
Kabar terbaru datang dari dunia politik internasional dimana menyebutkan bahwa kisruh Afghanistan menimbulkan sejumlah dampak dan peristiwa. Mulai dari bandara dipadati warga yang ingin meninggalkan Kabul lantaran wilayah tersebut telah berada dalam kekuasaan Taliban. Sampai dengan peristiwa kaburnya Ashraf Ghani ke luar negeri sebagaimana yang diberitakan oleh sejumlah media.
Selain itu aksi evakuasi diketahui tengah dilakukan oleh sejumlah negara, diantaranya ada negara Belanda dan tidak terlewatkan Republik Indonesia. Tindakan ini diambil oleh pemerintah Indonesia mengingat keadaan yang semakin tidak terkendali di negara tersebut. Pemantauan telah dilakukan oleh pihak dari Kementerian Luar Negeri terkait hal ini. Berikut informasi mengenai kejadian kisruh yang ada di Afghanistan:
Kronologi
Mohammad Naeem selaku juru bicara dari pihak Taliban dalam bidang politik memberikan pernyataan bahwasanya perang telah selesai. Hal ini diumumkan pada hari Minggu tanggal 15 bulan Agustus 2021 kemarin. Dimana pernyataan terkait, diinformasikan setelah Taliban diketahui berhasil menduduki Kota Kabul selaku ibu kota dari negara Afghanistan.
Peristiwa ini tidak dapat dipisahkan dari perginya pasukan yang berada dalam pimpinan Amerika Serikat. Mulanya penarikan pasukan yang dilakukan oleh pihak USA secara keseluruhan pada tanggal 11 bulan September mendatang. Dimana penarikan ini sebenarnya telah dilakukan dengan cara bertahap terhitung sejak mulai Mei lalu. Hingga semenjak saat itu tercatat 50 distrik berada dalam kendali Taliban.
Proses pemulangan pasukan militer milik USA terjadi dengan cepat, lebih awal dari jadwal yang telah ditetapkan. Sampai pada awal memasuki bulan Juli kemarin pihak militer dari AS memberikan tanggapan bahwa perkembangan dari penarikan pasukan telah mencapai 90 persen. Setelah banyaknya pasukan dari asing yang meninggalkan tanah Afghanistan membuat sebagian wilayah di sana dikuasai oleh pihak Taliban.
Kaburnya Ashraf Ghani
Dari kejadian kisruh Afghanistan ini membuat sang presiden melarikan diri ke luar negeri ketika pihak Taliban mulai menduduki wilayah Kabul. Tentu hal ini membuat sebagian orang merasa geram bahkan marah lantaran dinilai telah meninggalkan rakyatnya dalam situasi yang ketakutan. Diketahui bahwa perginya Ghani tersebut tidak sendirian, melainkan diikuti oleh beberapa anggota dari kabinetnya.
Salah seorang yang menyuarakan kecaman terhadap sikap yang diambil oleh Ghani selaku Presiden dari negara Afghanistan yaitu Abdullah Abdullah. Adapun jabatan yang ditempati oleh Abdullah adalah sebagai seorang ketua dari Majelis Tinggi Rekonsiliasi Nasional. Bahkan ada juga yang menyebutkan bahwa tindakan Ghani tersebut cukup memalukan.
Rencana Evakuasi WNI
Pihak dari negara Indonesia juga tidak tunggal diam akibat dari peristiwa ini. Mengingat sejumlah WNI yang didapati tengah berada di negara tersebut. Maka dari itu pihak dari Kementerian Luar Negeri Indonesia terus melakukan jalinan komunikasi terhadap berbagai macam pihak. Diantaranya seperti pihak dari perwakilan PBB, kemudian juga perwakilan negara asing di negara tersebut.
Prioritas yang diutamakan dalam proses evakuasi ini adalah keselamatan dari para Warga Negara Indonesia. Diantaranya termasuk juga staf KBRI yang tengah bertugas di wilayah Kabul. Walaupun adanya tindakan evakuasi yang dilakukan, misi dari KBRI di Kabul tetap berjalan dengan catatan hanya melibatkan tim secara esensial yang berjumlah terbatas.
Itulah penjelasan terkait peristiwa kisruh Afghanistan yang membuat dampak. Berita Akan kejadian ini pun tersebar luas ke sejumlah negara seperti Indonesia melalui berbagai macam media. Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa pihak pemerintah RI melalui Kementerian Luar Negeri juga tengah melakukan usaha evakuasi. Dimana keselamatan para WNI menjadi hal yang diutamakan dalam proses evakuasi tersebut.