You are here
Home > Berita Nasional >

KKB Papua Semakin Mengkhawatirkan Tembak Guru dan Bakar Heli

KKB Papua
Bagikan Artikel Ini

Mencekam. Itulah yang dirasakan oleh warga Beoga, Papua, dalam sepekan terakhir pasca penembakan seorang guru hingga tewas oleh KKB Papua. Tepatnya tanggal 7 April 2021 kemarin peristiwa berdarah ini terjadi dan membuat gempar. Setelahnya, mereka kembali melancarkan aksi dengan membakar helikopter yang ada di Bandara Ilaga.

Penyerangan dan baku tembak terus terjadi selama keberadaan KKB Papua. TNI dan POLRI menerjunkan personil-personilnya untuk memburu dan menangkap personil kelompok separatis ini. Beberapa dari mereka sudah ditangkap tapi tampaknya masih jauh asa untuk membubarkan mereka.

Dikira Mata-Mata, Guru Ditembak Mati KKB di Papua

Meninggalnya guru tenaga kontrak yang sudah mengajar di SD Klemabeth selama 10 tahun itu membuat keadaan semakin mencekam. Adalah Oktavianus Rayo, pengajar berusia 40 tahun yang harus meregang nyawa karena dikira sebagai mata-mata. Dia memang warga pendatang dan bukan penduduk asli. Namun profesinya sebagai guru murni untuk memberikan pengajaran kepada siswa di Beoga.

Korban ditembak ketika sedang berada di dalam kios di rumahnya. Tercatat ada dua luka tembak jarak dekat yaitu pada bagian perut dan rusuk. Selain Oktavianus, Yonatan Renten yang juga berprofesi sebagai tenaga pengajar ikut terkena tembak pada penyerangan itu namun di lokasi dan waktu yang berbeda. Hal ini disampaikan oleh Junaedi, Kepala Sekolah SMPN 1 Beoga

Sebelum penembakan terjadi, KKB Papua lebih dulu membakar 3 bangunan sekolah dan          perumahan guru yang ada di Beoga. Akibatnya, sejumlah penghuni yang rata-rata berprofesi sebagai pengajar kontrak melarikan diri dan mengungsi di Koramil. Lokasi ini dikepung sehingga Oktavianus dan Yonatan tidak sempat kabur lalu akhirnya tertembak.

Status tenaga pendidik ini memang pendatang dan selalu dicurigai sebagai mata-mata aparat oleh kelompok bersenjata di Papua. Posisi Beoga sendiri berada di Kabupaten Puncak yang memang sulit dijangkau, membuat tidak banyak orang mau mengajar di sana. Peristiwa ini jelas sangat berdampak bagi mental para guru dan murid-murid yang ada.

Penyerangan Berlanjut ke Bandara

Aksi brutal kelompok pimpinan Sabinus Waker ini makin menggila. Sedikitnya empat orang mendatangi Bandara Ilaga. Disana, mereka membakar sebuah helikopter yang sedang terparkir karena sedang dalam proses perbaikan. Lubang besar menganga pada heli tersebut mulai dari bagian kepala hingga ke dalam.

Tak ayal, akibat pembakaran ini juga terjadi baku tembak antara KKB dengan anggota Polri dan TNI. Aksi yang dilancarkan oleh anak buah Sabinus jelas menimbulkan kerugian dan juga menyebabkan situasi jadi tidak kondusif. Motif utama dari penyerangan ini tidak lain adalah untuk mengganggu keamanan yang terus coba diciptakan di Papua.

Helikopter yang terbakar pada peristiwa ini adalah milik PT Ersa Air yang digunakan untuk mengangkut alat-alat berat dari PT Modern. Tidak berhenti sampai disitu, pada lokasi kejadian ditemukan juga sebuah surat bernada menantang. Isinya kurang lebih adalah jika ingin menangkap Militer Murib serta Lekk Gakak Telenggen, mereka ada di Ilaga sini.

Provokasi semacam ini memang kerap dilancarkan oleh KKB. Tujuannya agar aparat terpancing dan melakukan pengejaran ke dalam wilayah kekuasaan mereka. Selain itu, Ilaga tampaknya ingin dijadikan lokasi pertempuran oleh kelompok bersenjata ini.

Ketika penyerangan berlangsung, sedikitnya ada sembilan orang pekerja bandara yang terjebak di lokasi. Namun dikonfirmasi bahwa semuanya sekarang dalam keadaan aman walaupun belum sempat dievakuasi. Mereka mendapat penjagaan dari masyarakat setempat serta AOP.

