You are here

Ketahanan Pangan Indonesia di Masa Presiden Prabowo: Tantangan dan Strategi Nasional

parb
Bagikan Artikel Ini

Ketahanan pangan merupakan salah satu isu strategis yang menjadi fokus utama dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Di tengah dinamika global yang terus berubah, seperti krisis iklim, geopolitik, dan ancaman inflasi pangan, Indonesia dituntut untuk memperkuat sistem pangan nasional yang mandiri, berkelanjutan, dan tahan guncangan. Artikel ini mengulas kebijakan dan strategi ketahanan pangan Indonesia di era kepemimpinan Prabowo serta tantangan yang harus dihadapi.

Mengapa Ketahanan Pangan Menjadi Prioritas?

Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari ketersediaan, akses, dan konsumsi pangan yang cukup, aman, dan bergizi. Dalam visi Presiden Prabowo, Indonesia harus mampu berdiri di atas kaki sendiri dalam hal pangan demi menjaga kedaulatan nasional dan mencegah krisis sosial.

Beberapa faktor yang membuat isu ini krusial:

  • Kenaikan harga pangan global akibat konflik internasional dan perubahan iklim

  • Ketergantungan pada impor beras, kedelai, gandum, dan bawang putih

  • Alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman dan industri

  • Tantangan produksi dalam negeri yang masih rendah dan tidak merata

Kebijakan Ketahanan Pangan Era Prabowo

1. Peningkatan Produksi Domestik

Pemerintah mendorong peningkatan produksi pangan strategis seperti beras, jagung, kedelai, dan daging sapi. Hal ini dilakukan melalui:

  • Penyediaan benih unggul dan pupuk bersubsidi

  • Modernisasi alat pertanian (mekanisasi)

  • Pengembangan kawasan sentra produksi pangan

2. Lumbung Pangan Nasional (Food Estate)

Salah satu program andalan Prabowo adalah pengembangan Food Estate di Kalimantan Tengah, Sumatera, dan Papua. Program ini bertujuan menciptakan kawasan pangan berskala besar dengan sistem pertanian modern dan efisien.

3. Diversifikasi Sumber Pangan

Pemerintah juga mendorong konsumsi pangan lokal non-beras seperti sagu, jagung, singkong, dan sorgum untuk mengurangi ketergantungan terhadap satu jenis pangan.

4. Pembangunan Infrastruktur Pertanian

Pembangunan irigasi, jalan produksi, dan gudang penyimpanan menjadi prioritas guna mempercepat distribusi dan menekan kehilangan pasca panen.

5. Penguatan Kelembagaan Petani

Pemerintah mendukung pembentukan koperasi petani, kemitraan dengan BUMN pangan seperti Bulog dan ID FOOD, serta akses kredit usaha rakyat (KUR) pertanian.

Tantangan Ketahanan Pangan ke Depan

Meski berbagai program telah digulirkan, tantangan ketahanan pangan masih besar, seperti:

  • Perubahan iklim yang mengganggu pola tanam

  • Krisis air bersih dan degradasi tanah

  • Kesenjangan produktivitas antar daerah

  • Lemahnya data pangan dan rantai pasok

Leave a Reply

Top