
Pada dasarnya jumlah dan jenis makanan yang ada di muka bumi ini memang beragam. Proses pengolahan yang dijalani pun hingga siap dimakan dan sampai berbentuk limbah bisa dikatakan cukup panjang. Untuk itu diperlukan usaha mengkonsumsi makanan rendah emisi karbon sebagai upaya langkah ramah terhadap lingkungan. Misalnya saja yang terjadi pada orang yang mengkonsumsi satu butir telur.
Faktanya diketahui bahwa telur tersebut mampu untuk melepaskan sekitar lebih kurang 260-330 gram zat CO2. Pasalnya proses yang dilalui oleh telur hingga siap dimakan harus melalui banyak tahapan. Misalnya seperti saat telur masih dalam wilayah peternakan diperlukan suhu panas dengan kadar tertentu. Berikut beberapa informasi mengenai tips supaya makanan yang dimakan tergolong rendah terhadap emisi karbon:
1. Menanam Sendiri
Langkah pertama yang dapat ditempuh supaya makanan rendah emisi karbon dari yang dikonsumsi sehari-hari adalah dengan menanamnya secara mandiri di pekarangan rumah. Pasalnya dengan menanam dari bibit sampai dengan tanaman mengalami pertumbuhan hingga siap dikonsumsi, penanam mengetahui sendiri prosesnya.
Di samping hal itu orang tersebut dapat memastikan sendiri bahwa bahan makanan yang akan disantap tidak mengandung pestisida. Serta nilai tambahnya adalah dinilai lebih sehat dan juga harga lebih terjangkau karena hanya membutuhkan biaya untuk membeli bibit dan juga perawatan tanaman.
2. Menghindari Makanan Kemasan Yang Sudah Diproses
Sebisa mungkin saat mengonsumsi makanan pilihlah bukan makanan kemasan yang ternyata telah diproses sebelumnya. Hal ini dikarenakan jenis makanan tersebut mempunyai jejak kandungan karbon yang terbilang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan makanan yang masih segar.
Beberapa sebab memang melatar belakangi makanan kemasan yang telah dilakukan pemrosesan. Seperti misalnya telah dilakukan pemotongan, proses pengeringan, ada juga pengasinan serta pengawetan dan lainnya. Bahan sebagian diantaranya ada yang ditambahkan zat pengawet maupun pemanis buatan.
3. Memilih Kemasan Yang Bisa Daur Ulang
Pemilihan akan kemasan makanan memang dapat berpengaruh terhadap makanan itu sendiri. Seperti halnya kemasan produk yang menggunakan bahan plastik tidak sepenuhnya buruk. Asalkan plastik tersebut mampu untuk dilakukan daur ulang.
Ini dinilai lebih baik jika dibandingkan dengan produk makanan yang dikemas menggunakan bahan timah dan juga gelas. Dikarenakan bahan plastik tergolong lebih ringan dalam hal pengangkutan transportasinya jika dibandingkan dengan kedua bahan tadi. Secara tidak langsung ringannya proses angkut ini juga berpengaruh terhadap menurunnya jumlah emisi karbon.
4. Tidak Membuang-buang Makanan
Salah satu tindakan yang ternyata turut mempengaruhi tingkat zat emisi karbon adalah sisa dari bahan makanan yang dikonsumsi sebagian besar warga. Bahkan berdasarkan data yang dimiliki oleh FAO menyatakan bahwa terdapat makanan produksi yang diketahui terbuang sebesar 1.6 miliar ton setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut 1.3 miliar diantaranya tergolong masih layak makan.
5. Mengurangi Konsumsi Daging
Dari penelitian yang telah dilakukan oleh pihak EWG mengenai emisi gas karbon yang diperoleh dari bahan makan konsumsi sehari-hari. Kemudian dilakukan perbandingan dengan gas yang dihasilkan oleh beragam kendaraan terutama yang bersifat pribadi. Hasil yang didapatkan dari bahan makanan sebagai penghasil emisi karbon terbesar ditempati oleh daging domba dan sapi.
Demikian pembahasan mengenai beberapa tips yang bisa dilakukan agar makanan rendah emisi karbon dapat dikonsumsi dalam menu sehari-hari. Ulasan di atas dapat menjadi referensi ketika mencari solusi pilihan makanan yang bisa ramah lingkungan. Beberapa diantaranya dinilai lebih sehat dan juga terjangkau dalam segi biaya seperti bahan hasil menanam di halaman rumah.