
Pandemic covid 19 yang hingga saat ini belum berakhir kian memberikan dampak negatif di dunia olahraga, khususnya sepak bola. Benhur Tomi Mano, Ketua Umum Persipura Jayapura bersiap untuk mendapatkan sanksi dari AFC. Sanksi tersebut merupakan buntut atas pembubaran tim Mutiara hitam disaat akan digelarnya pagelaran Piala AFC 2021 maret mendatang akibat bank Papua Hengkang.
Bayang-bayang sanksi tersebut sudah dipahami dengan jelas oleh Tomi Mano. Namun dirinya juga tak dapat berkutik, pasalnya sponsor utama dari tim mutiara hitam, Bank Papua telah mengundurkan diri.
Dengan hilangnya sponsor utama tersebut, tentu saja membuat finansial tim Mutiara hitam sangat kesulitan. Ditengah kejelasan liga yang tak kunjung berjalan, tentu saja semakin memberikan dampak buruk kepada jajaran pemain serta tim Liga 1.
Tak berhenti, Tomi Mano sendiri juga telah menyurati kepada pihak PT. Freeport agar dapat menjadi sponsor utama persipura Jayapura. Namun hingga saat ini belum ada kejelasan perihal permohonan menjadi sponsor utama tim Mutiara hitam.
Selain menyurati PT. Freeport, Tomi juga sedang mencarikan Persipura Jayapura sponsor lainnya yang siap mendukung Tim Mutiara Hitam agar dapat berlaga di kompetisi bergengsi wilayah asia tersebut.
Gagalnya Perundingan Dengan Bank Papua
Persipura sendiri juga masih berupaya keras melakukan pendekatan terhadap Bank Papua agar kembali menjadi sponsor utama mereka. Pihaknya juga meminta Bank Papua berunding bersama membahas perihal perjanjian kerja sama (PKS).
Pembahasan yang dimaksudkan adalah pembahasan mengenai pasal 9 tentang addendum. Dalam pasal 9 tersebut dijelaskan bahwa kedua belah pihak yang sedang terikat dalam perjanjian kerja sama dapat melakukan perubahan ataupun penambahann.
Dengan adanya addendum tersebut diharapkan dapat disetujui dan mendapat persetujuan kedua belah pihak. Sebanyak tiga kali proses pengiriman surat telah dilayangkan kepada pihak Bank Papua.
Namun tak ada respon dari Bank Papua, tentu saja hal ini akan sangat membuat pihak Persipura semakin terpuruk. Dengan tidak adanya kejelasan tersebut, mau tidak mau, akhirnya manajemen Persipura Jayapura akhirnya membubarkan Tim Mutiara Hitam.
Gagal Tampil di AFC
Persipura sendiri sebenarnya akan melakoni partai play off di ajang piala AFC 2021. Kesempatan persipura jayapura pun terlihat bagus. Namun dengan perginya sponsor membuat persipura terancam batal mengikuti ajang bergengsi tersebut.
Dengan kekosongan sponsor membuat finansial tidak memadai hingga akhirnya saat ini telah diambil keputusan untuk membubarkan tim Persipura Jayapura menyusul Madura United yang telah membubarkan diri sebelumnya.
Keinginan skuad yang berada dibawah asuhan Jacksen F Tiago tersebut harus pupus. Tanggungan beban gaji pelatih dan jajaran staff membuat finansial tim tidak cukup. Sebelumnya Boaz dkk sangat optimis untuk menatap gelaran AFC, namun semua telah kandas akibat bubarnya tim. Sempat terjadi polemic yang mencuat disaat pembubaran tim persipura jayapura.
Benhur mengatakan bahwa PSSI sendiri dinilai kurang mengerti terkait aturan pendanaan sponsorship sehingga membiarkan Bank Papua dapat menarik diri sebagai sponsor tim Mutiara hitam.
Diketahui bahwa Bank Papua memiliki sisa sponsorship senilai Rp5 miliar. Nominal tersebut akan digunakan sebagai dana bagi gaji serta staff. Namun pihak dari Bank Papua enggan untuk memberikan dan sisa sponsorship tersebut.
Jajaran manajemen dari persipura sendiri hingga saat ini tak dapat memberikan kepastian kapan tim akan kembali dikumpulkan bersama. Dengan tidak adanya sokongan dana di masa pandemic jelas membuat finansial dari persipura semakin tidak ada titik terang.
Segala aktivitas telah dihentikan hingga ada kepastian sponsor bagi tim Mutiara hitam. Perihal pembubaran tim persipura jayapura sendiri disampaikan secara resmi melalui akun Instagram persipura jayapura. Dengan mundurnya Bank Papua sebagai sponsor membuat tim Mutiara hitam kesulitan dana sehingga tak dapat menggaji para staf dan pemain.