Pojokjakarta – Dunia perpolitikan dan publik jepang digemparkan dengan tragedi penembakan Shinzo Abe. Eks Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe dilaporkan tak sadarkan diri usai ditembak ketika melakukan pidato di Nara pada Jumat pagi (8/7) waktu setempat.
Shinzo Abe adalah mantan perdana menteri Jepang yang memiliki masa jabatan terlama hingga akhirnya Ia mengundurkan diri pada tahun 2020. Ia dinyatakan meninggal dunia dalam usia 67 tahun, setelah sempat dilarikan ke rumah sakit.
Abe merupakan tokoh kontroversial di Jepang. Selama masa kepemimpinannya, Ia telah menentang Pasal 9 Konstitusi Jepang, yang meliputi pasifisme ke dalam hukum Jepang.
“Abe berusaha mengalihkan pusat gravitasi dalam budaya politik Jepang, dari pasifisme yang mencirikan sebagian besar periode awal,
Hingga pertengahan pasca perang, ke tempat yang menurutnya lebih normal,” ungkap ilmuwan politik dan Japanologist di Massachusetts Institute of Technology, Richard Samuels.
Kronologi Penembakan Shinzo Abe
Seperti yang disiarkan oleh NHK, salah satu media jepang yang melaporkan bahwa Abe tumbang dan dadanya mengeluarkan darah setelah dilaporkan ditembak dengan shotgun dari belakang. Ajudan Abe segera berlari ke arahnya saat asap telah mengepul di belakangnya.
Kepolisian Jepang juga menyatakan Shinzo Abe ditembak sebanyak tiga kali dari belakang, ketika Ia sedang menyampaikan pidato di Kota Nara.
Abe langsung dilarikan ke rumah sakit, dengan kondisi tidak sadarkan diri, serta mengalami pendarahan. Kyodo News memberitakan, Abe sudah dalam kondisi tidak sadar dan nampaknya mengalami henti jantung.
Selanjutnya dilansir dari media BBC, Badan Penanggulangan Kebakaran dan Bencana memberikan konfirmasi bahwa Abe mengalami luka tembak di leher kanannya, dan juga mengalami pendarahan di bawah bagian kiri dadanya.
Rumah Sakit Nara Medical University, tempat Abe kritis mengonfirmasi Abe meninggal akibat penembakan itu. Dokter yang menangani mengatakan peluru menembus cukup dalam hingga mencapai ke jantungnya.
Jarak antara satu luka dengan yang lainnya sepanjang lima sentimeter, akibatnya Abe pun mengalami pendarahan hebat. Pasca operasi terbuka, dokter mengaku tak menemukan peluru dalam tubuh Abe.
Hidetada Fukushima selaku Dokter pengobatan darurat RS Universitas Medis Nara mengatakan, terdapat dua luka di bagian leher depan tengah.
“Kami tidak menemukan peluru. Ada luka yang diduga merupakan bekas tembakan. Ada indikasi, peluru mencapai jantung karena ada pembuluh darah dari leher ke jantung.” tuturnya.
Motif Penyerangan Terhadap Shinzo Abe
Penembakan Shinzo Abe diketahui dilakukan oleh seorang lelaki yang bernama Tetsuya Yamagami, ia merupakan warga lokal Nara berusia 44 tahun. Tetsuya langsung diringkus di lokasi kejadian tak lama usai penembakan terjadi.
Tetsuya diyakini sebagai mantan anggota Pasukan Bela Diri Maritim Jepang yang setara dengan angkatan laut Jepang.
“Tersangka mengatakan ia memiliki dendam terhadap sebuah organisasi khusus, dan ia melakukan kejahatan itu karena ia percaya mantan Perdana Menteri Abe memiliki hubungan (dengan organisasi itu),” papar seorang pejabat kepolisian di Kota Nara.