You are here

Fakta-fakta Terkait Pulihnya Ekonomi AS Setelah Pandemi Covid19

Ekonomi AS
Bagikan Artikel Ini

Kondisi ekonomi AS dikabarkan akan segera pulih dan makin membaik beberapa waktu ke depan. Hal ini secara optimis dikatakan karena terlihat data data ekonomi semisal tingkat pengangguran, inflasi dan semacamnya dinilai membaik dari waktu ke waktu. Selain itu, sebuah stimulus anggaran sebesar 1,9 triliun US Dollar sudah disiapkan untuk program vaksinasi di Amerika Serikat.

Terkait hal ini, ada beberapa fakta fakta dan kemungkinan yang bisa terjadi terkait pemulihan ekonomi di Amerika Serikat tersebut. Baik dalam negara Amerika sendiri maupun negara negara lain, mengingat Amerika juga pemegang kendali dari perekonomian dunia. Lantas apa saja fakta serta kemungkinan tersebut?

Nilai Ekonomi di AS Bangkit di Tahun 2021

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, nilai ekonomi di AS diduga akan menguat beberapa waktu yang akan datang. Hal ini diperkuat lagi oleh data yang tercatat oleh Federal Reserve Atlantica yang telah melakukan pelacakan data secara real time. Hasilnya menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan angka 10% terkait PDB di Amerika Serikat.

Kenaikan ini dipicu oleh pendapatan pribadi masyarakat setempat serta bantuan khusus dari pemerintah Amerika Serikat sebesar 6 ribu US Dollar. Adapun pengeluaran keseluruhan hanya berkisar 2,4 persen atau 340,9 miliar US Dollar kenaikan, sedangkan pendapatan rumah tangga naik sebanyak 2 triliun US Dollar.

Faktor faktor inilah yang akan menjadi pondasi terkuat Amerika Serikat untuk menormalkan kembali bahkan lebih dari yang sebelum sebelumnya. Adapun pihak lain juga turut memberikan dukungan positif sehingga meningkatkan rasa percaya diri dari pihak Amerika Serikat.

Nilai Obligasi dan Rupiah Berpotensi Tertekan

Terkait dengan kabar baik dari pulihnya ekonomi AS ternyata membawa beberapa dampak mengkhawatirkan dari negara negara yang berkembang. Dalam hal ini, Indonesia juga turut merasa tertekan.

Seorang Ekonom Sekuritas bernama Ahmad Mikail memberikan peringatan telak untuk Indonesia atas memulihkan perekonomian di Amerika Serikat. Saat ini kenaikan defisit anggaran di Amerika Serikat telah naik cukup signifikan. Diketahui tahun lalu totalnya naik 4 triliun USD, sedangkan berbeda dengan tahun sebelumnya cuma menginjak angka 2 triliun, dan dipastikan untuk tahun ini akan melonjak tinggi.

Lantas, apa yang menjadi kekhawatiran Indonesia? Sudah jelas, hal ini akan membuat The Fed untuk menggandakan penerbitan obligasi AS untuk menutup defisit tersebut. Kemudian The Fed akan membuat harga komoditas menjadi naik sehingga angka inflasi pun menjadi naik.

Kedepannya, ada sebuah potensi banyak investor luar yang akan menjual kembali obligasi di Indonesia dan berniat memindahkan dananya ke pasa negeri paman syam itu. Akhirnya, kondisi seperti inilah yang ditakutkan dan akan membuat nilai rupiah menjadi lemah.

Akhir Pekan IHSG Ditutup dengan Zona Merah

Seiring dengan kabar menguatnya ekonomi di Amerika Serikat, terdengar pula kabar bahwa Indeks Harga Saham Gabungan pada BEI ditutup dalam zona merah. IHSG terindeks tertutup pada poin 32,05 kategori melemah. Adapun kelompok yang terdiri dari saham unggulan juga turun 0,75 persen.

Adanya pelemahan tersebut diyakini karena dua faktor, yakni faktor teknis dan faktor eksternal. Untuk teknikal, karena terjadinya pembentukan pola star disertai terjadinya pelemahan. Adapun untuk faktor eksternal tak jauh dari tingkat inflasi yang naik disertai dengan pemulihan ekonomi AS yang paling dominan.

Itulah beberapa fakta terkait terjadinya pemulihan ekonomi AS dan beberapa dampak yang akan terjadi untuk Indonesia kedepannya. Namun, tak menutup kemungkinan hal baik juga akan terjadi seiring tepatnya strategi ekonomi yang diberikan.

 

lilik sumarsih
Petualang,photographer dan penulis artikel tentang traveling dan alam liar

Leave a Reply

Top