Kerapuhan organisasi dan kepemimpinannya membuat siapa saja bisa melakukan kudeta, termasuk yang saat ini sedang gencar yaitu kudeta di partai Demokrat. Kepemimpinan AHY (Agus Harimurti Yudhoyono), yang merupakan ketua umum partai Demokrat berada di tanjung tanduk saat ini. Upaya kudeta tersebut mulai tercium sejak Desember 2020 lalu.
Partai bentukan SBY (Susilo Bambang Yudhoyono ) ini tengah mengalami konflik internal. Sang putra kandungnya yang juga merupakan Ketua Umum Partai Demokrat akan segera dilengserkan. Hal ini tentunya menyedot perhatian publik dan beberapa pemerhati politik pada salah satu partai besar di Indonesia ini.
Kronologi Kudeta Partai Demokrat
Sebagaimana diungkapkan oleh Heru Khaeron, ketua Badan Pembina Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan DPP Partai Demokrat, yang menyatakan telah mengetahui rencana kudeta tersebut sejak sebulan yang lalu. Pergerakan tersebut mulai terlihat serius sejak adanya pertemuan-pertemuan para oknum pada bulan Januari.
Pada akhir Januari, pemberitaan mengenai rencana penggulingan terhadap Agus Harimurti Yudhoyono mulai mencuat dan ke Dewan Pimpinan Pusat. Heru Khaeron, yang lebih akrab disapa Hero ini juga menambahkan bahwa pergerakan tersebut tidak datang dari pihak internal saja tetapi juga pihak internal pun turut andil dalam upaya penggulingan atau kudeta terhadap AHY.
Setelah mengetahui pemberitaan tersebut mencuat ke Dewan Pimpinan pusat, Agus Harimurti Yudhoyono melakukan konsolidasi dengan seluruh kader partai Demokrat atas kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono( AHY). Hasilnya cukup memuaskan, seluruh kader mendukung 100% kepemimpinan AHY (Agus Harimurti Yudhoyono).
Meskipun demikian, sebelumnya ada paksaan dari para oknum untuk menyetujui dan menandatangani berita acara kudeta AHY. Hal tersebut disampaikan oleh salah satu kader, yang dimintai kesaksian atas rencana kudeta AHY, sehingga kabar tersebut mencuat ke pusat. Hal tersebut merupakan bukti kuat adanya keterlibatan pihak eksternal dalam kudeta ini.
Jokowi Tidak Ingin Ikut Campur
Informasi mengenai kudeta tersebut sampai juga ke Istana kepresidenan. Bahkan AHY mengirimkan surat resmi kepada presiden Jokowi dan mengungkapkan adanya orang dekat Jokowi yang ikut terlibat terhadap kudeta tersebut. Hal tersebut disampaikan oleh Jubir Kepresidenan, Pratikno. Sementara pihak Jokowi sendiri tidak menanggapi surat tersebut.
Sikap Jokowi yang tidak ingin terlibat terlalu banyak dikarenakan konflik yang terjadi pada partai Demokrat merupakan permasalahan internal. Dengan demikian, Jokowi tidak ingin ikut campur terlalu banyak. Bahkan keengganan Jokowi untuk ikut terlibat terlalu banyak disampaikan oleh Juru Bicara Kepresidenan, Pratikno. Keunggulannya terlibat banyak dikarenakan alasan internal.
Sementara dari sisi AHY sendiri mengungkapkan maksud dan tujuannya mengirimkan surat secara resmi ke presiden Jokowi karena adanya dugaan keterlibatan orang Jokowi untuk menggulingkan AHY. Dengan demikian, pihak AHY sendiri hanya membutuhkan klarifikasi dari Jokowi akan dugaan tersebut. Namun Jokowi tidak memberikan penjelasan apapun kepada Agus Harimurti Yudhoyono.
Sebagaimana dilansir oleh cnn.com, Pratikno selaku juru bicara kepresidenan menjelaskan bahwa Jokowi tidak ingin terlibat terlalu banyak dikarenakan konflik internal seharusnya sudah diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga partai Demokrat, sehingga tidak perlu mencuat ke permukaan, terlebih menyeret nama presiden Jokowi.
Sebagai salah satu partai besar di Indonesia, sepak terjang partai demokrat cukup berpengaruh. Demikian juga kudeta di partai Demokrat, menjadi sorotan banyak pihak. Terlebih setelah AHY menduga orang terdekat Jokowi pun ikut terlibat. Maka dari itu, AHY pun melayangkan surat resmi pada Jokowi, namun Jokowi tidak memberikan tanggapan apapun.