
Para pemimpin dunia mengecam keras ulah para demonstran pro Donald Trump. Mereka telah menghancurkan Gedung Capitol AS di Washington DC yang tidak ubahnya kuil demokrasi untuk negara itu.
Para demonstran malah berupaya membatalkan kemenangan Joe Biden atas Donald Trump dalam Pilpres 3 November 2020 lalu.
9 Pemimpin Dunia Mengecam Keras Aksi Massa di Capitol
Berikut ini reaksi para pemimpin dunia mengecam keras aksi massa pro Trump, seperti yang dikutip dari Reuters, Kamis (7/1):
Swedia
Perdana Menteri (PM) Swedia Stefan Lofven mengatakan insiden itu sebagai bentuk serangan demokrasi. Jadi Presiden Trump dan beberapa anggota Kongres harus bertanggung jawab terhadap apa yang tengah terjadi. Proses demokratis dalam memilih presiden AS ini mesti dihormati.
Jerman
Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan, musuh demokrasi tentu terhibur dengan adanya adegan kekerasan di Capitol Amerika Serikat itu. Maas juga meminta Trump untuk menerima keputusan pemilih AS. Jadii berhentilah menginjak-injak demokrasi. Maas mengatakan kekerasan itu dikarenakan oleh retorika Trump yang menghasut.
Inggris
PM Inggris Boris Johnson melukiskan apa yang berlangsung di Kongres AS sebagai suatu cela. AS berdiri untuk demokrasi di seluruh dunia dan itu merupakan hal yang utama. Sekarang mesti ada transisi damai dan tertib kekuasaan.
Australia
PM Australia Scott Morrison melukiskan kejadian di Washington merupakan hal yang amat memprihatinkan. Morrison mengutuk tindakan brutal ini. Dinanti peralihan damai ke pemerintahan yang baru terpilih dalam tradisi demokrasi Amerika yang luar biasa.
Kanada
PM Kanada Justin Trudeau menyatakan keprihatinannya pada peristiwa di Washington. Sedangkan Menlu Kanada, Francois-Philippe Champagne mengucapkan, Kanada amat kaget dengan situasi di Washington DC sekarang. Menurutnya, peralihan kekuasaan secara damai merupakan hal yang fundamental untuk demokrasi.
Selandia Baru
Nanaia Mahuta, Menteri Luar Negeri Selandia Baru mengaku bersimpati dan memberi dukungan kepada rakyat Amerika. Kekerasan tak mempunyai tempat dalam menggagalkan demokrasi. Selandia Baru menunggu peralihan damai dari administrasi politik yang menjadi ciri khas demokrasi.
Finlandia
Sanna Marin, PM Finlandia menganggap serangan pada Capitol Hill di Washington DC merupakan masalah yang amat serius dan mencemaskan. Ini memperlihatkan demikian utamanya menjaga demokrasi dengan tegas dan kuat setiap waktu.
Venezuela
Jorge Arreaza, Menteri Luar Negeri mengutarakan keprihatinannya terhadap peristiwa kekerasan yang berlangsung di kota Washington, AS. Dan mengutuk polarisasi politik, berharap rakyat Amerika bisa membuka jalan baru menuju dan keadilan sosial dan stabilitas.
Irlandia
Simon Coveney, Menteri Luar Negeri Irlandia mengatakan adegan di Washington merupakan serangan yang disengaja pada demokrasi oleh petahana dan pendukungnya. Mereka mencoba untuk mengagalkan pemilihan yang bebas dan adil. Dunia sedang menonton! Ia berharap ketenangan bisa secepatnya dipulihkan
Itulah 9 pemimpin dunia yang mengecam keras aksi massa di Gedung Capitol AS..