You are here
Home > Berita Nasional >

PPKM Jawa-Bali Bikin Industri Pariwisata Kian Terpuruk

PPKM Jawa Bali Bikin Industri Pariwisata Kian Terpuruk
Bagikan Artikel Ini

Pengumuman pemerintah berhubungan dengan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) pada 11-25 Januari langsung memukul industri pariwisata. Akibatnya industri pariwisata makin terpuruk.

Menurut Deddy Pranowo Eryono, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHPI), cuma dalam hitungan hari saja, reservasi wisata ke daerah tujuan favorit Yogyakarta dibatalkan sampai 30 persen.

Setelah ada pengumuman PSBB dari pemerintah pusat, wisatawan yang telah reservasi dan wisatawan yang telah mau datang ke Yogya membatalkan. Karena ia takut di daerahnya sendiri ia dapat keluar atau tidak dan di Jogja dapat diterima atau tidak.

Deddy merasa bidang pariwisata dipojokkan dalam peningkatan kasus Covid 19 selama ini. Padahal, terutama di sektor hotel dan restoran verifikasi prokes (protokol kesehatan) yang dilaksanakan pemerintah daerah telah ketat. Begitu pula, ada proses sertifikasi CHSE yang diadakan oleh Kementerian Pariwisata.

Industri Pariwisata Terpuruk, Hotel Restoran Tercekik

Nyaris 10 bulan pandemi menyebabkan pengelola hotel dan restoran merasa tercekik dan terengah-engah. Padahal, mereka tak cukup hanya bertahan, namun pula mesti terus mengeluarkan biaya operasional cukup tinggi. Cuma hotel bintang 4 dan 5 yang kebanyakan masih kuat bertahan.

Pelaku usaha memerlukan relaksasi dari pemerintah untuk dapat bertahan sebab ini amat memukul kita semua.

Walau keadaannya semakin terpuruk, sektor hotel dan restoran dijamin mendukung kebijakan PPKM dari pemerintah. Tetapi PHPI berharap ada relaksasi pajak minimal supaya mereka sanggup mempertahankan properti usaha dan karyawan.

GIPI Dukung Asal Serius

Bobby Ardyanto, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DI Yogyakarta pula memastikan bila pelaku industri ini menunjang langkah pemerintah. GIPI mengharapkan adanya pengawasan penerapan PPKM secara ketat menurut aturan yang telah ditetapkan.

Dengan begitu, apa yang diharapkan lewat pembatasan tersebut bisa mendapatkan hasil. Bila tak sungguh-sungguh, dua sektor ini akan sama-sama menanggung akibat buruknya, yakni sektor kesehatan yang tak terselesaikan dan sektor ekonomi yang malah semakin terpuruk.

Diakui Bobby komunikasi pengurus GIPI Indonesia belum bisa memotret situasi industri pariwisata minimal dalam 3 bulan ke depan. Dari sisi reservasi ataupun potensi bisnis lainnya yang dimungkinkan belum kelihatan sama sekali. Relaksasi merupakan salah satu hal yang diharapkan bersama.

Bobby mengakui bila pasar wisata jadi amat dinamis selama pandemi. Tantangan untuk pelaku usaha ialah mengembangkan produk yang selaras dengan keinginan pasar diselaraskan dengan keadaan yang ada. GIPI menilai langkah ini setiap 3 bulan sekali, mempertimbangkan pasar wisata yang begitu dinamis.

Pembatasan Wisata di Yogya

Pemerintah DI Yogyakarta sendiri ternyata telah menerbitkan aturan baru selaku tindak lanjut keputusan pemerintah pusat berhubungan dengan PPKM. Singgih Raharjo, Kepala Dinas Pariwisata DI Yogyakarta memaparkan pihaknya telah mengeluarkan surat edaran pada Jumat (8/1) untuk pelaku usaha wisata.

Surat edaran tersebut antara lain meminta agar sektor pariwisata memastikan penerapan protokol kesehatan. Yogyakarta pun membatasi jumlah wisatawan yang berkunjung, sebanyak-banyaknya 50 persen dari kapasitas yang ada. Jam operasional pun dibatasi hingga pukul 19.00 WIB. Kemudian membatasi pengunjung restoran maksimal 25 persen, melakukan skrining persyaratan dokumen kesehatan dan mendorong calon wisatawan melakukan reservasi sebelum berkunjung.

Pariwisata nampaknya masih tetap bisa berjalan. Namun lantaran keadaannya memang seperti ini, timbullah kebijakan untuk pengetatan di bidang pariwisata ini.

Menurut Singgih tentang kebijakan relaksasi pajak untuk industri pariwisata, tentunya pemerintah tetap akan memikirkannya di 2021 ini. Ia yakin, Kementerian Keuangan dan Pariwisata akan membuat dan menerapkan berbagai skema guna mengamankan industri pariwisata Tanah Air.

Leave a Reply

Top