Anda berencana untuk berkunjung ke Yogyakarta pada liburan nanti? Bila ada, jangan lupa ya untuk singgah ke Keraton Ratu Boko!
Bagi yang kerap traveling ke Jogja, tentu sudah tidak asing lagi dengan tempat wisata yang satu ini. Ratu Boko tepat sekali untuk Anda yang ingin belajar sejarah sembari menikmati keindahan pemandangan bukit.
Ratu Boko merupakan reruntuhan keraton atau kerajaan. Keraton Ratu Boko dulunya dinamakan Abhayagiri Wihara. Berdasarkan arkeolog, tempat ini dahulunya didirikan oleh Rakai Panangkaran dari Dinasti Syailendra.
Bila berkunjung ke sini, Anda tidak cuma akan menemui kemegahan peninggalan sejarah dari masa lalu, tetapi juga pemandangan alam yang menakjubkan.
Mengintip Keindahan di Berbagai Sudut Keraton Ratu Boko
Anda yang hobi berburu foto di Jogja tentu tahu bila Ratu Boko menjadi salah satu spot unggulan untuk menikmati sunset. Saat matahari terbenam, keraton ini memang terlebih lebih indah, terlebih lokasinya ada di ketinggian.
Akan tetapi bila Anda datang ketika pagi atau siang hari juga, keindahan Ratu Boko tidak akan hilang kok. Terlebih Anda datang ditemani oleh pemandu wisata (tour guide). Anda dapat jalan-jalan sembari sekaligus belajar sejarah.
Gerbang Candi Ratu Boko
Ketika tiba di kawasan objek wisata ini, terdapat istilah Zona 1 dan Zona 2 yang mesti Anda ketahui. Zona 1 ialah kawasan pelataran candi, sementara Zona 2 ialah kawasan taman wisata.
Pesona Setelah Melintasi Gapura Paduraksa
Keraton Ratu Boko memiliki dua gerbang. Yakni gerbang luar yang memiliki ukuran lebih kecil daripada gerbang kedua atau gerbang utama.
Sementara itu gerbang luar terdiri dari 3 gapura paduraksa, yaitu gapura dengan atap penutup, sedangkan gerbang yang lebih besar di dalamnya mempunyai 5 gapura paduraksa.
Gerbang Luar Ratu Boko
Oh iya untuk mencapai ke gerbang ini Anda harus menaiki anak tangga dan berjalan lumayan jauh melewati bagian taman. Alhasil jangan lupa menyiapkan sepatu yang nyaman di kaki sebelum berangkat.
Agak berbelok ke samping kiri dari gerbang (gapura) Anda akan berjumpa dengan sumur suci dan Candi Pembakaran. Pada zaman dulu, kabarnya bangunan dari batu andesit hitam ini digunakan sebagai tempat krematorium.
Candi berupa persegi ini cukup tinggi sehingga Anda perlu waspada ketika menaiki tangga. Dari arah candi ini Anda dapat melihat pemadangan yang lebih luas dari Ratu Boko yang menakjubkan.
Melihat Bangunan Lainnya di Ratu Boko
Sesudah dari Candi Pembakaran, Anda dapat berjalan lebih jauh ke teras keraton yang lebih dalam.
Anda akan menemui paseban, yakni tempat menghadap raja, dan pendopo yang amat megah. Kabarnya di tempat inilah para pejabat zaman dulu menyelenggarakan pertemuan atau rapat.
Dua bangunan ini tempatnya ada di sebelah selatan gapura. Di kompleks ini pun ada istana para putri atau kaputren dan tempat pemandian.
Disamping itu, ada juga yang percaya bahwa di Ratu Boko ada Sumur Amerta Mantana, yakni sumur sakral yang airnya diyakini bisa membawa berkat untuk penggunanya.
Ratu Boko pun mempunyai Gua Lanang dan Gua Wadon yang kabarnya dahulunya dimanfaatkan sebagai tempat untuk melakukan meditasi. Tetapi sekarang, untuk alasan keamanan, khususnya pada masa pandemi, gua ini ditutup untuk para pengunjung.
Tips Berwisata ke Ratu Boko
Kian Anda masuk ke dalam teras kompleks keraton yang lebih tinggi, angin serta udara sejuk khas perbukitan pun kian terasa.
Panorama Keraton Ratu Boko
Tetapi karena umumnya reruntuhan bangunan di Ratu Boko tidak mempunyai atap, Anda tetap mesti mempertimbangkan adanya sengatan panas matahari. Anda dapat memakai topi dan kacamata hitam untuk menangkis cahaya silau.
Selepas itu, tenang saja, keraton ini dikelilingi oleh pemandangan alam yang betul-betul indah. Anda tak akan jenuh memandangi sekitarnya sembari menelusuri setiap bangunan.
Keraton ini terletak di Jalan Raya Piyungan-Prambanan, Gatak, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Provinsi DI Yogyakarta. Dari arah Candi Prambanan, Anda harus berkendara kira-kira 15 menit untuk sampai ke keraton ini.