Cuitan yang dilontarkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Twitter dianggap mengompori pendukungnya untuk melakukan kerusuhan. Jadi Twitter kunci akun Trump selama 12 jam.
Sebenarnya ini bukan pertama kali Twitter memberikan peringatan kepada Trump. Twitter sudah menghapus tiga kicauan dari akun Donald Trump @realDonaldTrump menyusul kerusuhan para pendukungnya di Gedung Parlemen AS, Rabu (6/1).
Twitter melalui akun resminya menerangkan, akibat dari situasi kekerasan yang belum pernah kejadian sebelumnya dan itu terjadi di Washington, D.C. Maka Twitter hari ini meminta penghapusan tiga tweet @realDonaldTrump yang sudah diposting sebelumnya atas pelanggaran berat dan berulang pada kebijakan Integritas Sipil Twitter.
Ini berarti akun @realDonaldTrump akan dikunci oleh Twitter selama 12 jam setelah Tweet itu dihapus. Apabila Tweet Trump tak dihapus, akun itu tetap akan terkunci.
Alasan Twitter Kunci Akun Trump
Twitter telah mengumumkan kebijakan integritas sipil pada 20 Oktober 2020 lalu dalam blog resminya. Isinya melarang pemakaian layanan Twitter untuk tujuan memanipulasi ataupun mencampuri pemilu maupun proses sipil yang lainnya. Dan ini termasuk mengunggah atau membagikan konten yang bisa menekan partisipasi atau menyesatkan orang mengenai kapan, di mana, atau bagaimana ikut serta dalam proses sipil.
Sebelumnya Twitter, Facebook, dan YouTube telah menghapus salah satu unggahan Presiden AS Donald Trump pada Rabu (6/1) sesudah ia mengajak kepada para perusuh yang menyerbu US Capitol untuk pulang. Namun mengulangi tudingan adanya kecurangan pemilu AS tanpa bukti yang sudah memicu pendukungnya untuk melakukan penyerbuan terhadap gedung parlemen AS.
New York Times juga memberitakan, Twitter pun menghapus dua twit lainnya yang dilontarkan Trump pada Rabu (6/1). Termasuk satu twit yang isinya menyerang Wakil Presiden Mike Pence dan satu lagi yang menyebutkan para perusuh selaku patriot yang hebat.
Dalam video berdurasi 62 detik yang diupload di Twitter, Facebook, dan YouTube Rabu sore, Trump kembali mengulangi klaim tidak berdasarnya kalau pemilihan presiden sudah dicuri.
Menurut juru bicara perusahaan, YouTube telah menghapus video itu. Ia mengatakan bahwa unggahan itu telah melanggar kebijakannya pada konten yang menuding adanya kecurangan pemilih yang masif selama pemilu 2020.
Juru bicara YouTube menyatakan, ia akan mengizinkan pengguna untuk mengunggah kembali video bila video itu berisi konteks edukasi.
Semula Facebook menangani kiriman itu dengan memberikan label yang mengarahkan pengguna ke sumber resmi informasi tentang pemilu. Facebook menulis bahwa AS mempunyai undang-undang, prosedur, dan lembaga yang dibentuk untuk memastikan integritas pemilu AS. Tetapi, Facebook lantas meningkatkan keputusannya dengan menghapus seluruhnya unggahan itu.
Perusuh Dipecat dari Pekerjaan
Sebelumnya, ratusan pendukung Trump menyalakan suar ketika berkumpul di sekitar Gedung Capitol Amerika Serikat di Washington, Rabu (6/1). Ketika itu, Mike Pence, Wakil Presiden AS, memimpin pembukaan sesi gabungan Kongres guna mengesahkan kemenangan Joe Biden terhadap Trump.
Beberapa perusuh yang menyerbu ke Gedung Capitol Amerika Serikat dipecat dari pekerjaan mereka, Kamis (7/1), sesudah detektif internet mempublikasikan jati diri mereka.
Departemen Kepolisian District of Columbia menerbitkan foto orang-orang yang ada dalam bentrok pada Rabu (6/1). Kemungkinan besar mereka akan terkena dakwaan. Enam puluh delapan orang ditangkap sesudah demonstran yang marah menyerbu gedung itu, lalu memecahkan jendela, merusak perlengkapan dan bahkan mencuri perabotan.
FBI (Biro Penyelidik Federal AS) meminta masyarakat untuk membantunya mengenali para perusuh. Ajakan yang mengundang cemoohan di media sosial terkait dengan banyaknya liputan dari peristiwa itu. Termasuk foto selfie yang dikirim oleh peserta dan video pendukung Presiden Donald Trump di beberapa hotel setempat sebelum serangan terjadi.