah fakta-fakta terkait banjir Jakarta dan janji politik Anies.
Dugaan Anies Baswedan Terbelenggu Janji Politik
Ketua Pansus Banjir DPRD Jakarta mengatakan bahwa selama tiga tahun terakhir ini, Pemerintah DKI Jakarta tidak memfokuskan diri dalam penanganan masalah banjir. Hal ini disebabkan karena Gubernur DKI Jakarta terbelenggu oleh janji politik semasa masih kampanye. Anies dikatakan tak mau melakukan normalisasi Ciliwung karena terlebih dahulu harus merelokasi warga sekitar sungai.
Hal senada juga sempat dikatakan oleh Zita Anjani selaku Wakil Ketua DPRD DKI pada Fraksi PAN. Zita mengatakan bahwa secara gamblang dengan melihat alokasi anggaran, Pak Anies sudah tiga tahun memang tak fokus hadapi isu banjir Jakarta. Hal ini disebabkan karena adanya hubungan banjir Jakarta dan janji politik Anies waktu dulu.
Fokus Penanganan Banjir Akan Dilaksanakan Pada Tahun 2021
Terkait dengan perjanjian politik tersebut, dikabarkan bahwa program banjir ini baru akan direalisasikan pada 2021. Hal ini disebabkan karena anggaran baru disetujui dan juga ada dana pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional sebanyak Rp1 Triliun.
Adapun program yang akan dijalankan yakni normalisasi atau pelebaran sungai ciliwung, perbaikan drainase, pembuatan waduk dan sebagainya. Beberapa program tersebut memang baru akan dilaksanakan pada tahun 2021 ini.
Oleh karenanya memang agak sedikit lambat, tetapi hal ini lebih baik ketimbang tidak dilakukan sama sekali. Adapun pelebaran sungai ciliwung akan berdampak sangat penting untuk menghalau penumpukan air di area kota. Perbaikan drainase dan pembuatan waduk juga berpotensi besar menghalau air hujan dengan debit yang tinggi.
Pengerukan Lumpur Danau dan Program Sumur Resapan
Meski terkesan tidak serius dalam penanganan banjir, bukan berarti pemerintah DKI Jakarta buta total terhadap isu banjir tersebut. Diketahui bahwa sebelumnya Pemerintah DKI Jakarta telah melakukan beberapa upaya terkait penanganan banjir tersebut.
Program yang telah dilakukan adalah pengerukan lumpur di area danau yang membantu proses banjir agar cepat surut. Akan tetapi, tetap saja bahwa hal itu tidak begitu efektif mengingat rata-rata debit air yang muncul tidak sepadan dengan kapasitas kali yang ada. Diketahui bahwa kapasitas kali hanya 950m3 per detik sedangkan debit air mencapai 2100-2650 m3 per detik.
Adapun program sumur resapan yang selalu disampaikan oleh Anies Baswedan juga tidak terlalu maksimal. Hal ini pernah disoroti oleh Putri Ketua Umum PAN bahwa dari 1,8 juta yang ditargetkan, ternyata yang baru dibangun hanya 1772 titik. Tentunya ini terbilang belum bisa mengatasi fenomena banjir yang ada, meskipun masih tetap harus diapresiasi.
Seperti itulah fakta-fakta terkait persoalan banjir Jakarta dan janji politik Anies yang saat ini tengah menjadi sorotan berbagai media. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mengungkapkan bahwa kondisi banjir yang ada saat ini bisa berlanjut sampai minggu depan. Hal ini erat kaitannya dengan kondisi Jakarta yang banyak melakukan pembangunan yang berlebih tanpa memperhatikan kondisi Amdal yang ada.