
Dikabarkan jika Dewan Kehormatan Partai Demokrat, telah memecat tujuh kader. Ketujuh kader tersebut dianggap terlibat dalam gerakan, untuk mengkudeta pimpinan AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono. Andi Arief, selaku Ketua Bappilu, menyebutkan jika 7 kader partai Demokrat dipecat, demi keamanan partai Demokrat.
Dirinya juga menyebutkan, jika pemecatan ketujuh kader ini, didukung penuh oleh seluruh kader partai Demokrat, serta simpatisan dan pemilih. Ketujuh kader yang dipecat ialah Tri Yulianto, Jhoni Allen Marbun, Yus Sudarso, Ahmad Yahya, Darmizal, dan Syofwatillah Mohzaib.
Keenam orang tersebut dipecat, karena dianggap melakukan tindakan yang buruk. Tindakan buruk yang dimaksud ialah mengancam, mendiskreditkan, mengadu domba, menghasut, dan melakukan bujuk rayu dengan imbalan jabatan dan uang.
Selain itu keenam orang tersebut juga disebut menyebarkan hoax atau berita bohong. Keenamnya menyebarkan hoax kepada pengurus Partai Demokrat pusat, mengenai kegagalan Partai Demokrat.
Lalu satu nama lagi ialah Marzuki Alie. Marzuki Alie dipecat, karena dianggap telah melakukan pelanggaran etika Partai Demokrat. Pelanggaran etika yang dimaksud ialah Marzuki Alie disebut, telah menyebarkan kebencian terhadap Partai Demokrat di media massa. Selain itu, Marzuki Alie juga dianggap menyebarkan permusuhan, terkait kepemimpinan, organisasi, dan kepengurusan Partai Demokrat.
Dengan dipecatnya ketujuh orang tersebut, maka seluruh perbuatan dan perkataan ketujuhnya tidak boleh dikaitkan dengan Partai Demokrat. Selain itu, tujuh kader Partai Demokrat dipecat, tidak boleh lagi menggunakan atribut Partai Demokrat. Atribut seperti seragam, lambang, simbol, dan identitas yang berkaitan dengan Partai Demokrat.
Pemecatan yang Dilakukan, Dinilai Sebagai Tindakan yang Sewenang-wenang
Menurut Darmizal MS, selaku politisi senior Partai Demokrat, tindakan pemecatan ini merupakan tindakan yang sewenang-wenang. Dirinya menyatakan jika seharusnya, kader yang dipecat, memberikan klarifikasi terlebih dahulu.
Darmizal mengatakan jika seharusnya kader yang bersangkutan, diundang terlebih dahulu, kemudian memberikan penjelasan. Kader juga dinilai memiliki hak, untuk membela diri dan meluruskan masalah yang terjadi.
Darmizal menilai pemecatan sewenang-wenang ini, merupakan konsep manajemen partai yang sangat buruk. Menurut Darmizal, pemecatan sewenang-wenang tersebut dilakukan, karena kepanikan terhadap dorongan pelaksanaan Kongres Luar Biasa atau KLB. Dirinya mengatakan jika ketujuh kader yang dipecat, akan dimasukkan lagi ke Partai Demokrat.
Ketujuh kader tersebut dinilai sebagai orang-orang yang baik. Darmizal mengatakan jika ketujuhnya merupakan pejuang yang berniat, untuk memperbaiki Partai Demokrat.
Dianggap Pertontonkan Gaya Dinasti dan Oligarki
Selain mendapat kecaman dari politikus senior Darmizal MS, masalah pemecatan ini juga mendapat kecaman dari Ahmad Yahya. Ahmad Yahya, selaku mantan politikus Partai Demokrat, menilai jika pemecatan 7 kader senior, merupakan gaya dinasti dan oligarki.
Dirinya mengatakan jika AHY dan SBY, mempertontonkan gaya dinasti dan oligarki di partai Demokrat, secara terang-terangan. Ahmad mengatakan jika AHY dan SBY seperti orang yang tidak punya malu, karena memperlihatkan gaya dinasti dan oligarki.
Dirinya mengatakan jika kesewenangan dan nepotisme, dalam Partai Demokrat sudah terlalu terlihat. Ahmad menilai jika SBY terlalu terburu-buru, dalam memecat kader senior yang pernah membantunya.
Ahmad menilai jika SBY takut, anaknya (AHY) akan kehilangan jabatan di dalam partai Demokrat. SBY takut, karena AHY dinilai belum matang, dan masih dianggap sebagai anak kemarin sore oleh kader lain. Ahmad mengatakan jika ketujuh senior yang dipecat, berusaha untuk menyadarkan SBY, agar Demokrat tidak semakin terpuruk.
Namun ketujuh kader tersebut malah dipecat, dan disebut sebagai penghianat. Menurut Ahmad, ketujuh kader partai Demokrat dipecat, dapat membuka mata kader Demokrat lainnya. Bahwa demokrasi di dalam partai Demokrat sudah mati, yang ada hanya nepotisme dan kesewenangan.