Kabar tentang saham DCII meroket sempat mewarnai pemberitaan sejumlah media tanah air dan membuat para trader mulai memperhatikan emiten ini. Diketahui bahwa perusahaan tersebut termasuk baru saja melantai di bursa efek Indonesia yang terjadi sekitar awal tahun ini. Dengan kisaran harga tawar per satu saham mencapai nominal IPO Rp 420 yang terjadi pada tanggal 6 bulan Januari lalu.
Terhitung semenjak melakukan perdagangan pertama kalinya di hari tersebut. Langsung saja perusahaan ini memperoleh ARA sesudah mengalami kenaikan sebesar 25 persen hingga menduduki posisi Rp 525. Berikut jajaran informasi mengenai meningkatnya saham milik PT DCI Indonesia dengan nominal yang cukup fantastis:
Lonjakan Saham Mencapai Ribuan Persen
Tercatat bahwa sampai pada waktu penutupan yang dilakukan pada tanggal 4 bulan Juni kemarin. Kisaran harga saham yang dimiliki oleh perusahaan DCI Indonesia ini telah mengalami lonjakan yang mencapai 4.423,81 persen. Dari kenaikan tersebut maka menempatkannya pada posisi nominal sebesar Rp 23.750.
Dengan capaian berupa kenaikan yang bisa dibilang cukup fantastis pun juga termasuk apabila dilakukan perbandingan dengan saham milik dari Bank Jago. Tidak lain merupakan salah satu emiten yang juga tergolong cukup moncer pada waktu belakangan ini.
Hal itu bermula ketika dua orang bernama Jerry Ng dan juga Patrick Waluyo melakukan akuisisi lewat sebuah perusahaan dengan nama PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia. Hal itu dilakukan oleh dua orang tersebut pada tahun 2019 lalu dengan harga saham milik ARTO, yang merupakan nama lain dari perusahaan Bank Jago.
Juga tengah mengalami kenaikan mencapai 9.843,90 persen. Dengan nilai nominal per sahamnya sebesar Rp 130, sampai pada waktu penuturan tanggal 4 kemarin meningkat jadi Rp 11.875 setiap sahamnya. Akan tetapi jika berdasarkan year to date lonjakan yang dialami oleh perusahaan ini hanya sekitar 237,71 persen saja di tahun ini.
Dirut INDF Memborong Sahamnya
Dari keadaan yang dialami oleh saham DCII meroket sesudah Anthoni Salim selaku Direktur utama dari perusahaan bernama PT INDF memborong sahamnya. Kejadian tersebut berlangsung pada hari Senin tanggal 31 bulan Mei lalu. Dimana dirinya telah melahap saham emiten yang diketahui tengah bergerak dalam bidang usaha teknologi sebesar 192,74 juta saham.
Usaha teknologi tersebut diketahui mempunyai kode DCII. Dari jumlah demikian, kisarannya setara dengan 8,09 persen dari total keseluruhan modal yang dimiliki oleh perusahaan DCI Indonesia. Anthoni juga menambahkan bahwa tujuan diadakannya transaksi menurutnya merupakan sebuah investasi dalam sektor teknologi.
Selain hal itu, pada hari Rabu tanggal 2 bulan Juni, Anthoni juga memberikan penjelasan mengenai harga saham yang ditetapkan untuk DCII. Yakni patokan harganya mencapai Rp 5.277 untuk setiap sahamnya. Dengan kata lain Dirut tersebut telah menggelontorkan dana yang dimilikinya sampai pada Rp 1,02 triliun demi melakukan transaksi tersebut.
Dimana diketahui bahwa saham milik perusahaan DCII itu melonjak di tanggal terjadinya transaksi. Besaran kenaikan mencapai 19,8 persen, dari yang mulanya senilai Rp 11,475 mengalami peningkatan hingga menjadi Rp 13.750. Sesudah itu pun saham tersebut terus mengalami kenaikan hingga Rp 23.750 atau bisa juga dikatakan 4.423,81 persen semenjak mendarat di BEI.
Itulah informasi mengenai saham DCII melonjak bahkan mencapai ribuan persen. Dimana diketahui bahwa perusahaan DCII tidak hanya menunjang akan aktivitas dalam satu bidang saja. Melainkan beberapa bidang juga turut ditunjang seperti halnya digital forensik, ada juga jasa komputer, manajemen insiden. Tidak lupa juga terdapat konsultasi manajemen serta aktivitas usaha di bidang lainnya.
