Tak semua hubungan itu sehat. Umumnya, orang menginginkan hubungan yang sehat dan bahagia. Tetapi apa daya, sebagian orang terjerat dalam toxic relationship atau sering disebut hubungan buruk.
Barangkali Anda bertanya-tanya, kenapa ada orang yang mau bertahan dalam hubungan yang tak memuaskan mereka malah condong membawa dampak buruk?
Alasan Bertahan dalam Toxic Relationship
Berikut ini 6 alasan kenapa orang bertahan dalam toxic relationship.
- Manusia dapat puas dengan hubungan yang tak memuaskan
Puas pada hubungan yang tak memuaskan umumnya berlangsung pada orang-orang dengan kepercayaan diri yang rendah.
Mereka merasa diri mereka tak menarik dan tak mempunyai banyak perbandingan seperti apakah hubungan yang baik itu.
Orang yang tak mempunyai perbandingan tak akan tinggi-tinggi berharap dari suatu hubungan alias mempunyai harapan yang rendah pada hubungan.
- Tidak Fokus Pada Kekurangan
Suatu riset yang dilakukan pada tahun 2009 silam menerangkan, orang-orang yang memperhatikan kebaikan pasangannya mempunyai kepuasan pada hubungannya.
Tetapi bagaimana mereka dapat melihat kebaikan pasangan di tengah hubungan yang tak menggairahkan?
Gampang saja, mereka menolak untuk melihat segala kekurangan pasangan dan cuma fokus pada kelebihan.
Punya Alternatif Lain
Seseorang dalam toxic relationship dapat mencari pelarian maupun alternatif.
Pelarian itu wujudnya dapat bermacam-macam, misalnya menghabiskan waktu untuk menjalani hubungan yang lain atau pun menyendiri.
Tetapi, bila alternatif itu tak memuaskan, maka orang akan tetap mempertahankan hubungannya.
Kebalikannya bila pelariannya ternyata jauh lebih mengasyikkan, orang akan meninggalkan hubungan buruknya sebab merasakan ada kehidupan baru yang lebih baik.
Manipulasi
Bila pasangan menyadari kita ingin meninggalkan hubungan itu, bisa saja pasangan memakai metode lain maupun manipulasi untuk menjadikan kita tetap bertahan.
Misalnya merayu malahan mengancam bunuh diri ataupun mengancam akan merusak masa depan kita.
- Investasi
Faktor paling sering seorang bertahan dalam hubungan yang buruk ialah karena ia membagi permodalan dengan pasangannya.
Tak cuma soal materi seperti rumah dan harta lainnya, anak pun menjadikan seseorang tetap ada dalam hubungan itu.
Seseorang pun dapat saja bertahan lantaran terlanjur menginvestasikan tenaga, waktu, dan seluruh sumber daya yang dia miliki untuk membina hubungan itu.
- Cinta
Secara psikologis, perbuatan, pikiran, dan perasaan memang bisa saja tidak searah. Dalam kasus ini, seseorang dapat saja berpikiran buruk dan menduga pasangan tidak baik bagi hidupnya, tetapi perasaannya sendiri menolak hal itu.
Orang itu tetap mencintai pasangannya walaupun secara sadar mengetahui dirinya ada dalam hubungan yang buruk.
Semestinya, pertimbangan dengan logika mesti lebih diutamakan untuk mengambil keputusan. Jangan sampai bertahan dalam hubungan yang akan mengakibatkan menderita seumur hidup.
Bila terdapat orang sekitar kita yang mengalaminya, tugas kita adalah membantunya untuk berpikir secara jernih dan mengambil keputusan yang baik dan benar pada hubungannya itu.