You are here
Home > Berita Nasional >

Hobi Mengumpulkan Barang yang Tak Terpakai? Hati-hati Tanda Hoarding Disorder!

Hobi Ngumpulin Barang yang Gak Terpakai Hati hati Tanda Hoarding Disorder
Bagikan Artikel Ini

Siapa nih yang hobi mengumpulkan barang-barang yang telah tak terpakai? Dikutip dari laman National Health Service (NHS), seseorang yang kerap menyimpan barang tak terpakai secara berlebihan sampai menyebabkan kekacauan dinamakan mengalami hoarding disorder atau gangguan penimbunan. Barang-barang yang dimaksud adalah mulai dari barang yang berharga sampai barang tak berharga sama sekali. Lalu, seperti apa tanda hoarding disorder menimpa seseorang?

Pengidap hoarding disorder umumnya merasa kesusahan ketika memikirkan untuk menjauhkan barang-barang itu. Menurut NHS, hoarding disorder susah untuk diobati sebab banyak penderitanya yang tak melihat gangguan tersebut sebagai masalah. Atau dengan kata lain, pengidapnya mempunyai tingkat kesadaran yang rendah terhadap bagaimana gangguan tersebut dapat mempengaruhi kehidupan mereka atau malah kehidupan orang lain.

Penyebab Hoarding Disorder

Hoarding disorder bisa terjadi lantaran seseorang merasa barang-barang yang dikumpulkan itu berharga atau berguna pada suatu waktu nanti. Disamping itu, pengidap hoarding disorder pun merasa bahwa barang-barang yang mereka kumpulkan bisa menghubungkannya dengan peristiwa penting yang tak ingin dilupakan.

Pengidap hoarding disorder sering hidup dengan barang-barang yang mereka kumpulkan dan mengorbankan kebutuhan mereka itu sendiri. Contohnya, mereka lebih memilih untuk tak mempunyai kulkas sebab dapur mereka telah penuh dengan barang-barang yang ditimbun. Atau mereka barangkali lebih memilih untuk hidup dengan perabotan yang rusak dibanding membiarkan seseorang masuk ke rumah mereka untuk memperbaiki perabotan yang rusak.

Beberapa masalah kesehatan mental yang dihubungkan dengan hoarding disorder, yakni:

  • Gangguan obsesif kompulsif (OCD)
  • Depresi berat
  • Gangguan psikotik atau kelainan jiwa, seperti skizofrenia

Dalam sejumlah kasus, hoarding disorder adalah kondisi tersendiri yang kerap dihubungkan dengan pengabaian diri. Keadaan itu dihubungkan dengan orang-orang yang cenderung:

  • Dibesarkan di rumah dengan kondisi berantakan dan tak pernah belajar untuk mengutamakan dan memilah barang
  • Mempunyai riwayat hoarding disorder di dalam keluarga
  • Memiliki masa kanak-kanak yang kurang beruntung, entah itu karena kekurangan secara materi atau hubungan yang buruk dengan anggota keluarga yang lainnya
  • Tidak menikah
  • Hidup sendiri

Gejala dan Tanda Hoarding Disorder

Seseorang yang mengalami hoarding disorder umumnya dicirikan dengan beberapa hal berikut:

  • Menyimpan atau mengumpulkan berbagai barang yang tak terlampau berharga atau bahkan tak berarti secara berlebihan, seperti tas belanja dan kertas sampah atau barang-barang yang ingin dipakai kembali atau akan diperbaiki.
  • Merasa kesusahan untuk mengatur atau mengelompokkan barang.
  • Mengalami kesusahan dalam menetapkan keputusan.
  • Merasa kesusahan dalam mengatur tugas setiap hari.
  • Menjadi amat bergantung terhadap barang, menolak untuk membiarkan siapa saja menyentuh atau bahkan meminjamnya.
  • Mempunyai hubungan yang tidak baik dengan keluarga atau teman.
  • Tak dapat menemui barang-barang penting di tengah kekacauan berlebihan sedang melanda.
  • Menjauhi menjamu tamu sebab malu dengan ruangan yang berantakan.

Cara Mengatasi Hoarding Disorder

Berdasarkan NHS, sulit untuk mengobati hoarding disorder, malah saat penderita tersebut siap untuk mencari bantuan. Tetapi gangguan penimbunan ini tetap dapat diatasi. Perawatan utama yang bisa dilakukan adalah dengan Cognitive Behavioural Therapy (CBT) atau terapi perilaku kognitif. Terapis akan menolong penderita untuk mengerti apa yang menyebabkan mereka merasa susah membuang barang itu dan apa alasan yang menyebabkan kekacauan tersebut menumpuk.

CBT adalah jenis terapi yang memiliki tujuan untuk membantu Anda mengelola masalah dengan mengubah pola pikir (cognitive) dan bertindak (behaviour). Terapi ini memicu penderita untuk berbicara mengenai bagaimana ia memikirkan diri sendiri, dunia, dan orang lain, dan apa yang ia lakukan akan mempengaruhi pikiran dan perasaannya.

Terapi ini memerlukan motivasi, komitmen dan kesabaran sebab dapat menghabiskan waktu beberapa bulan untuk meraih tujuan pengobatan. Tujuannya ialah untuk menambah keterampilan dalam mengambil keputusan dan kemampuan pengelolaan seseorang. Kelak pengidap hoarding disorder secara pelan-pelan akan lebih baik dalam memilih barang-barang dan belajar bahwa tak ada hal buruk yang terjadi saat mereka menyingkirkannya.

Nah, demikianlah hal-hal tentang hoarding disorder secara umum. Sangat dianjurkan bagi Anda untuk tidak mendiagnosa sendiri dan upayakan menghubungi dokter atau layanan kesehatan resmi untuk saran dan perawatan medis lebih jauh.

Leave a Reply

Top