You are here
Home > Berita Nasional >

5 Alasan TV Analog Dimatikan dan Beralih ke TV Digital

5 Alasan TV Analog Dimatikan dan Beralih ke TV Digital
Bagikan Artikel Ini

Pasti Anda merasa bingung mengapa siaran TV analog di rumah Anda yang nampak cuma gambar semut saja, tanpa adanya suara. Pemerintah, terutama Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo), ternyata sudah ‘menyuntik mati’ siaran TV analog pada 2 November 2022 lalu, tepatnya pada pas pukul 24.00. Apa sih alasan TV analog dimatikan?

Migrasi TV analog ke digital atau juga dikenal dengan sebutan Analog Switch Off (ASO) ini adalah proses transformasi digital di ranah penyiaran. Sebelumnya siaran analog sudah mengudara di Indonesia kira-kira 60 tahun lamanya.

Akan tetapi, apa sih sebenarnya alasan TV analog mesti dimatikan sehingga masyarakat harus beralih ke siaran TV digital? Berikut beberapa alasan TV Analog dimatikan.

1. Tuntutan Internasional

Direktur Penyiaran Direktorat Jenderal Penyelenggara Pos dan Informatika (Ditjen PPI) Kementerian Kominfo, Geryantika Kurnia sebelumnya mengatakan kalau migrasi TV analog ke digital adalah tuntutan internasional.

Seluruh negara ingin pindah migrasi dari analog ke digital. Tuntutan internasional ini ada organisasi ITU (International Telecommunication Union) di bawah naungan PBB yang pada 2007 lalu menyelenggarakan World Radio Conference yang menetapkan frekuensi, termasuk pita frekuensi 700 MHz yang digunakan oleh TV analog ini.

Pasalnya frekuensi TV analog ini amat boros, satu frekuensi bisa untuk satu stasiun televisi, disetujui perlu beralih ke siaran TV digital. Siaran TV digital ini terbilang lebih efisien. Karena satu frekuensi dapat digunakan untuk 6-13 stasiun televisi sekaligus.

2. Kualitas Gambar Siaran TV Digital Dianggap Lebih Baik

Dibanding siaran TV analog, TV digital dianggap mempunyai kualitas gambar yang lebih baik. Di samping menampilkan gambar yang tampak jernih, TV digital pun lebih canggih.

Kualitas gambar jika TV analog terdapat semutnya, bila cuaca bagus maupun gangguan apa kepyur-kepyur. Bila TV digital cling, gambarnya benar-benar bersih, suaranya jernih serta canggih.

3. Konten yang Tersedia Lebih Banyak

Di samping itu TV digital menawarkan banyak konten ketimbang TV analog. Contohnya, dahulu di Kepulauan Riau cuma terdapat enam, tetapi dengan TV digital sekarang ada lebih dari 20 program yang dapat dinikmati. Itu lantaran pada TV analog, satu frekuensi hanya bisa digunakan untuk satu saluran TV, sedangkan pada TV digital dapat digunkan untuk 6-12 saluran TV.

4. Keperluan Ekonomi Digital, Industri 4.0 dan Jaringan 5G

Dengan dimatikannya saluran TV analog dan beralih ke TV digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bisa melakukan penataan frekuensi. Dengan adanya penataan itu maka kini tersedia frekuensi khusus untuk kebutuhan broadband akses internet 5G.

5. Menyediakan Frekuensi Tersendiri untuk Lalu Lintas Kebencanaan

TV digital diklaim dapat digunakan dalam keadaan darurat kebencanaan. Apalagi bencana alam seperti tsunami, gempa bumi, atau gunung meletus. Dalam keadaan demikian, kehadiran frekuensi yang dipersembahkan untuk lalu lintas komunikasi kebencanaan, seperti Early Warning System (EWS) atau sistem peringatan dini kebencanaan sangatlah penting. Menurut Ketua KPID Provinsi Jawa Tengah, Muhammad Aulia Assyahiddin, seperti dilansir dari laman CNBC Indonesia, peringatan bencana akan langsung disampaikan pada televisi masyarakat saat itu juga.

Nah, itu dia sejumlah alasan TV analog dimatikan dan mesti beralih ke TV digital atau memakai STB (Set Top Box).

Leave a Reply

Top