You are here
Home > Ekonomi >

Potensi Ekonomi Karbon Indonesia, Pendapatan Hingga Rp 8.000 Triliun

Potensi Ekonomi Karbon Indonesia Pendapatan Hingga Rp 8.000 Triliun
Bagikan Artikel Ini

Potensi ekonomi karbon Indonesia sebenarnya sangatlah besar. Hal ini disebabkan karena Indonesia memiliki hutan hujan tropis yang terbesar urutan ketiga di dunia ini.

Tujuan dari perdagangan karbon di Indonesia ini yaitu untuk menurunkan emisi gas rumah kaca.

Selain mampu menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29 sampai dengan 41% pada 2030. Adanya perdagangan karbon ini juga menjadikan Indonesia berpotensi untuk memperoleh pendapatan tambahan hingga ribuan triliun.

Mengetahui Potensi Ekonomi Karbon Indonesia

Perlu Anda ketahui, jika Indonesia mempunyai potensi pendapatan ekonomi yang cukup besar, yaitu senilai  US$565,9 miliar atau sekitar Rp 8.000 triliun. Ini semua berasal dari perdagangan karbon yang berasal dari hutan, mangrove, serta gambut.

Ada beberapa sektor yang menjadi penyumbang emisi karbon di Indonesia. Antara lain yaitu pertanian, limbah, kehutanan dan lahan, energi dan transportasi, hingga proses industri dan penggunaan produk.

Kini juga telah disiapkan berbagai macam kebijakan yang bertujuan untuk menanggulangi emisi karbon yang ada di berbagai sektor penyumbang emisi karbon tersebut.

Sesuai data yang diperoleh dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Indonesia mempunyai hutan hujan tropis terbesar ketiga di dunia.

Luas area hutan hujan tropis Indonesia yaitu sekitar 125,9 juta hektar. Dengan luas tersebut, maka hutan ini mampu menyerap emisi karbon yang besarnya sekitar 25,18 miliar ton.

Kemudian, untuk hutan mangrove di Indonesia saat ini luas areanya mencapai 3,31 juta hektare.

Dengan luas tersebut, hutan mangrove ini mampu menyerap emisi karbon sekitar 950 ton karbon di setiap hektar. Jadi, bisa dinilai setara dengan 33 miliar karbon untuk semua hutan mangrove di Indonesia.

Tak hanya itu saja, Indonesia juga punya lahan gambut paling luas di dunia, yaitu mencapai 7,5 juta hektare. Lahan gambut ini bisa menyerap emisi karbon hingga 55 miliar ton.

Nah, dari data tersebut bisa kita simpulkan jika total emisi karbon yang bisa diserap oleh Indonesia sekitar 113,18 gigaton.

Jika pemerintah Indonesia mampu menjual kredit karbon dengan harga US$5 pada pasar karbon, maka potensi ekonomi karbon Indonesia bisa mencapai US$565,9 miliar atau setara dengan Rp 8.000 triliun.

Manfaat Perdagangan Karbon

Perlu Anda ketahui, jika tujuan utama dari perdagangan karbon ini yaitu untuk mengurangi emisi GRK atau Gas Rumah Kaca.

Perancangan sistem perdagangan karbon ini sudah dilakukan dengan sebaik mungkin untuk tujuan kepentingan publik domestik. Dengan begitu bisa memberikan manfaat tambahan bagi lingkungan dan sosial.

Sebenarnya manfaatnya cukup banyak. Akan tetapi, semua itu tergantung bagaimana penerapan desain sistem perdagangan karbon tersebut. Dari mulai memperbaiki kualitas kesehatan masyarakat, perubahan penggunaan lahan, ketahanan energi, dan juga penciptaan lapangan kerja.

Potensi ekonomi karbon Indonesia yang besar ini bisa bermanfaat untuk mendukung tujuan kebijakan publik dan mampu menghasilkan pendapatan fiskal.

adriana
Penulis,suka traveling dan photography

Leave a Reply

Top