
Tim SAR gabungan merasa optimis dapat menemukan badan pesawat dan kotak hitam Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak di sekitar perairan Pulau Lancang dan Pulau Laki wilayah Kepulauan Seribu, pada Sabtu (9/1/21). Lokasi ini merupakan titik terakhir hilang kontak pesawat Sriwijaya Air.
Marsekal Muda TNI Henri Alfiandi, Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) menyatakan titik terang soal keberadaan pesawat menyusul diketemukannya banyak serpihan di dasar laut yang dikira badan pesawat.
Ia optimis pemangku kepentingan ataupun satuan lainnya dapat secepatnya menemukan badan pesawat. Terutama di laut yang mempunyai alat sonar. Kotak hitam (black box) telah dapat ditemukan dengan cepat dan dapat secepatnya menemukan titiknya.
Ditemukan Titik Terakhir Hilang Kontak Sriwijaya Air
Pengamatan telah dilakukan untuk mencari reruntuhan pesawat Sriwijaya SJ-182 tersebut dengan menerbangkan dua helikopter menuju koordinat hilangnya pesawat itu, yaitu 0555 23 LS dan 1063605 Bujur Timur. Ini juga merupakan perkiraan titik terakhir hilang kontaknya Pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak.
Disamping menemukan serpihan Henri pun melihat tumpahan minyak yang diduga asalnya dari pesawat Sriwijaya yang jatuh di selatan Pulau Laki, Kepulauan Seribu. Ia dapat melihat terjadinya anomali perubahan pada kontras warna permukaaan laut. Jangkauannya luas sekali. Diduga itu tumpahan minyak bahan bakar pesawat.
Tim SAR (Search and Rescue) gabungan terus bergerak mencari pesawat Sriwijaya SJ 182 yang jatuh. Pada pukul 10.00 WIB, Tim SAR berhasil menemukan dugaan serpihan pesawat Sriwijaya Air belokasi kira-kira 1,6 mil dari Pulau Lancang.
Hasil penyelaman dari anggota Basarnas Special Group ditemukan adanya serpihan-serpihan dengan diameter nyaris dua meter. Disamping itu, ditemukan pula potongan-potongan tubuh manusia. Kelak puing-puing itu akan dibawa ke KN SAR Wisnu selaku pusat komando pencarian dan evakuasi di perairan antara Pulau Laki dan Lancang Kepulauan Seribu. Lantas temuan akan dievakuasi ke posko yang berada di Dermaga JICT II Tanjung Priok dengan kapal cepat yang tersedia di sini.
TNI AL Kerahkan Armada Laut
Beberapa armada TNI Angkatan Laut dikerahkan ke tempat diperkirakan jatuhnya pesawat di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang wilayah Kepulauan Seribu. Adapun kapal TNI AL yang dikirimkan ke lokasi yaitu KRI Teluk Gilimanuk-531 yang membawa para kru SAR serta awak media. Lalu KRI Rigel-933 miliknya Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal).
Sebelumnya, pesawat terbang Sriwijaya Air dengan nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada hari Sabtu (9/1/21) pukul 14.40 WIB. Pesawat itu diperkirakan jatuh di sekitar perairan Kepulauan Seribu, di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Pesawat Sriwijaya Air jenis Boeing 737-500 tersebut hilang kontak pada posisi 11 mil laut di sebelah utara Bandara Internasional Soetta. Ini terjadi sesudah melalui ketinggian 11.000 kaki dan pada waktu menambah ketinggian pada 13.000 kaki.
Pesawat meninggalkan Bandara Internasional Soekarno Hatta pada pukul 14.36 WIB. Sebenarnya jadwal itu mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya yang seharusnya take off pada pukul 13.35 WIB. Menurut informasi, adanya penundaan keberangkatan tersebut karena faktor cuaca yang tidak mendukung. Sehingga mau tidak mau keberangkatan terpaksa harus ditunda hingga cuaca dirasa cukup aman bagi suatu penerbangan pesawat angkut komersil.
Sementara itu menurut data manifest, pesawat membawa 62 orang yang terdiri dari 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah itu dapat dirinci sebagai berikut; 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi. Sedangkan untuk 12 kru terdiri atas enam kru aktif dan enam kru tambahan.