
Siapa sih di antara kita yang tidak senang shopping atau belanja? Pastinya semua orang senang kan, terlebih para wanita. Tiap-tiap bulannya tentu wajib untuk berbelanja, baik itu belanja makanan, kosmetik, tas, baju dan masih banyak lagi yang lainnya. Terlebih dengan munculnya marketplace yang amat mudah diakses dengan jari kita menjadikan keinginan untuk berbelanja semakin meningkat sehingga jadi gila shopping.
Tetapi, bagi kita yang hobi sekali berbelanja atau gila shopping, entah offline ataupun online, adakah efeknya untuk kejiwaan kita? Dilansir dari laman alodokter, nyatanya hobi berbelanja yang berlebihan bisa mengganggu kejiwaan kita. Berikut ulasan mengenai gila shopping dan efeknya untuk kejiwaan!
Efek Gila Shopping untuk Kejiwaan
Biasanya, belanja merupakan kegiatan rutin yang dilakukan untuk mencukupi kebutuhan. Beberapa orang merasakan belanja sebagai aktivitas yang menyenangkan untuk mengisi waktu luang di antara kesibukan. Tetapi bila seseorang mengeluarkan uang secara terus-menerus untuk berbelanja tanpa memperhatikan keperluan ataupun kondisi keuangannya sehingga menimbulkan pengaruh negatif. Hal itu termasuk pada gangguan kesehatan mental.
Belanja sebagai Bentuk Kecanduan
Peneliti di bidang kesehatan percaya kalau otak manusia mengasosiasikan belanja dengan perasaan seperti melayang. Mirip dengan yang dirasakan mereka yang mengkonsumsi obat-obatan terlarang. Itu alasannya mereka merasakan dadanya orongan untuk belanja lagi dan lagi. Rasa gembira saat berbelanja ini timbul karena tersulutnya hormon endorphin dan dopamin yang bisa menjadikan seseorang merasa senang.
Kecanduan belanja pun bisa disebut compulsive buying disorder (CBD) atau gangguan belanja kompulsif, dikenal pula dengan shopoholisme. CBD diartikan sebagai hasrat yang tidak terkendali untuk membeli barang secara berlebihan dengan jumlah pengeluaran banyak dan menghabiskan waktu. Sehingga cuma menimbulkan pengaruh negatif di dalam hal keluarga dan keuangan. Menurut gejalanya, gangguan ini malahan bisa jadi digolongkan sebagai gangguan kontrol atas dorongan, kecanduan klinis, gangguan obsesif-kompulsif atau gangguan bipolar.
Sama halnya seperti pecandu di bidang lainnya, para pecandu belanja bisa berupaya menyembunyikan masalah mereka. Sebagian penggila belanja berupaya memberi kesan bahwa mereka kaya raya dan memiliki uang yang tak terbatas, padahal nyatanya, utang mereka numpuk. Orang yang menderita gangguan ini biasanya kurang bisa mengerti perasaannya sendiri dan kurang bisa menata perasaan buruk.
Pada sejumlah kasus, penyulut kecanduan belanja berasal dari masalah emosional, gangguan kesehatan mental atau depresi. Kecanduan belanja ini pun bisa berasal dari pengalaman di waktu kecil. Misalnya anak yang tak memperoleh perhatian cukup dari orang tuanya mungkin akan merasa tak percaya diri sebab merasa sebagai orang yang tak penting. Dampaknya, mereka akan tumbuh dewasa dengan membeli barang-barang yang diharapkan bisa menjadikan mereka tak lagi merasa sendirian.
Efek Gila Belanja
Kehadiran banyaknya pusat perbelanjaan, kemudahan berbelanja lewat online/daring, dan kemudahan memakai kartu kredit sehingga seolah-olah makin memfasilitasi kecondongan gila belanja. Dari perspektif psikologi sosial, orang yang tak mempunyai identitas yang kuat condong akan mencari jati diri dan pengakuan lewat kebiasaan berbelanja dengan cara berlebihan.
Bila tak secepatnya mendapatkan bantuan, pecandu belanja bisa kehilangan rumah akibat membayar utang, kehilangan pekerjaan, teman ataupun keluarga akibat utang atau kehilangan kepercayaan terhadap pengaturan uang. Pecandu pun bisa kehilangan kepercayaan dari keluarga atau pasangannya sebab terus-terusan berbohong. Secara emosional, pecandu pun menutup diri dari orang lain sebab tak mau dikritik.
Bila pecandu sudah hingga pada tahap mencuri atau tak sanggup membayar utang, maka kecanduan belanja pun bisa berdampak kepada konsekuensi hukum. Seperti bentuk kecanduan lainnya, sesudah sembuh, gila belanja atau gila shopping pun bisa kembali kambuh. Bantuan dan pendampingan dari orang-orang terdekat amat diperlukan untuk membantu para pecandu ini.
Wow mengerikan juga ya? Ayo mulai kurangi dan rem keinginan berbelanja Anda bila telah mulai berlebihan!