Menyusuri usia dewasa, remaja mudah menderita gangguan mental. Keadaan ini banyak dipengaruhi oleh kejadian tidak menyenangkan yang lantas mengakibatkan trauma pada seseorang. Apa saja jenis gangguan mental yang sering menyerang anak-anak dan remaja?
Tidak sedikit orang tua yang barangkali tidak menyadari kalau gangguan mental pun bisa diderita oleh anak. Entah dari lingkungan sekitar atau didikan dalam keluarga yang toxic, trauma yang terhimpun sanggup mengakibatkan stres berlebih.
7 Jenis Gangguan Mental yang Sering Menyerang Anak-anak dan Remaja
Berikut ini adalah berbagai jenis gangguan mental yang sering dialami anak-anak dan remaja.
Anxiety Disorders
Gangguan kecemasan atau anxiety disorders ada di urutan pertama penyakit yang paling umum menyerang anak-anak dan remaja. Gangguan yang dicirikan dengan perasaan resah, cemas, dan takut berlebihan ini timbul pada sekitar 32% anak-anak di antara usia 13 sampai 18 tahun. Keadaan ini juga dapat membuat anak menjadi takut pada suatu situasi sampai mengganggu kehidupannya setiap hari.
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
ADHD bisa diketahui dengan keadaan anak yang sulit memusatkan perhatiannya. Anak dengan ADHD condong lebih impulsif dan susah mencapai kondisi tenang ketimbang anak-anak lainnya. Gangguan ini mengenai bagian otak sehingga anak-anak condong menunjukkan sikap hiperaktif. ADHD pada keadaan khusus dapat memengaruhi cara belajar anak bila tidak lekas ditangani.
Conduct Disorder
Kerap melihat anak remaja yang bersifat agresif? Bukan mustahil, keadaan itu termasuk ke dalam salah satu jenis gangguan mental. Conduct disorder kerap dicirikan dengan pola perilaku yang amat agresif dan destruktif pada hewan peliharan, orang lain atau barang miliknya. Mereka pun sudah biasa melanggar aturan-aturan penting di sekolah dan seakan-akan tidak menghiraukan akan aturan itu.
Depresi
Tidak cuma berlangsung pada orang dewasa saja, anak remaja di masa puber juga bisa menderita depresi. Gangguan mood yang kerap timbul pada remaja diantara umur 12 sampai 17 tahun ini, ditandai dengan perbuatan dan emosi yang menjadikan mereka merasa sedih atau kesal sekali. Disamping itu, suasana hati ini pun dapat memengaruhi perasaan dan pikiran, tak terkecuali pola makan dan tidur. Umumnya, emosi yang labil ini berlangsung lebih dari dua minggu.
Psychosis
Gangguan mental psikosis adalah keadaan dimana seseorang kehilangan kontak dengan dunia nyata. Keadaan psikosis ini ditandai dengan beberapa gejala seperti delusi dan halusinasi. Psikosis mengganggu kemampuan remaja untuk ikut serta dalam kehidupan setiap harinya, seperti bermain dan sekolah. Keadaan ini paling kerap muncul pada masa remaja dan dewasa awal. Pada sisi lain, para remaja ini memiliki risiko melanggar HAM.
Gangguan makan
Anoreksia, bulimia, dan gangguan makan berlebih adalah gangguan makan yang sering berlangsung pada remaja dan mempunyai risiko yang bertambah bersamaan dengan meningkatnya usia. Gangguan makan umumnya dialami sebab seseorang terdistorsi lantaran bentuk tubuh yang tak sesuai. Tingginya tingkat stres pada anak dan remaja menjadikan mereka makan berlebihan guna mencari ketenangan dan menyebabkan kenaikan berat badan. Sedangkan, bulimia terjadi kebalikannya di mana anak akan memuntahkan kembali makanan yang telah dimakannya supaya berat badan tidak naik. Gangguan makan umumnya pula disertai dengan depresi dan kekhawatiran.
Bunuh diri
Bunuh diri merupakan penyebab kematian kedua sesudah kecelakaan kendaraan. Biasanya, usaha bunuh diri bersifat spontan atau berhubungan dengan kesepian dan perasaan putus asa. Faktor risiko bunuh diri juga beraneka ragam, bisa lantaran penggunaan alkohol sampai kendala akses perawatan. Media digital juga saat ini sedikit banyak memengaruhi tindakan bunuh diri pada remaja.