You are here

Konsumsi Domestik Mendorong Pertumbuhan Layanan Pemasaran Digital di Empat Negara ASEAN

EKONOMI
Bagikan Artikel Ini

Konsumsi domestik adalah salah satu faktor utama yang mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN. Menurut laporan Bain & Company, konsumsi domestik di ASEAN diperkirakan akan meningkat dua kali lipat menjadi US$4 triliun pada tahun 2030. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk, peningkatan pendapatan, perubahan pola konsumsi, dan perkembangan teknologi digital.

Teknologi digital telah mengubah perilaku konsumen di ASEAN, yang semakin banyak menggunakan saluran online untuk mencari informasi, berinteraksi dengan merek, dan melakukan transaksi. Menurut survei McKinsey, 71 persen pengguna internet di ASEAN (baik yang baru maupun yang lama) berencana untuk terus menggunakan saluran digital dengan tingkat yang sama atau lebih tinggi setelah pandemi COVID-19. Selain itu, 25 persen konsumen mengatakan mereka akan meningkatkan penggunaan saluran digital dalam jangka panjang.

Dengan adanya pergeseran perilaku konsumen ini, pemasaran digital menjadi semakin penting bagi perusahaan untuk meningkatkan keterlibatan dan penjualan produk atau jasa mereka. Pemasaran digital adalah proses pemanfaatan teknologi digital untuk menyampaikan pesan pemasaran yang sesuai dengan kebutuhan, preferensi, dan perilaku konsumen. Pemasaran digital meliputi berbagai aktivitas seperti optimasi mesin pencari (SEO), pemasaran media sosial (SMM), pemasaran konten, pemasaran email, pemasaran influencer, dan lain-lain.

Pemasaran digital memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan pemasaran tradisional, antara lain:

  • Mampu menjangkau audiens yang lebih luas dan spesifik melalui berbagai platform dan perangkat digital.
  • Mampu mengukur kinerja dan dampak pemasaran dengan lebih akurat dan real-time melalui berbagai metrik dan analitik.
  • Mampu menyesuaikan dan mempersonalisasi pesan pemasaran sesuai dengan karakteristik dan perilaku konsumen.
  • Mampu meningkatkan loyalitas dan retensi konsumen melalui interaksi yang lebih interaktif dan relevan.

Pertumbuhan layanan pemasaran digital di ASEAN dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

  • Adanya konsumen digital asli (digital native) yang tumbuh pesat di kawasan ini. Konsumen digital asli adalah generasi muda yang lahir dan tumbuh di era digital, yang memiliki akses dan keterampilan dalam menggunakan teknologi digital. Konsumen digital asli cenderung lebih terbuka, eksploratif, dan eksperimen dalam mengonsumsi produk atau jasa secara online.
  • Adanya dukungan modal dari investor untuk mengembangkan inovasi teknologi di kawasan ini. Investor lokal maupun global tertarik untuk menanamkan modal di sektor teknologi di ASEAN, terutama di bidang e-commerce, fintech, edutech, healthtech, dan lain-lain. Hal ini mendorong terciptanya ekosistem teknologi yang dinamis dan kompetitif di kawasan ini.
  • Adanya program pemerintah untuk mendukung transformasi digital di kawasan ini. Pemerintah di beberapa negara ASEAN telah menyusun strategi dan kebijakan untuk mempercepat transformasi digital di sektor publik maupun swasta. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing, produktivitas, inklusivitas, dan kesejahteraan masyarakat di kawasan ini.

