You are here
Home > Ekonomi >

Badai Ekonomi Dunia Bakal Segera Menyerang, Ini Faktor Pemicunya!

Badai Ekonomi Dunia Bakal Segera Menyerang Ini Faktor Pemicunya
Bagikan Artikel Ini

CEO JPMorgan Chase Jamie Dimon perkirakan badai ekonomi dunia akan lekas menyerang. Dia menganjurkan investor agar bersiap menghadapi volatilitas pasar. Sebab, kebijakan moneter The Fed diperketat. Rusia pun terus mengobarkan perang di Ukraina.

Melansir dari Fortune, Dimon memperingatkan di bulan Mei mengenai “awan badai”. Awan badai tersebut membayangi ekonomi Amerika Serikat. Dia melakukan revisi penilaian tersebut pada hari Rabu. Pada acara konferensi tahunan yang disponsori oleh AllianceBernstein.

Badai Ekonomi Dunia Bakal Segera Menyerang, Berikut Pemicunya!

“Saya mengatakan terdapat awan badai, awan badai yang besar. Saat ini merupakan badan,” ujar Dimon.

Ia juga menambahkan bahwa walaupun ekonomi terlihat ‘baik-baik saja’ sekarang ini. Semua orang pun berfikir The Fed bisa menangani masalah ini. Namun, masa-masa sulit tengah berada dalam perjalanan.

“Kami tak paham apakah itu merupakan badai kecil atau Superstorm Sandy. Sebaiknya Anda bersiap-siap,” tutur Dimon.

Ia pun menambahkan, “JPMorgan memperkuat diri kami sendiri, dan kami bakal cukup konservatif terhadap neraca kami.”

Dimon hanya berbicara di dalam metafora cuaca selama konferensi. Ia tidak meramalkan krisis. Di awal Mei, Dimon memaparkan Amerika Serikat hanya punya satu dari tiga kesempatan untuk menghindari resesi karena awan badai ekonomi dunia tersebut.

Di AllianceBernstein, Dimon menghubungkan prediksinya berubah dengan 2 faktor. Faktor tersebut yaitu pengetatan kuantitatif Fed di pasar. Kedua yakni konsekuensi adanya perang Ukraina di pasar komoditas global.

Pengetatan Kuantitatif, Mengacu Terhadap Peraturan yang Mengurangi Ukuran Neraca

Pengetatan kuantitatif ini merujuk terhadap kebijakan yang mengurangi ukuran neraca Fed. Selain itu juga menguras jumlah uang beredar yang tersebar di dalam perekonomian. Di tengah bencana ekonomi di tahun 2008 dan, baru-baru ini, 2020, Fed membalikkan pelonggaran kuantitatif.

“Kami belum pernah punya QT semacam ini, sehingga Anda yang tengah menyaksikan sesuatu yang dapat Anda tuliskan di dalam buku sejarah selama 50 tahun,” ujar Dimon.

“Mereka tak memiliki opsi lantaran terdapat cukup banyak likuiditas di dalam sistem. Mereka perlu hilangkan sejumlah likuiditas guna menghentikan spekulasi, mengurangi harga rumah serta hal-hal semacamnya,” imbuhnya.

“Kami tidak mengambil tindakan yang pas guna melindungi Eropa dari apa yang bakal terjadi pada minyak untuk periode jangka pendek. Kami pun tidak mengambil tindakan yang pas demi melindungi Anda semua dari apa yang bakal terjadi pada minyak 5 tahun mendatang,” Dimon berujar. Artinya, harga bakal terus mengalami kenaikan.

Melansir dari CNBC, pada Minggu lalu, sepanjang konferensi investor untuk banknya, Dimon mengatakan kecemasan ekonominya sebagai ‘awan badai’ yang dapat hilang.

Presentasi dari Dimon beserta para wakilnya di konferensi sepanjang hari tersebut sudah memperkuat saham JPMorgan. Dengan cara memberikan detail yang lebih besar mengenai investasi serta angka-angka terbaru terkait pendapatan bunga.

Akan tetapi, kekhawatirannya terlihat semakin dalam semenjak saat itu.

Sepanjang Tanggapan Pada Krisis Keuangan 2008

Menurut Demon, selama respon terhadap krisis keuangan 2008, bank sentral, bank komersial maupun perusahaan valuta asing merupakan 3 pembeli utama Treasurys AS. Para pemain tak bakal mempunyai kapasitas atau keinginan untuk menyerap obligasi AS sebanyak-banyaknya kali ini, Dimon mengingatkan.

“Itu merupakan perubahan besar di dalam aliran dana yang ada di seluruh dunia, ujar Dimon.”Saya tidak mengetahui seperti apa dampaknya. Namun saya siap untuk, paling tidak, volatilitas yang besar.”

Satu langkah yang bisa diambil bank guna menyiapkan diri untuk menghadapi badai ekonomi dunia yang bakal segera datang yaitu dengan mendorong klien agar memindahkan jenis simpanan berkualitas rendah. Simpanan tersebut bernama “deposito non-operasional”. Klien bisa memindahkannya ke tempat lain, seperti dana pasar uang, misalnya.

Hal tersebut bakal membantu bank untuk mengelola persyaratan modalnya di bawah aturan internasional. Sehingga berpotensi untuk membantu dalam menyerap lonjakan kredit yang macet.

“Dengan seluruh ketidakpastian modal tersebut, kamu harus lekas ambil tindakan,” ujar Dimon.

Bank yang punya ‘neraca benteng’ serta akuntansi konservatif merupakan perlindungan terbaik guna menghadapi badai ekonomi dunia,” tutur Dimon.

adriana
Penulis,suka traveling dan photography

Leave a Reply

Top