Fariz RM, musisi lawas yang kembali mendulang kepopuleran berkat peluncuran ulang piringan hitam.
Fariz RM, yang terkenal di dunia musik Indonesia pada zaman 1980-an saat ini tengah menikmati kepopuleran yang meningkat di dunia musik internasional berkat perilisan ulang piringan hitam.
Saat pasar piringan hitam alami peningkatan permintaan, kalangan penikmatnya menghabiskan waktu dan uang untuk mendengarkan lagi bintang musik yang terlupakan di seluruh Asia, tak terkecuali dari Indonesia.
Fariz Rustam Munaf adalah seorang musisi yang lebih terkenal dengan julukan Fariz RM. Ia merupakan musisi ternama di Indonesia pada zaman 1980-an.
Saat itu, baik para anak muda dan dewasa menggemari musik jazz fusion khasnya, yang mencampurkan elemen disko dan samba Brasil.
Saat ini, label rekaman meluncurkan ulang musiknya untuk pendengar angkatan sekarang. Para DJ (disc jokey) dengan teratur memainkan lagu-lagu hits Fariz dengan jenis elektronik. Lagu-lagu hits itu dimainkan di pesta-pesta bawah tanah, mulai dari Jakarta sampai Ibiza di Spanyol.
Fariz RM Diselamatkan dari Ketidakjelasan
Di seluruh dunia, musisi-musisi lawas semacam Fariz RM merasakan kebangkitan kepopuleran berkat melonjaknya peluncuran ulang piringan hitam mereka.
Label rekaman dan kurator musik kian menuangkan sumber daya yang berarti untuk meluncurkan lagi lagu-lagu dari dekade sebelumnya dalam format kaset, CD, piringan hitam, dan bentuk digital, dengan harapan membuatnya sebagai benda kolektor.
Sedangkan sebagian besar pelirisan ulang condong berbentuk album klasik, seperti Abbey Road kepunyaan band The Beatles. Alternatif lain yang terus meningkat ialah rilisan musik tradisional, psychedelia, funk dan musik dari negara-negara berkembang.
Berbagai label lain, seperti Strut Records, Sofrito, Habibi Funk, Soundway Records, mengistimewakan diri pada peluncuran ulang musik-musik Asia, Arab, Latin, Karibia, dan Afrika dari tahun 1950-an sampai 1980-an.
Album yang baik dan patut diluncurkan ulang adalah album yang mengatakan suatu cerita. Sementara itu album yang berjudul Artifacts akan diluncurkan tahun depan. Album itu memiliki tujuan untuk menyoroti kurun kreativitas musik yang menakjubkan di Asia. Tetapi proses pencarian musik yang memiliki nilai sejarah ini dan memperoleh lisensi hak ciptanya adalah hal yang susah.