Facebook dan Twitter menghapus jaringan akun “tidak autentik” yang menyebarkan pro-AS.
pesan tentang perang Rusia di Ukraina kepada audiens di Timur Tengah dan Asia, menurut laporan hari Kamis. Akun-akun di Facebook, Twitter, dan Instagram menyebarkan pesan pro-Barat dari outlet yang didanai pemerintah di AS, termasuk Voice of America dan berbagai outlet militer , menurut Washington Post.Sementara Facebook telah mengambil tindakan terhadap banyak kampanye disinformasi Rusia, Cina, dan lainnya, itu adalah pertama kalinya perusahaan itu menghapus grup fokus asing yang mempromosikan pandangan AS, Facebook mengkonfirmasi ke Post.
Kampanye tersebut dilaporkan menggemakan dorongan serupa dari Rusia,
menggunakan profil dengan foto palsu atau yang diubah untuk meningkatkan tren tagar dan sebaliknya memengaruhi narasi online. Akun tersebut membagikan artikel yang mengutuk invasi Rusia ke Ukraina dan menyatakan bahwa pasukan Rusia telah melakukan kejahatan perang terhadap warga sipil di negara itu, antara lain.
Aturan dari raksasa media sosial melarang kampanye online terkoordinasi menggunakan akun tidak autentik, terlepas dari pesan yang disebarkan.
Tindakan keras itu dilakukan ketika Twitter terlibat dalam pertempuran hukum dengan miliarder Elon Musk atas prevalensi bot, spam, dan akun palsu lainnya di platformnya. Musk menarik diri dari kesepakatan untuk membeli raksasa itu bulan lalu setelah menuduh bahwa Twitter telah meremehkan jumlahnya.
Mantan kepala keamanan Twitter Peiter “Mudge” Zatko juga mengajukan pengaduan whistleblower Selasa menuduh bahwa Twitter tidak memiliki motivasi atau kemampuan untuk secara akurat menilai berapa banyak akun palsu yang ada di platformnya.Twitter sekarang menggugat Musk dalam upaya memaksanya untuk menindaklanjuti pembelian senilai $44 miliar.
