Hunter Biden, putra dari Presiden Joe Biden, mengakui bahwa ia menerima uang dari perusahaan investasi China yang terkait dengan Partai Komunis China (PKC), meskipun ayahnya sebelumnya menyangkal hal tersebut. Dalam sebuah wawancara dengan CBS News yang ditayangkan pada Minggu (4/4/2021), Hunter Biden mengatakan bahwa ia masih memiliki saham di Bohai Harvest RST (BHR), sebuah perusahaan yang ia dirikan bersama mitra bisnisnya pada tahun 2013.
“Saya memiliki saham 10% di sebuah perusahaan yang didirikan dengan seseorang yang sudah saya kenal sejak lama. Tapi saya tidak memiliki saham di PKC. Saya tidak memiliki saham di pemerintah China,” kata Hunter Biden, seperti dikutip dari Fox News.
Pernyataan Hunter Biden ini bertentangan dengan klaim ayahnya saat masih menjadi calon presiden pada tahun 2019. Saat itu, Joe Biden mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarganya yang menghasilkan uang dari China.
“Tidak ada anggota keluarga saya, atau siapa pun yang terkait dengan saya, yang terlibat dalam bisnis apapun di luar negeri ketika saya menjadi presiden. Poin. Poin. Poin,” kata Joe Biden saat berbicara di Iowa, seperti dikutip dari The Washington Post.
Klaim Joe Biden ini juga dibantah oleh buku memoar Hunter Biden yang berjudul “Beautiful Things”, yang akan dirilis pada Selasa (6/4/2021). Dalam buku tersebut, Hunter Biden mengungkapkan bahwa ia melakukan perjalanan ke Beijing bersama ayahnya pada tahun 2013, dan bertemu dengan mitra bisnisnya di BHR, Jonathan Li. Ia juga mengaku menerima berlian berukuran 2,8 karat dari Ye Jianming, seorang pengusaha China yang diduga memiliki hubungan dengan PKC.
“Kami tidak membahas bisnis apapun. Tapi pada akhir kunjungan saya, Ye memberi saya berlian sebagai tanda persahabatan,” tulis Hunter Biden dalam bukunya.
BHR adalah salah satu perusahaan investasi China yang terlibat dalam beberapa kesepakatan kontroversial, termasuk pembelian perusahaan otomotif Amerika Henniges Automotive pada tahun 2015, dan investasi di perusahaan energi nuklir China CGN pada tahun 2014. CGN kemudian dituduh oleh pemerintah AS melakukan spionase industri dan pencurian teknologi nuklir.
Hunter Biden mengatakan bahwa ia tidak mengetahui adanya masalah hukum atau etika yang terkait dengan bisnisnya di China. Ia juga membela keputusannya untuk bekerja dengan BHR, dengan mengatakan bahwa ia memiliki kualifikasi dan pengalaman yang cukup.
“Saya pikir bahwa dalam dunia global saat ini, tidak ada alasan untuk tidak mencari peluang di luar negeri,” kata Hunter Biden.
Namun, keterlibatan Hunter Biden di BHR telah menimbulkan banyak kritik dan pertanyaan dari para penentang politik ayahnya. Mereka menuduh bahwa Hunter Biden menggunakan pengaruh ayahnya untuk mendapatkan keuntungan dari China, dan bahwa Joe Biden tidak tegas dalam menangani isu-isu seperti hak asasi manusia, perdagangan, dan keamanan nasional yang berkaitan dengan China.
“Kami harus bertanya kepada diri kita sendiri: Apakah Presiden Biden akan bersikap tegas terhadap PKC ketika putranya masih memiliki saham di sebuah perusahaan investasi China? Apakah ia akan memprioritaskan kepentingan nasional AS atau kepentingan finansial keluarganya?” kata Senator Tom Cotton, seorang Republikan dari Arkansas, seperti dikutip dari Fox News.
Sumber:
Fox News. (2021, April 5). Hunter Biden contradicts dad’s claim that nobody in family made money from China. Diakses dari https://www.foxnews.com/politics/hunter-biden-contradicts-dads-claim-nobody-family-made-money-china.
The Washington Post. (2019, October 4). Joe Biden says no one in his family will be involved in foreign business if he wins. Diakses dari https://www.washingtonpost.com/politics/joe-biden-says-no-one-in-his-family-will-be-involved-in-foreign-business-if-he-wins/2019/10/04/1a8a0c7c-e6f7-11e9-a6e8-8759c5c7f608_story.html.
CBS News. (2021, April 4). Hunter Biden on his memoir “Beautiful Things” and his struggles with substance abuse. Diakses dari https://www.cbsnews.com/news/hunter-biden-beautiful-things-memoir-substance-abuse/.