
Sejak dunia diserang virus corona, semua kegiatan manusia terdampak dan berubah. Tak terkecuali pada bagaimana orang berolahraga. Nantinya, olahraga masa depan tidak akan sama dengan sekarang. Perubahan terjadi pada cara melakukannya, platformnya, dan juga jenisnya.
Yang menarik lagi, olahraga juga akan dilakukan secara digital atau virtual mengingat semakin terbatasnya ruang gerak manusia selama beberapa waktu kedepan. Virus ini masih akan menghantui dunia sampai 2-3 tahun lagi. Jadi, tampaknya olahraga dan industrinya bakal bertransformasi.
New Normal Bagi Dunia Olahraga
Sudah banyak hal yang berubah sejak virus corona menyebar ke seantero dunia. Adaptasi kebiasaan baru mulai diterapkan ketika orang berolahraga. Mulai dari membatasi kegiatan di dalam ruang, pemakaian alat yang sama bergantian, selalu mencuci tangan dan menggunakan hand sanitizer, memakai masker, dan juga menghindari kerumunan.
Sulit rasanya untuk bisa nge-gym bareng lagi bersama teman atau mengikuti kelas Zumba dengan ibu-ibu komplek. Alasannya adalah berkumpul di satu ruangan yang sama berpotensi tertular atau menularkan virus corona. Sekarang, orang lebih memilih berolahraga di ruang terbuka dan sendirian. Kalaupun bersama-sama, maka memakai masker dan jaga jarak harus diterapkan.
Industri olahraga juga sangat terdampak. Yang paling kentara adalah dibatalkannya sejumlah pertandingan sepak bola, basket, bulutangkis, tenis, dan lainnya. Walaupun sekarang mulai ada event olahraga, jumlah penonton sangat dibatasi atau tidak ada sama sekali. Fans hanya bisa menyaksikan tim kesayangan berlaga melalui televisi atau platform-platform streaming.
Yang terakhir ini tampaknya jadi opsi paling memungkinkan walaupun ada pendapat itu sama saja menjerumuskan atlet ke pusaran virus corona. Tentu tidak mungkin menerapkan jaga jarak di lapangan sepak bola atau basket, bukan? Kemudian bagaimana dengan olahraga renang dimana kolam yang sama dipakai secara bergantian bahkan bersamaan. Inilah masalah yang sekarang dihadapi industri.
Bagi pemain, memang terasa hambar dan menjemukan ketika bermain tanpa sorak-sorai penonton. Rasanya seperti main sendiri, menang kalah tidak jadi soal, toh tidak ada yang menonton. Sedangkan untuk pelajar dan masyarakat yang memang butuh olahraga, melakukannya secara mandiri adalah opsi terbaik.
Sport Science Indonesia
Tahun 2020 lalu, Menpora pada Hari Olahraga Nasional mengatakan bahwa sport science adalah olahraga masa depan di Indonesia. Dengan adanya kebiasaan baru yang akan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat, ini adalah pilihan yang paling baik.
Sport science sendiri adalah pendekatan capaian prestasi pada bidang olahraga dengan bantuan iptek. Contohnya adalah pemahaman tentang pemahaman pemenuhan gizi, cara berolahraga di masa pandemi, dan bagaimana olahraga secara virtual. Di Indonesia, yang paling diminati adalah virtual run.
Sebenarnya, lari virtual ini sudah ada sejak 2017 dan semakin booming pasca pandemi. Lewat platform virtual, seseorang bisa berlari dimana saja, kapan saja, dan pada event apa saja. Berbekal aplikasi digital, orang bisa mencatat waktu, jarak lari, dan tema sesuai keinginan. Menarik, bukan?
Nyatanya, banyak perusahaan atau komunitas yang memanfaatkan virtual run untuk kompetisi lari. Jika dulu event-event seperti Eco Run diadakan secara offline, sekarang semua itu beralih ke platform digital yang paling pas untuk kondisi sekarang ini. Karena pada kenyataannya keinginan orang untuk berolahraga tetap tinggi.
