Masjid Babah Alun Desari berlokasi di Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan. Masjid tersebut menjadikan destinasi wisata religi yang baru bagi masyarakat sekitar maupun juga yang datang dari luar Kota Jakarta.
Letak masjid tersebut yang berada pada pinggir Tol Depok-Antasari (Desari) menjadikan tempat istirahat atau rest area. Terutama bagi pengguna jalan tol yang datang dari berbagai daerah atau wilayah.
Wisata Religi Masjid Babah Alun Desari
Dengan hadirnya masjid baru tersebut tentu mempunyai makna atau arti tersendiri. Masjid dengan bentuknya yang cukup unik. Tentu akan membuat masyarakat sekitar tertarik untuk mendatanginya. Secara tidak langsung keberadaannya juga mengenalkan Kota Jakarta Selatan kepada masyarakat luas.
Manfaat Adanya Masjid Babah Alun Desari
Pemerintah Kota Jakarta Selatan secara tidak langsung tentu mendapatkan manfaat dengan hadirnya masjid tersebut. Pada kegiatan-kegiatan sosial yang telah dilakukan oleh Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Apalagi lewat adanya santunan-santunan yang diberikan pada bulan Ramadhan serta saat seperti perayaan tahun baru Imlek kali ini.
Pada saat perayaan tahun baru Imlek kali ini oleh pendiri Masjid Babah Alun Desari yaitu Muhammad Jusuf Hamka. Melakukan pembagian angpao kepada para masyarakat dhuafa serta anak yatim.
Manfaat lain yang dirasakan oleh masyarakat sekitar, hal ini menjadikan sumber mata pencaharian yang baru. Masyarakat sekitar dapat bekerja di lingkungan masjid.
Peresmian Masjid Babah Alun Desari
Masjid Babah Alun Desari telah diresmikan oleh Sekretaris Daerah DKI Jakarta yaitu Marullah Matali. Hal itu saat masih menjabat sebagai Wali Kota Jakarta Selatan pada Agustus 2020. Lantas bertepatan dengan Tahun Baru Islam 1442 Hijriyah.
Setelah peresmian masjid tersebut tentu menambah harapan agar menjadikan destinasi wisata religi baru di daerah Jakarta Selatan.
Bangunan Masjid Babah Alun Desari
Masjid telah didirikan di atas tanah sekitar 450 meter persegi. Masjid tersebut terdiri atas tiga bangunan, yakni bangunan utama masjid, gedung serba guna, serta pojok halal.
Pada gedung serba guna yang berada di lantai atas. Sebelah kiri bangunan masjid serta pada bagian lantai dasarnya adalah sebagai tempat wudhu.
Pada sisi kanan masjid tersebut terdapat pojok halal. Pojok halal itu semacam minimarket yang menyediakan beberapa produk makanan dan minuman. Hal itu tentu akan terjamin kehalalannya serta harga pun terjangkau. Pada bagian lantai atasnya yang merupakan kantor dari DKM Babah Alun Desari.
Pada bangunan utama masjid terdiri atas satu lantai yang ditinggikan. Lalu memiliki luas sekitar 200 meter persegi. Ruang shalat yang berada pada lantai dasar memiliki daya tampung mencapai 200 orang. Sedangkan pada bagian lantai atas didesain menyerupai bangunan bundar. Desain itu mengikuti bentuk kubah yang dapat digunakan untuk ruang perpustakaan dan ruang membaca.
Ciri Khas Masjid Ini
Hal yang paling mencolok dari bangunan masjid tersebut, bentuknya menyerupai bangunan etnis Tionghoa. Bangunan yang dilihat dan diperkuat dengan warna merah dominan, warna kuning, serta warna putih gading.
Masjid tersebut juga diperindah dengan ornamen-ornamen negeri Tirai Bambu, yang terlihat pada bagian jendela. Lalu pintu, pilar masjid, hingga jurai luar atap bangunan.
Menurut Muhammad Jusuf Hamka sebagai selaku pembangun masjid, telah mengirimkan sekitar 20 pekerja termasuk arsiteknya ke Xinjiang, China. Hal itu untuk mempelajari secara langsung bangunan asli pada masyarakat setempat.
Pada Masjid Babah Alun Desari memiliki gedung serba guna atau sebutan lainnya balai rakyat. Hal itu tentunya juga dapat dipergunakan oleh masyarakat sekitar selain kegiatan ibadah. Seperti halnya masyarakat yang ingin mengadakan hajatan, pesta pernikahan, atau kegiatan apapun dapat mempergunakannya secara gratis. Namun harus tetap menjaga kenyamanan sesuai dengan tuntunan Islam. Dengan tidak memperbolehkan adanya makanan-makanan haram, alkohol, dan sejenisnya.