Gary Quinlan, Duta Besar Australia untuk Indonesia menyerahkan Penghargaan Australia atau Australia Awards, 4 Desember lalu kepada 4 WNI yang pernah kuliah di Negeri Koala tersebut. Penghargaan tersebut untuk kategori Pemberdayaan Perempuan, Alumni Muda Berprestasi, Inovasi dan Kewirausahaan, dan Alumni Terbaik Tahun Ini.
Pemberian penghargaan dilaksanakan dengan cara virtual dilihat ratusan alumni kampus Negeri Koala tersebut. Alumni Australia di Indonesia memberikan andil yang berarti untuk pembangunan Indonesia dan mendukung kedua negeri untuk saling mengerti secara lebih baik.
Alumni Awards merupakan penghargaan paling tinggi yang diberikan kepada alumni Australia yang dipandang sudah mempersembahkan andil teladan pada karier dan komunitas mereka. Baik lewat kerja keras, integritas, dan kepemimpinan yang luar biasa.
Peraih Anugerah Australia Awards
Pada tahun ini, penghargaan pun diberikan pada mereka yang sudah memberikan peran penting dalam pengendalian Covid-19 di Indonesia. Menurut Quinlan, peran kaum alumni jadi amat utama sebab kedua negara bekerja sama lebih erat untuk menanggulangi ancaman Covid-19, membangun lagi ekonomi dan masyarakat yang lebih kokoh dan lebih sehat.
Penghargaan Alumni of the Year 2020 jatuh kepada Herawati Sudoyo. Deputi Direktur di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman tersebut pernah kuliah di Monash University dan University of Sydney. Ia sekarang pun berprofesi sebagai Ketua Komisi Ilmu Kedokteran Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia dan anggota team Ahli Satgas Covid-19 2020.
Penghargaan Inovasi dan Kewirausahaan diberikan kepada Irvan Bastian Arief. Ia adalah Associate Vice President (AVP) Data Science di tiket.com. Irvan merupakan alumni Monash University dan RMIT University. Irvan terkenal sebagai pencipta algoritma pembelajaran mesin RUP dan DA-HOC. Ia sudah 15 tahun ahli komersial pada ranah teknologi, bagian yang ada kaitannya dengan digital dan data, dengan beberapa industri global multinasional progresif di Australia dan Asia.
Untuk kategori jenis Alumni Muda berprestasi jatuh kepada Swietenia Puspa Lestari. Ia merupakan pendiri dan Direktur Eksekutif di Divers Clean Action (DCA). Ia pun ikut serta dalam program kursus kilat yang didanai Pemerintah Australia mengenai penanggulangan permasalahan polusi laut lewat daur ulang.
Swietenia, Pahlawan Laut
Pada 2019 Swietenia dinobatkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti sebagai Pahlawan Laut. Tidak cuma itu, pada 2019, Swietenia terdaftar sebagai seorang dari 100 wanita yang mengilhami dan memiliki pengaruh versi BBC. Ia pun tergolong dalam Forbes 30 Under 30 Asia 2020 pada golongan Wirausahawan Sosial.
Penghargaan Memajukan Pemberdayaan Perempuan diserahkan kepada Lily Yulianti Farid. Ia adalah pendiri dan Direktur Makassar International Writers Festival, dan alumni University of Melbourne yang mendapatkan gelar Master dan Phd lewat beasiswa Pemerintah Australia. Lily merupakan penulis, pengamat, pendidik dan aktivis budaya dari Indonesia. Ia lebih dari satu dekade jadi jembatan yang menyambungkan Australia-Indonesia lewat riset, seni, budaya dan literatur.
Australia masih merupakan salah sebuah negeri tujuan kuliah ke luar negeri paling terkenal untuk pelajar Indonesia. Sebelum Covid-19, ada kira-kira 20.000 pelajar yang mendaftar kuliah ke Australia.