Debat capres-cawapres merupakan salah satu instrumen penting dalam proses demokrasi di Indonesia. Debat ini menjadi sarana bagi para calon presiden dan wakil presiden untuk menyampaikan visi, misi, dan program kerja mereka kepada publik. Selain itu, debat capres-cawapres di Indonesia juga menjadi sarana bagi publik untuk mengevaluasi dan membandingkan para calon pemimpinnya. Debat capres-cawapres di Indonesia telah diselenggarakan sejak tahun 2004. Pada saat itu, debat capres-cawapres diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam dua kali pertemuan. Tema yang dibahas dalam debat tersebut adalah masalah-masalah politik dan ekonomi. Tujuan Debat Capres-Cawapres Sejak tahun 2014, debat capres-cawapres diselenggarakan dalam lima kali pertemuan. Tema yang dibahas dalam debat tersebut mencakup berbagai bidang, seperti politik, ekonomi, hukum, pertahanan dan keamanan, serta hubungan internasional. Debat capres-cawapres di Indonesia memiliki beberapa
Tag: Capres
Tips Memilih Calon Presiden bagi Pemilih Pemula
Memilih calon presiden merupakan tanggung jawab penting dalam proses demokrasi. Bagi pemilih pemula, proses ini mungkin terasa rumit dan membingungkan. Namun, dengan memahami beberapa tips penting, pemilih pemula dapat membuat keputusan yang informasional dan bijaksana. Lantas bagaimana tips memilih calon presiden bagi pemula? Berikut adalah beberapa saran untuk membantu pemilih pemula dalam memilih calon presiden. Yuk simak tips memilih calon presiden di bawah ini! Pelajari Latar Belakang Calon Sebelum memutuskan, penting untuk memahami latar belakang calon presiden. Pelajari riwayat hidup, pendidikan, dan pengalaman kerja mereka. Mengetahui bagaimana calon mengelola tanggung jawab sebelumnya dapat memberikan gambaran tentang kemampuan kepemimpinan mereka di masa depan. Latar belakang dan rekam jejak calon bisa menjadi indikator kuat tentang nilai-nilai dan komitmen mereka. Kenali Visi dan Misi Calon Setiap calon presiden
Anies Gandeng Cak Imin Sebagai Cawapres: Demokrat Tak Terima
Peta politik Indonesia kembali dihebohkan dengan kabar tentang kemungkinan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) yang akan bertarung dalam Pemilihan Presiden 2024. Salah satu peristiwa menarik adalah langkah Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, yang dikabarkan menggandeng politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar, yang akrab disapa Cak Imin, sebagai calon wakil presidennya. Namun, kabar Anies gandeng Cak Imin tersebut tidak diterima dengan baik oleh Partai Demokrat, yang memunculkan dinamika baru dalam kancah politik tanah air. Keharuan Dalam Kombinasi Pasangan Capres-Cawapres Anies Baswedan, sebagai sosok yang memiliki popularitas tinggi di tanah air, terutama di kalangan muda dan urban, diyakini memiliki potensi besar untuk mencuri perhatian dalam pertarungan pemilihan presiden. Kemitraannya dengan Cak Imin, seorang politisi berpengalaman dan memiliki basis dukungan di
Elektabilitas PKS Meroket, Sayang Tidak Punya Capres
Ketetapan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) jadi oposisi tunggal di Senayan akhirnya berbuah manis. Elektabilitas PKS meroket di sejumlah survei. Sayang, hal ini tidak berbanding lurus dengan bursa calon presiden (Capres) potensial dari partai berlogo bulan sabit mengapit padi itu. PKS tidak punya Capres dari partainya sendiri. Hal ini diaminkan Mardani Ali Sera, Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS. Ia memastikan bahwa partainya tidak akan melewatkan kontestasi Pilpres 2024. Dan tidak lama lagi nama tokoh dari PKS akan muncul. Elektabilitas PKS Meroket Tanpa Capres Anggota Komisi II DPR ini tak membantah besarnya pengaruh dari Pemilu 2019. Misalnya saja PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) terdongkrak oleh adanya sosok Joko Widodo. Sementara itu Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dengan sosok Prabowo Subianto. Jokowi dan Prabowo merupakan kontestan