You are here
Home > Berita Nasional >

Mega Berpeluang Nyapres Lagi Bila Berkaca ke Biden

Mega Berpeluang Nyapres Lagi Di Pilpres 2024 Berkaca ke Biden
Bagikan Artikel Ini

Pilpres 2024 memang masih nampak jauh. Tetapi, tidak sedikit tokoh di Indonesia telah bicara tentang calon pengganti Presiden Jokowi. Salah satu tokoh yang berbicara mengenai ini adalah Prof. Jimly Asshiddiqie, Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu mengkompori Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, untuk maju di 2024. Mega berpeluang nyapres lagi di Pilpres 2024.

Dorongan Jimly tersebut disampaikan melalui cuitannya di akun Twitter @JimlyAs, pada Selasa (5/1). Dalam cuitan itu, Jimly mengomentari pernyataan Emrus Sihombing, pengamat politik Universitas Pelita Harapan, yang dipublish portal berita online.

Mega Berpeluang Nyapres Lagi, Ini Alasannya

Dalam berita itu, Emrus mengatakan, Mega adalah sosok yang cakap dan sangat mumpuni. Makanya, Mega amat berpeluang maju di Pilpres 2024. Terlebih di perpolitikan dunia juga ada fenomena tokoh-tokoh senior maju kembali. Contohnya Mahathir Mohamad di Malaysia dan Joe Biden di Amerika Serikat.

Jimly mengomentari, boleh juga. Ini ide kreatif yang dapat menjadi bahan renungan untuk Ibu Megawati dan tentu para pendukungnya.

Ia lantas membahas munculnya para politisi senior yang kembali ke panggung utama. Ada yang jadi Presiden, Perdana Menteri, dan Ketua DPR. Sekarang usia tak lagi jadi penghalang. Nancy Pelosi (80 tahun) baru terpilih kembali sebagai Ketua DPR AS. Ini berarti peluang Megawati Capres 2024 masih terbuka lebar.

Emrus bicara lagi karena pendapatnya dikomentari Jimly. Katanya, peluang Mega masih amat besar. Walau dalam 12 tahun terakhir Mega memosisikan diri sebagai king maker, tetapi tak menutup kemungkinan mantan Presiden ke-5 tersebut turun gunung kembali. Di dalam alam demokrasi, hal itu amat bisa terjadi.

Menurut Emrus, yang terutama adalah sosok calon menawarkan gagasan dan program yang baik bagi rakyatnya. Faktor pengalaman pernah menjabat sebagai eksekutif tertinggi menjadi unsur pendukung. Faktor utamanya adalah ide, gagasan, dan program yang luar biasa. Itulah yang ditawarkan Mahathir Mohamad sampai ia terpilih.

Tanggapan Qodari dan PDIP Soal Mega Nyapres

Qodari, Direktur Eksekutif Indo Barometer, berpendapat lain. Ia mengacu pada hasil survei. Ia mengakui, faktor usia memang bukan jadi penghalang. Tetapi bila hasil surveinya kecil, peluang menang pun akan tipis juga.

Jadi bila surveinya kecil, alangkah baiknya tidak usah maju. Lebih baik mendorong kader yang punya peluang menang. Seperti halnya pengalaman Ibu Mega sewaktu mencalonkan Pak Jokowi pada 2014.

Menurut Qodari, dalam berbagai survei sejauh ini, Mega kesulitan bersaing dengan sosok-sosok baru di papan atas. Malah, Mega condong ada di posisi buncit. Era Bu Mega itu adalah 1999-2004. Katakanlah demikian. Dengan keadaan seperti itu, Qodari melihat kecil kemungkinan Bu Mega akan maju nyapres di 2024.

Qodari menilik Mega telah cukup puas pada karier politiknya. Rasanya belum ada yang dapat  menandingi Bu Mega karena pernah menjadi Wapres dan Presiden. Ini suatu pencapaian tertinggi lho.

Bagaimana dengan tanggapan dari PDIP? Hendrawan Supratikno, politisi senior PDIP terlihat malas menyikapi prediksi-prediksi tersebut. Ia memilih fokus terhadap agenda-agenda partainya. Partai tengah konsentrasi untuk merayakan HUT PDIP ke-48.

Leave a Reply

Top