Digitalisasi Olahraga Masa Depan
Data terbaru menunjukkan lebih dari 136 juta orang di dunia ini telah terjangkit virus corona dan terus bertambah setiap harinya. Artinya, kebiasaan baru dalam dunia olahraga memang sebuah keniscayaan. Lalu, seperti apa nanti masa depan olahraga? Berikut ini beberapa prediksinya:
1. Olahraga Berbasis Teknologi 5G dan Cloud Computing
Digitalisasi tidak dapat dihindari lagi pada industri olahraga. Nantinya, pada 2024 sekitar 74 persen mobile traffic adalah pada video. Artinya, kebutuhan akan teknologi ini pada provider sangat dibutuhkan karena ada 70 persen rencana launching event olahraga. Ketika nanti diluncurkan, fans akan mendapatkan data secepat kilat dan bisa menikmati pertandingan dengan bantuan 5G VR.
2. E-Sport Rapid Rising
Ini adalah jenis olahraga yang tidak berhenti mencetak pendapatan bahkan selama pandemi dan justru mengalami peningkatan. Diharapkan, pasar ESport bisa membukukan USD 1,5 miliar secara tahunan termasuk dari sponsor dan iklan pada sekitar 600 juta fans global. Olahraga ini juga terus dikembangkan di sekolah-sekolah karena memang industrinya terus berkembang.
Tampaknya, pertumbuhan e-sport tidak akan melambat karena walau tanpa publikasi yang heboh, olahraga ini semakin menjamur. Selama masa karantina atau lockdown saja, League of Legends’ SuperLiga Orange ditonton oleh 283 ribu orang di platform Twitch. Pemain-pemain ESport juga semakin banyak yang artinya pasar semakin luas.
3. Cara Belajar Olahraga di Sekolah Berubah
Kombinasi antara text book dan praktek ke dalam platform digital akan benar-benar terjadi sepenuhnya. Memang ini merupakan sebuah tantangan, namun para pengajar juga harus paham bahwa mereka mengajar anak-anak yang notabene digital natives. Nantinya, bisa saja pelajaran olahraga hanya melalui footage atau simulator.
Nantinya, pemahaman olahraga akan lebih banyak lewat potongan-potongan video. Belajar tetap menggunakan aplikasi seperti Zoom, mTeams, Google Meet, dan yang lain. Walaupun nanti dunia sudah pulih, penggunaan cara digital tidak akan serta merta ditinggalkan oleh sekolah.
4. Sangat Tergantung Pada Streaming
Olahraga masa depan juga akan bergantung pada platform streaming. Dulu, orang sudah puas dengan hanya menonton olahraga di channel tv berbayar. Nanti, itu semua tidak cukup karena fans ingin hal-hal yang lebih spesifik seperti instant replays, multiple views, grafik yang lebih ciamik, bahkan melihat waktu pertandingan. Ini semua bisa didapat dari teknologi streaming melalui jaringan yang kuat.
Tidak dapat dipungkiri, olahraga masa depan akan sangat tergantung pada jaringan internet. Semakin cepat, tanpa lagging, dan dengan kualitas grafis yang baik, tentu orang akan semakin tertarik. Oleh karena itu, semua negara sedang berlomba-lomba meningkatkan kualitas jaringan internetnya. Mereka bersiap menjadi masyarakat 5.0 yang semua kegiatannya nanti berbasis internet.
Olahraga masa depan setelah pandemi memang akan berubah. Yang tetap sama adalah semangat orang untuk tetap berolahraga apapun platformnya. Karena memang tubuh yang sehat adalah sebuah kebutuhan. Dengan bantuan teknologi, berolahraga akan jadi semakin menarik.
Sumber
*https://www.prestosports.com/blog/2020/12/Top_Sports_Trends_for_2021
**https://www.kompas.com/tren/read/2021/04/12/112900465/update-corona-dunia-12-april-10-negara-dengan-kasus-terbanyak-136-juta
***https://digitalsport.co/how-the-covid-19-pandemic-has-created-a-new-breed-of-virtual-event
****https://www.kompas.com/sports/read/2020/09/09/18550048/sport-science-kebiasaan-baru-untuk-masa-depan-olahraga-indoesia?page=all