Sudah sejak triwulan ketiga virus Corona bertamu dan menetap di Indonesia, pemerintah pun sudah melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi perkara ini. Seperti menetapkan kebijakan work from home, daring, dan juga pembatasan sosial diperketat. Sampai saat ini pun bukannya berkurang korban akibat virus ini, akan tetapi malah semakin banyak.
Mengapa Pembatasan Sosial Diperketat?
Tanggal 11-25 Januari mendatang pemerintah akan kembali menetapkan dan mengetatkan pembatasan sosial di seluruh Jawa dan Bali.
Pembatasan sosial tersebut antara lain membatasi tempat kerja, mengutamakan bekerja dari rumah sistem online dengan jumlah karyawan 75%, kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring, pembatasan jam operasional pusat tempat perbelanjaan, sampai jam operasi transportasi kendaraan umum.
Menurut Menkeu (Sri Mulyani), mengambil keputusan untuk memperketat PSBB ini merupakan hal yang baik, karena pada dasarnya virus Covid-19 ini memang harus dikelola dengan luar biasa.
Kita harus benar-benar berusaha menjaga dan mengingatkan satu sama lainnya. Hingga nanti kedepannya semua kegiatan yang kita lakukan kembali pulih. Meski nyatanya, pembatasan ini akan berdampak terhadap perekonomian, terutama konsumsi rumah tangga.
Tak hanya itu saja, penggunaan BBM merosot, para sopir transportasi umum akan menyandang status pengangguran. Keputusan tersebut juga berdasarkan pengawasan, angka kasus aktif, dan kematian semakin meningkat jauh di atas rata-rata. Sedangkan ketersediaan tempat tidur rumah sakit kisaran 70%, angka kesembuhan di bawah rata-rata.
Nantinya, dampak perekonomian atas diberlakukannya PSBB tahun 2021 ini akan ditentukan dari implementasi kelak. Kita akan melihat pertumbuhan ekonomi kuartal I-2021 ini nanti bagaimana pertumbuhannya dalam kurun waktu selama 2 minggu. Dilakukan PSBB saja perekonomian buruk, apalagi jika tidak dilakukan PSBB.
Pentingnya Kesadaran Masyarakat dalam PSBB
Beberapa kalangan menilai bahwa penerapan PSBB sudah berjalan dengan baik sebagaimana mestinya. Tapi ternyata, belum merata sampai di semua titik tertentu apalagi pedesaan. Banyak sekali masyarakat pedesaan dan pinggiran kota yang tidak menerapkan 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan).
Bahkan tak sedikit masyarakat yang kucing-kucingan dengan petugas razia protokol kesehatan. Hal seperti inilah yang akan menjadi kendala saat PSBB.
Riza (sekretaris PT Bima Sakti Pertiwi Tbk) mengungkapkan perasaan kebingungannya dengan masyarakat Indonesia. Tak mau jika PSBB kembali diberlakukan, tapi kepingin Corona cepat berlalu dari Tanah Air?
Karena perekonomian yang akan menjamin kemakmuran, maka pembatasan sosial diperketat kembali dengan harapan kembali pulihnya ekonomi Indonesia.