You are here
Home > Berita Nasional >

Pertamina Kaji Kenaikan Harga Pertamax, Apa Penyebabnya?

Pertamina Kaji Kenaikan Harga Pertamax Apa Penyebabnya
Bagikan Artikel Ini

Pertamina kaji kenaikan harga Pertamax di tengah tingginya harga minyak mentah dunia. Sejak awal tahun memang harga minyak belum juga stabil.

PT Pertamina (Persero) bertujuan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax.

Pertamina Kaji Kenaikan Harga Pertamax 2022

Harga minyak dunia yang semakin tinggi membuat Pertamina tampaknya akan mengkaji kembali harga jual produknya. Perusahaan penyedia bahan bahan bakar minyak nasional di Indonesia ini menyampaikan rencana tersebut pada Selasa, 8 februari 2022 lalu.

Saat ini harga Pertamax masih berada di angka Rp 9.000 per liter. Pertamax terakhir kali mengalami kenaikan pada Februari tahun 2020.

Kajian kenaikan harga Pertamax ini perlu Pertamina konsultasikan dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) sudah menyebutkan bahwa harga jual BBM perseroan saat ini sudah tidak sesuai dengan harga pasar. Hal itu karena penetapan harga bahan bakar umum terkhusus Pertalite dan Pertamax sudah mengalami penyesuaian terakhir pada 2019 dan 2020.

Penyesuaian harga tersebut mengacu kepada harga pasar yang saat ini berlaku. Perusahaan sendiri belum mampu memastikan berapa kenaikan yang akan terjadi. Tetapi mereka bisa memastikan bahwa kenaikan tidak akan begitu drastis sehingga dapat menyebabkan kerusuhan di masyarakat.

Akibat Harga Minyak Mentah Dunia yang Terus Melonjak Naik

Pertamina kaji kenaikan harga Pertamax tidak lain karena kenaikan harga minyak mentah. Sejak beberapa waktu lalu memang harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan drastis. Terjadinya kenaikan akibat dari langkanya stok minyak. Bahkan, harga tertingginya lebih dari US$ 200 per barel,

OPEC+, selaku organisasi negara penghasil minyak dunia, menyebut bahwa kelangkaan ini akibat dari cuaca dingin yang ekstrim di AS. Selain itu, konflik yang terjadi antara dua negara anggotanya juga ikut mempengaruhi harga.

Konflik yang terjadi tak lain merupakan buntut dari pembicaraan nuklir antara AS dan Iran yang mengarah kepada penghapusan sanksi AS terhadap penjualan minyak Iran. Ditambah AS dan Rusia yang berkonflik mengenai NATO di Eropa Timur semakin memperburuk keadaan.

Harga minyak mentah berjangka Brent pengiriman Maret merosot 58 sen atau 0,6% menjadi hanya US$ 92,60 per barel setelah mencapai nilai tertinggi pada tujuh tahun terakhir.Sementara itu, harga minyak mentah di West Texas Intermediate (WTI) sudah turun 99 sen atau 1,1% menjadi US$ 91,32 per barel pada pengiriman April

Meski sudah mengalami penurunan, namun harga minyak masih reli selama tujuh pekan terakhir. Jika Sanksi AS dicabut, maka kemungkinan besar Iran dapat mengeksplor jutaan barel minyak mentah lebih banyak, sehingga akan menurunkan harga minyak dunia.

Terkait dengan Pertamina kaji kenaikan harga Pertamax, perusahaan bahan bakar swasta Shell sudah menaikkan harga produknya. BBM Shell Super yang mengandung RON 92 seperti Pertamax sudah mengalami kenaikan harga sejak 1 Februari 2022 lalu dari Rp 12.040 menjadi Rp 12.990 per liter.

adriana
Penulis,suka traveling dan photography

Leave a Reply

Top