You are here

Korban Demonstran Myanmar Makin Bertambah Sebab Ditembak

Korban Demonstran Myanmar Makin Bertambah
Bagikan Artikel Ini

Pojokjakarta.com – Kabar baru mengatakan jika ada enam orang tewas, korban Demonstran Myanmar makin bertambah sebab ditembak.  Hal ini tentu merupakan sebuah berita yang sangat buruk dan melukai hati manusiawi. Sehingga, dunia harusnya sedang berduka mendengar kondisi politik sosial Myanmar yang tidak kunjung usai.

Polisi Myanmar benar-benar bertindak dengan tegas dan keras terhadap demonstran. Sehingga korban terus berjatuhan. Setelah sempat beberapa hari lalu, ada mahasiswa usia 20 tahun yang meninggal akibat tembakan ketika melakukan demo untuk menolak kudeta militer Myanmar.

Pasukan Keamanan Mencegat Ambulan

Beberapa saksi mengatakan jika pasukan keamanan yang menjaga sempat mencegat ambulan yang hendak merawat orang-orang yang luka. Namun setelah lama, akhirnya ambulan tersebut dipersilahkan masuk oleh petugas keamanan.

Hal tersebut tentu sebuah tindakan yang tidaklah bisa dibenarkan. Dimana, ambulan dalam misi kemanusiaan tentu harus dihormati dan disegerakan dalam memberikan pertolongan pada seseorang yang sedang mengalami luka ataupun sakit. Apalagi situasinya adalah demo anti-kudeta seperti di Myanmar.

Pendemo Tewas di Beberapa Wilayah

Kabar yang lebih miris adalah, banyaknya korban berjatuhan di berbagai daerah demo. Dimana, tewasnya mereka memang didasarkan atas tembakan sengaja dari polisi. Dikabarkan, polisi memang sengaja menembakkan demonstran yang berkerumun. Sehingga tidak salah jika ada orang yang tertembak atas tembakan polisi tersebut.

Hal tersebut dalam kacamata Hak Asasi Manusia (HAM) tentu merupakan sebuah pelanggaran. Pasalnya, penembakan tersebut memang sengaja diarahkan ke kerumunan. Sehingga jika terkena, maka tidaklah heran.

Lebih Dari 70 Korban Tewas

Dilaporkan sejak kudeta yang terjadi pada tanggal 1 Februari kemarin, ada 70 korban yang tewas karena demo dan gerakan anti-kudeta. Hal ini adalah sebuah hal yang sangat disayangkan bisa terjadi. Karena 70 korban tewas bukanlah sebuah angka yang sedikit.

70 Orang tewas adalah sebuah angka yang fantastis. Sehingga, Militer Myanmar disalahkan dari kejadian tersebut. Karena semua hal ini tidak akan terjadi jika Militer Myanmar tidak melakukan kudeta yang membuat situasi politik, ekonomi, dan sosial Myanmar jadi kacau.

Dari Sini, tidak ada hal yang baik dari sebuah kudeta. Sehingga, mau tidak mau, sebuah negara haruslah menghindari kudeta. Karena konflik berkepanjangan akan menyebabkan rakyat yang menderita dan menjadi korbannya. Pemerintah negara lain seharusnya belajar dengan adanya kejadian ini.

Sehingga, semua pelanggaran HAM yang terjadi pada kudeta Myanmar ini tidak terjadi lagi pada negara lain. Jika niatnya adalah baik, maka seharusnya tidak terjadi korban segitu banyaknya. Bahkan meskipun sudah banyak negara yang mengecam, tetaplah militer Myanmar bersikeras untuk tetap memimpin dan mengendalikan politik Myanmar.

Banyak Negara Lain yang Ingin Myanmar Pulih

Tentu saja, dengan banyaknya korban yang berjatuhan ini, banyak negara yang bersimpati. Mengatakan jika mereka ingin Myanmar pulih kembali seperti dulu lagi. sehingga, tidak ada korban berjatuhan lagi.

Selain itu, Banyak pihak yang mendesak agar Myanmar segera memulihkan demokrasi dan prioritas penguatan ketahanan demokrasi. Sehingga, konflik ini tidak terlalu panjang terjadi dan terus melahirkan korban-korban baru.

Harapan terbaik tentu diharapkan oleh semua pihak. Namun, bagaimanapun kondisi Myanmar saat ini, tentu negara lain tidak bisa mengintervensi terlalu dalam. Mengingat juga, setiap negara memiliki prioritas masing-masing.

Adanya korban Demonstran Myanmar makin bertambah sebab ditembak ini harusnya dijadikan sebuah pembelajaran dan evaluasi. Dalam pelaksanaan bernegara, harusnya rakyat yang disejahterakan, namun jika rakyat yang menjadi korban, maka tujuan itu tentu tidak bisa dipenuhi.

Leave a Reply

Top