
Kabar duka datang dari tanah Papua, dua prajurit Kodam Diponegoro ditembak. Mereka gugur dalam bertugas saat operasi keamanan perbatasan Republik Indonesia – Papua Nugini. Dua Tentara Nasional dari Komando Daerah Milite (Kodam) IV Diponegoro yakni Pratu Roy Febrianto dan Dedi Hamdani.
Roy Febrianto berasal dari Infanteri Raider Banteng, sementara Dedi Hamdani berangkat dari Infateri Raider Suhbrastha. Pratu Roy menghembuskan nyawanya saat perjalanan menuju rumah sakit.
Dirinya gugur akibat peluru yang menembus bagian dada kanannya yang dilancarkan kelompok kriminal Bersenjata Papua. Tepatnya, di wilayah Titigi, kelompok separatis bersenjata tersebut diduga bagian dari OPM (namun belum ada bukti mengenai hal ini).
Pratu Roy dan Pratu Dedi Gugur
Praptu Roy sendiri dalam tubuh TNI menjabat sebagai komando kelompok pada senapan 2 di regu tiga. Dirinya ditembak di pos tempatnya bertugas. Versi lain, Praptu Roy ditembak saat bersih bersih sesaat setelah menunaikan sholat Subuh. Ia ditembak dari jarak dua ratus meter dan peluru mengenai dada sebelah kanannya.
Sementara itu, Pratu Dedi, prajurit Kodam Diponegoro ditembak juga dan gugur akibat peluru yang menyasar di bagian perutnya. Dirinya terkena tembakan di distrik Sugapa Lama, Intanjaya saat mengejar kelompok yang diduga menyerang Pratu Roy serta POS TNI Titigi.
Menurut keterangan kolonel Czi IGN Suriastawa, Pratu Dedi ditembak secara membabi buta di ketinggian hutan. Tepatnya hutan yang terletak di antara kampung Sugapa Lama dan Hitadipa. Keduanya kemudian langsung dievakuasi menggunakan heli ke daerah Mimika untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
Almarhum Pratu Roy sendiri dianggap sebagai salah satu prajurit terbaik yang dimiliki kodam Diponegoro. Di usianya yang masih terbilang muda, ia punya banyak prestasi membanggakan.
Tak hanya ditugaskan dalam negeri saja, dirinya ternyata pernah ditugaskan ke luar negeri. Ia pernah mewakili Indonesia sebagai TNI AD di tubuh pasukan perdamaian dunia PBB.
Dirinya juga ditugaskan untuk bergabung dengan pasukan perdamaian Lebanon. Saat itu, sebanyak 400 lebih prajurit yang berasal dari Banteng Raiders memang ditugaskan sebagai Satgas Garuda TNI / UNIFIL.
Kontak Tembak Masih Berlangsung Hingga Minggu, 24 Januari 2021
Setelah memakan dua korban baku tembak yang sebelumnya terjadi juga menewaskan 2 prajurit TNI lagi. Sehingga total Tembakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) memakan empat nyawa TNI yang bertugas. Keduanya adalah Pratu Firdaus yang tewas pada 7 November dan Prada Agus Kurniawan yang gugur pada 11 Januari lalu.
Sementara itu, kontak tembak masih berlangsung di kampung Titigi, Papua. Kontak tembak sendiri terjadi sejak Jumat, 22 Januari 2021 mulai pukul 06.30 WIT. Peristiwa ini terjadi usai Pratu Roy ditembak setelah sholat subuh.
Insiden prajurit Kodam Diponegoro ditembak memang sering terjadi, bukan kali pertama ini saja. Pada 18 Desember lalu, baku tembak juga sempat pecah yang melibatkan aparat TNI dengan Kelompok Kriminal Bersenjata Papua. Entah apa penyebab pastinya, namun menurut versi TNI, anggota KKB melakukan penyerangan terlebih dahulu.
Aparat pun membalas dengan tembakan sehingga terjadilah baku tembak. Pada Desember lalu, satu orang prajurit sempat terkena tembakan dan satu lagi gugur di medan perang. Kini, TNI menutup akses pelarian kelompok tersebut yang kemungkinan menuju Papua Nugini.
Daerah perbatasan tersebut memang rawan kriminalitas dan sudah banyak memakan korban dari kalangan aparat yang bertugas. Aparat juga terus menghimbau agar pos perbatasan Republik Indonesia – Papua Nugini meningkatkan kewaspadaanya. Mengingat aksi seperti ini mungkin akan dilancarkan oleh KKB kembali.