Sabhinus Waker, Gembong KKB yang Terus Diburu

Pentolan kelompok kekerasan bersenjata ini adalah adik dari Ayub Waker yang lebih dulu tewas di tahun 2019. Bukan sekali dua kali, namun kelompok Waker ini sudah melakukan aksi penyergapan, penyerangan, pemerasan, dan juga pembunuhan. Tidak hanya di Begoa, namun juga beraksi di Banti, Tembagapura, Mimika yang notabene jalur Freeport.

Ditetapkan sebagai DPO, pria ini adalah warga lokal yang tidak memiliki pekerjaan tetap alias serabutan namun kerap melakukan pemerasan. Perampokan juga kerap dilakukan pada lintasan Freeport. Di tahun 2015, kelompok pimpinannya diklaim bertanggung jawab atas penyerangan dan penembakan terhadap anggota Brimob. Buntutnya, satu anggota asal Sulsel meninggal dunia dalam tugas.

Sekarang, satu pleton Brimob yang terdiri dari anggota organik dan Satgas Nemangkawi diterjunkan ke Begoa untuk memburu Sabhinus Waker. Kemabu atau sebutan untuk kelompok yang dipimpin Waker menjadi target utama buruan, tentunya juga menargetkan pentolannya. Selain itu, diterjunkannya personil gabungan ini untuk memberikan rasa aman pada warga setempat.

KKB Papua, Benang Kusut yang Sulit Terurai

Berawal dari OPM atau Organisasi Papua Merdeka yang terbentuk sekitar tahun 1965. Organisasi ini ada karena memang ingin memisahkan diri dan mengakhiri pemerintahan Indonesia di Papua dan Papua Barat. Pada Pepera tahun 1969 juga ada banyak tokoh yang menolak integrasi politik ke Indonesia. Mereka yang tidak setuju ini kemudian bergabung ke OPM.

OPM ingin membuat pemerintahan atau negara sendiri dan sudah menempuh jalur-jalur diplomatik. Karena keinginan ini belum juga bisa terwujud, maka mereka memilih berjuang lewat jalur senjata. Dulu, sebutan para pejuang ini adalah Tentara Nasional Pembebasan Papua Barat, sekarang lebih dikenal dengan KKB.

Yang menjadikan permasalahan ini semakin rumit adalah banyaknya kepentingan dan disebut juga muatan politik. Belum lagi kepemimpinan di KKB yang terus berubah-ubah karena tidak ada struktur yang jelas. Ini membuat proses perburuan dan menghentikan aksi brutal menjadi sulit dan lebih mirip memukul tikus di satu lubang lalu muncul di lubang yang lain.

Kejar-kejaran antara KKB dan aparat tidak pernah berhenti. Operasi demi operasi sudah dilancarkan namun aksi keji dari kelompok bersenjata ini terus ada. Sebelumnya, ada juga KKB pimpinan Egianus Kogoya yang menembak mati 31 pekerja di distrik Nduga ketika sedang bekerja membangun jalan.

Sekarang, semua sedang disibukkan dengan aksi pengejaran kelompok Sabinus Waker yang menguasai daerah Puncak. Mereka kerap berpindah tempat di sekitaran hutan dan pegunungan Tembagapura. Sekalinya beraksi, mereka tidak segan menyergap, merampok, memeras, dan bahkan membunuh.

KKB Papua adalah jelas organisasi separatis yang sangat berbahaya dan mengancam kesatuan dan persatuan Republik Indonesia. Terlepas dari tudingan adanya kekuatan politik yang menggerakkan mereka, atau dukungan senjata dari pihak asing, kelompok ini harus diberantas sampai ke akar-akarnya.

Sumber:

*https://daerah.sindonews.com/read/393380/174/polda-papua-kerahkan-1-pleton-brimob-dan-satgas-nemangkawi-buru-opm-sabinus-waker-di-beoga-1618099471

**https://www.merdeka.com/peristiwa/sepak-terjang-kemabu-kkb-pimpinan-sabinus-waker-buat-resah-di-tanah-papua.html

***https://www.liputan6.com/news/read/4529017/kesaksian-kepsek-smpn-1-beoga-papua-yang-selamat-dari-penembakan-kkb

****https://news.detik.com/berita/d-5529017/ini-tampang-4-anggota-kkb-pembakar-helikopter-di-bandara-ilaga-papua

 

lilik sumarsih
Petualang,photographer dan penulis artikel tentang traveling dan alam liar

Leave a Reply

Top