You are here
Home > Berita Nasional >

Konflik Senjata di Papua: Fakta dan Kronologinya

Konflik Bersenjata di Papua
Bagikan Artikel Ini

Pojokjakarta.com- Terhitung sejak senin (15/02/2021) konflik senjata di Papua antara aparat dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Intan Jaya, semakin memanas kembali. Situasi ini tetap memanas hingga hari kamis ini (18/02/2021).

Hal tersebut membuat banyak warga harus rela mengungsi ke beberapa gereja agar tetap aman dari baku hantam senjata. Mereka akan dikembalikan ke rumah masing-masing apabila situasi sudah aman terkendali.

Awal Mula dan Latar Belakang Meletus Konflik Senjata di Papua

Konflik bersenjata di Intan Jaya, Papua, baru-baru ini mulai meletus pada hari Jumat (12/02/2021). Akibatnya, prajurit satgas Yonif R 400/BR yang bernama Prada Ginanjar Arianda tewas tertembak senapan.

Selain itu, terdapat warga sipil bernama Boni Bagau juga menjadi korban dari kelompok kriminal bersenjata karena diduga antek-antek dari TNI/Polri. Dia tertembak saat berada di perbatasan Distrik Sugapa-Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya, Papua.

Diduga kelompok bersenjata ini melakukan serangkaian serangan yang terus-menerus kepada apparat maupun warga sipil. Saat melakukan aksi, mereka juga sempat mengedarkan selebaran dengan isi ajakan perang terbuka kepada TNI dan Polri.

Kelompok kriminal bersenjata ini berasal dari gerakan Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang menginginkan kemerdekaan mutlak papua. Tentu hal tersebut sangat bertentangan dengan konsep satu negara Indonesia.

Selain itu, isu dari konflik bersenjata juga akibat dari rasisme yang masih kerap kali diterima oleh masyarakat Papua. Tentu hal ini membuat organisasi tersebut semakin geram dan kerap melancarkan serangan.

Akibat Konflik Senjata di Papua: Korban Sampai Warga yang Mengungsi

Akibat konflik senjata di Papua ini, tentu menelan banyak korban juga menyisakan ketakutan bagi warga sekitar. Selain itu, mereka juga tidak bisa bebas berkeliaran di area sekitar rumah dan terpaksa mengungsi ke tempat aman.

Baru-baru ini, akibat pecah konflik pada hari senin (15/02/2021), warga wilayah di Intan Jaya harus mengungsi di gereja katolik St Misael Bilogai. Terhitung sampai saat ini, kamis (18/02/2021) mereka masih bertahan di pengungsian.

Salah satu warga mengaku bahwa karena terjadi kontak antara aparat dan kelompok kriminal bersenjata, akhirnya mereka dibawa ke gereja agar aman dan terlindungi. Selain itu, dia mengatakan bahwa kerap kali bunyi senjata saling berdentuman, membuat takut masyarakat sekitar. Bahkan ketakutan itu menyisakan trauma bagi sebagian warga sekitar.

Setidaknya terdapat warga dari 3 kampung yang berbeda dalam satu pengungsian. Totalnya, sekitar 600 warga yang bertahan dalam satu gereja tersebut untuk mencari situasi aman. Bahkan pemimpin gereja mengatakan bahwa jumlah tersebut terus bertambah.

Selain itu, konflik baru-baru ini juga sudah memakan korban dari anggota TNI yang bertugas. Jika terhitung dari awal pecah konflik antara KKB dengan aparat sejak tiga tahun terakhir, tentu sudah banyak sekali korbannya. Bahkan mencapai puluhan dari kalangan aparat.

Berbagai Upaya yang Sudah Pemerintah Setempat dan Aktivis Lakukan

Kabid Humas Kepolisian Polda Papua menyatakan bahwa sudah terdapat bantuan yang disalurkan kepada pengungsi. Bantuan tersebut juga sudah tersampaikan kepada pengungsi. Namun pihak kepolisian belum bisa memastikan kapan warga akan dikembalikan ke rumah masing-masing.

Selain itu, seorang aktivis bernama Veronica menuliskan pernyataan terbuka di sosial media twitter untuk mendesak PBB yang mengurusi pengungsi (UNHCR) agar bisa membantu para pengungsi tersebut.

Dia menuliskan, kiranya UNHCR bisa menyebrangkan para pengungsi ke Papua Nugini, agar bisa mendapat lokasi yang lebih aman.

Leave a Reply

Top