Empat negara ASEAN yang memiliki potensi besar dalam pertumbuhan layanan pemasaran digital adalah Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand. Berikut adalah gambaran singkat tentang kondisi dan perkembangan layanan pemasaran digital di masing-masing negara tersebut:

Indonesia

Indonesia adalah negara dengan populasi terbesar di ASEAN, dengan sekitar 270 juta jiwa. Indonesia juga memiliki penetrasi internet tertinggi di kawasan ini, dengan sekitar 200 juta pengguna internet. Indonesia merupakan pasar yang menarik bagi layanan pemasaran digital, karena adanya permintaan yang tinggi dari konsumen dan perusahaan untuk menggunakan saluran digital. Menurut laporan Google, Temasek, dan Bain & Company, ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan tumbuh menjadi US$124 miliar pada tahun 2025, dengan sektor e-commerce sebagai penyumbang terbesar. Beberapa tantangan yang dihadapi oleh layanan pemasaran digital di Indonesia adalah infrastruktur internet yang belum merata, regulasi yang belum konsisten, dan kompetensi sumber daya manusia yang masih rendah.

Malaysia

Malaysia adalah negara dengan pendapatan per kapita tertinggi di ASEAN, dengan sekitar US$11.000. Malaysia juga memiliki penetrasi internet yang tinggi, dengan sekitar 88 persen dari total populasi. Malaysia merupakan pasar yang potensial bagi layanan pemasaran digital, karena adanya kesadaran dan minat yang tinggi dari konsumen dan perusahaan untuk menggunakan saluran digital. Menurut laporan McKinsey, Malaysia memiliki pertumbuhan e-commerce ritel tertinggi di dunia, dengan rata-rata 25 persen per tahun. Beberapa tantangan yang dihadapi oleh layanan pemasaran digital di Malaysia adalah persaingan yang ketat dari pemain regional dan global, perubahan preferensi konsumen yang cepat, dan kekurangan talenta digital yang berkualitas.

Filipina

Filipina adalah negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di ASEAN, dengan rata-rata 6 persen per tahun. Filipina juga memiliki populasi yang besar, dengan sekitar 110 juta jiwa. Filipina merupakan pasar yang prospektif bagi layanan pemasaran digital, karena adanya peluang yang besar dari konsumen dan perusahaan untuk menggunakan saluan digital. Menurut laporan World Economic Forum, Filipina memiliki pengguna media sosial terbanyak di dunia, dengan rata-rata 4 jam per hari. Beberapa tantangan yang dihadapi oleh layanan pemasaran digital di Filipina adalah kualitas internet yang buruk, biaya akses internet yang mahal, dan rendahnya literasi digital di kalangan masyarakat.

Thailand

Thailand adalah negara dengan sektor pariwisata terbesar di ASEAN, dengan sekitar 40 juta wisatawan per tahun. Thailand juga memiliki penetrasi internet yang cukup tinggi, dengan sekitar 82 persen dari total populasi. Thailand merupakan pasar yang strategis bagi layanan pemasaran digital, karena adanya kebutuhan yang besar dari konsumen dan perusahaan untuk menggunakan saluran digital. Menurut laporan Google, Temasek, dan Bain & Company, ekonomi digital Thailand diperkirakan akan tumbuh menjadi US$50 miliar pada tahun 2025, dengan sektor e-commerce sebagai penyumbang terbesar. Beberapa tantangan yang dihadapi oleh layanan pemasaran digital di Thailand adalah ketidakstabilan politik, ketatnya regulasi pemerintah, dan kurangnya inovasi teknologi.

Kesimpulan

Konsumsi domestik memiliki pengaruh positif pada pertumbuhan layanan pemasaran digital di empat negara ASEAN (Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand). Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan perilaku konsumen yang semakin banyak menggunakan saluran digital untuk mengonsumsi produk atau jasa. Pemasaran digital memberikan berbagai keuntungan bagi perusahaan untuk meningkatkan keterlibatan dan penjualan produk atau jasa mereka melalui teknologi digital. Namun, layanan pemasaran digital juga menghadapi berbagai tantangan yang berbeda-beda di setiap negara. Oleh karena itu, perusahaan perlu menyesuaikan strategi dan taktik pemasaran digital mereka sesuai dengan kondisi dan karakteristik pasar di masing-masing negara.

Andrea
Seorang penulis kesehatan mental dan hubungan manusia, penulis berita nasional dan internasional
https://pojokjakarta.com

Leave a Reply

Top