
Beberapa waktu belakangan ini orang nomor satu di Indonesia, Presiden Joko Widodo memberikan pengumuman. Terkait sejumlah tokoh yang akan diangkat untuk menempati jabatan sebagai Duta Besar di berbagai negara. Salah satunya adalah tercatat nama Fadjroel ditunjuk jadi Dubes negara Indonesia untuk negara Kazakhstan yang sekaligus juga untuk Republik Tajikistan.
Awalnya tokoh ini telah menjabat sebagai juru bicara dari Presiden itu sendiri. Hingga beberapa waktu lalu namanya turut tercatat sebagai daftar calon Dubes yang diajukan langsung oleh Presiden kepada DPR. Fadjroel menganggap bahwa hal yang berkaitan dengan tugas yang diberikan kepadanya merupakan sebuah anugerah tak ternilai. Berikut ulasan tentang Fadjroel yang masuk dalam daftar calon Dubes RI:
Mengenal Sosok Fadjroel
Tokoh ini diketahui merupakan seorang pria kelahiran dari Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan. Lebih tepatnya pada tanggal 17 bulan Januari tahun 1964 silam. Sementara jabatan sebagai Jubir kepresidenan diembannya semenjak tanggal 22 bulan Oktober tahun 2019 yang lalu. Beberapa fakta mencatatkan nama dari tokoh ini dalam sejumlah hal.
Diantaranya seperti sempat menjadi seorang tahanan politik saat pemerintahan negara Indonesia masih dalam masa Orde Baru. Fakta lainnya menyebutkan bahwa Fadjroel melayangkan kritik pada pemerintah Orba melalui sebuah gerakan yang dikenal sebagai GLA ITB. Peristiwa itu terjadi tepatnya pada tahun 1989.
Di samping itu masih terdapat beberapa hal yang turut dilakukan oleh seorang Fadjroel untuk menyuarakan kritik menurut pandangannya perihal kebijakan saat masa Presiden SBY. Bahkan di tahun 2009 silam dirinya sempat mencalonkan diri sebagai seorang calon presiden dalam jalur independen. Akan tetapi usahanya tersebut kurang berhasil dikarenakan uji materi Capres independen ditolak oleh pihak MK.
Perjalanan Akademik
Untuk jalur pendidikan yang dilalui Fadjroel ditunjuk jadi Dubes beberapa waktu lalu menyangkut sejumlah hal. Pria yang masuk dalam daftar calon Dubes ini memperoleh gelar Strata 1 atau Sarjana melalui Universitas Indonesia di tahun 1995 lalu dengan gelar Sarjana Ekonomi. Perlu diketahui bahwa sebelumnya tokoh ini juga pernah mencicipi bangku kuliah di ITB Bandung.
Di Institut Teknologi Bandung tersebut Fadjroel mengambil Jurusan Kimia. Akan tetapi saat itu yang menjadi pelajaran adalah dirinya dikeluarkan lantaran aksi yang dilakukannya. Yakni pada tahun 1989 lalu, Fadjroel diketahui ikut terlibat dalam gerakan GLA ITB di tahun itu.
Setelah hal tersebut, Mochtar Lubis selaku jurnalis senior menyarankan kepada Fadjroel untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Indonesia. Tidak hanya sampai disitu saja, Fadjroel juga meneruskan bidang akademiknya hingga memperoleh gelar Magister Hukum Ekonomi melalui perguruan tinggi yang sama. Serta di tahun 2015 lalu Fadjroel juga memperoleh gelar doktor di Universitas yang sama dalam bidang Ilmu Komunikasi.
Pengangkatan
Tidak hanya Fadjroel ditunjuk jadi Dubes Republik Indonesia untuk beberapa negara. Pasalnya terdapat juga nama tokoh lain yang juga tercatat sebagai calon Duta Besar dengan jumlah 33 orang. Hal tersebut dibenarkan oleh Dave Laksono selaku anggota dari pihak Komisi satu DPR. Informasi tersebut disampaikan lewat sebuah pesan pendek saat melakukan konfirmasi perihal sejumlah 33 nama Calon Dubes.
Demikian pembahasan terkait Fadjroel ditunjuk jadi Dubes perwakilan Negara Indonesia untuk Negara Kazakhstan dan juga Republic Tajikistan. Diketahui bahwa perjalanan politik yang telah dilalui oleh tokoh ini memang tidak sebentar. Sebelumnya Fadjroel pernah menyoroti kebijakan pemerintah hingga melontarkan sejumlah kritikan. Bahkan baru-baru ini dirinya diketahui menjabat sebagai Juru Bicara Presiden Joko Widodo.