Ini 5 Ciri Social Climber – Hubungan pertemanan sebenarnya mesti didasari dengan rasa ikhlas, bukan lantaran ada tujuan khusus. Tetapi, untuk mereka yang ingin social climber atau panjat sosial, mereka condong menggunakan pertemanan demi mencari pengakuan sosial yang lebih tinggi dari kondisi atau stasus yang sesungguhnya.
Sebelum zaman digital, sesungguhnya fenomena social climber telah terjadi. Tetapi, akibat populernya pemakaian media sosial oleh nyaris setiap orang di kota-kota besar memperburuk keadaaan social climber ini.
Social climber merupakan suatu istilah yang mengacu pada kebiasaan orang yang memamerkan sesuatu barang, kondisi, dan hal yang bisa menaikkan status sosialnya. Tidak sedikit berseliweran di media sosial seperti unggahan konten foto bergaul bareng sosialita maupun orang-orang lainnya yang kelihatan glamor, liburan ke luar negeri atau makan di restoran mewah.
Sebenarnya tidak ada yang salah dari unggahan seperti itu. Andaikan memang bukanlah sesuatu yang bukan dipaksakan, tak mengada-ngada, dan tak dibuat seakan-akan kelihatan lebih kaya ketimbang keadaan yang sesungguhnya.
Umumnya dari para social climber bukanlah kelompok masyarakat dengan kekayaan berlimpah, tetapi merupakan kaum menengah ataupun menengah ke bawah yang berupaya nampak kaya untuk menaikkan status sosial yang sesungguhnya. Atau kehidupan asli mereka kerapkali tak sehebat atau sebaik apa yang mereka perlihatkan di media sosial. Malahan mereka sanggup melakukan apapun untuk masuk ke kelas sosial yang mereka ingini.
Umumnya, mereka cuma akan berteman dengan orang-orang yang dinilai mempunyai level yang sama dan condong menghindari orang-orang yang dinilai kurang mampu. Dengan lain kata, social climber akan selektif dalam berteman. Karena orang-orang yang dinilai dapat membawa keuntungan akan didekati dan kebalikannya.
5 Ciri Social Climber
Berdasarkan sejumlah penelitian, sosial climber adalah penyakit kejiwaan yang membahayakan. Memang tidak seluruh pemanjat sosial mempunyai pola yang sama, tetapi umumnya mereka dapat diketahui dari ciri-cirinya. Yuk kenali ciri ciri social climber berikut ini supaya kamu dapat terlepas dari rasa sakit hati karena membina hubungan dengan orang yang tidak ikhlas.
Merasa Malu Bila Kurang Wah
Umumnya orang yang menderita social climber sering merasa malu bila barang-barang yang digunakannya kelihatan sederhana atau menggunakan barang yang bukan asalnya dari brand terkenal. Pun saat ia betul-betul menggunakan barang branded dengan harga mahal, sering mereka malah memamerkannya lewat akun sosial medianya.
Suka Bergosip
Mereka yang menderita social climber umumnya tidak tahan untuk memberitahumu mengenai beberapa orang penting yang mereka kenal atau orang penting yang dikenali oleh temannya. Umumnya, mereka pun akan mencaritahu apakah kamu pun mempunyai kenalan orang-orang penting yang lainnya yang dapat didekati.
Terkesan Amat Bijak Sekali, Kenyataannya
Social climber dapat dilihat bagaimana caranya ia berbicara atau memposting sesuatu di sosmednya. Mereka sering kelihatan paling tahu dan paling benar. Tetapi pada kenyataannya, apa yang dibicarakan adalah kutipan yang tak ia sebutkan dari mana asalnya. Apalagi saat ia melakukan kesalahan, ia akan lebih pandai untuk menyembunyikannya. Jangan salah, orang dengan ciri seperti itu juga amat mahir bersilat lidah.
Hanya Ada Saat Teman Ada di Puncak
Ciri social climber ini, mereka cuma akan memerhatikan orang lain, tak terkecuali temannya, bila temannya itu ada di puncak keberhasilan. Tetapi, ketika dalam kemunduran, mereka tidak akan menghiraukan. Sebab orang bermental social climber bukan jenis orang yang mau diajak susah. Hal itu akibat takut citranya merosot.
Ingin Terkesan Menginspirasi Orang Lain
Mereka pun akan merasa ternama atau terkemuka cuma karena ia kenal dengan orang-orang terkenal lainnya. Ia akan suka menceritakan sesuatu dengan dirinya selaku pemeran utama, kerapkali apa yang diceritakan merupakan cerita heroik. Padahal, mungkin saja ada beberapa orang yang tahu cerita sebenarnya dan cuma dapat tertawa melihatnya berlaku seperti itu.
Social climber ternyata dapat menjadi penyakit kejiwaan yang membahayakan. Karena penderitanya akan menghalalkan segala cara supaya status sosialnya diakui. Alangkah baiknya jauhi berhubungan dengan jenis orang seperti ini. Bila nyatanya kamu sendiri yang mempunyai hasrat untuk panjat sosial, cobalah ceritakan kepada psikolog supaya hal ini tak berlarut-larut dan tak merugikan orang lain.