You are here
Home > Berita Nasional >

Perang terbuka Moeldoko SBY dan Dugaan Kepentingan Politik

Perang Terbuka Moeldoko SBY
Bagikan Artikel Ini

Perang terbuka Moeldoko SBY semakin memanas. Ini muncul pertama kali sejak SBY menyinggung peran Moeldoko mengenai isu kudeta di partai Demokrat. Moeldoko pun merespon dengan mengatakan akan mengambil langkah jika terus-terusan ditekan seperti ini.

SBY mengungkapkan dalam siaran pers bahwa dirinya yakin presiden tidak mengetahi ihwal Moeldoko terhadap Demokrat. Mantan presiden itu juga mengatakan bahwa sejumlah pejabat seperti Mahfud MD, Yasonna dan sebagainya tidak terlibat dalam upaya kudeta. Inilah awal mula perang terbuka Moeldoko SBY.

Setelah pernyataan SBY itu diungkap ke media, Moeldoko menanggapi. Ia menyebut bahwa sudah lama tidak mengikuti perkembangan internal demokrat. Alasannya karena sibuk mengurusi pernikahan putrinya dan kerjaan lain.

Ia juga mengira bahwa isu tersebut sudah selesai. Dirinya meminta kepada SBY untuk tidak menekan-nekan. Jika terus ditekan, dirinya menegaskan akan mengambil lagkah kedepannya.

Isu Kudeta Bergulir Dalam Beberapa Pekan ini

Isu kudeta terhadap AHY sudah mencuat sejak lama. Sejumlah kader aktif sampai mantan anggota disebut-sebut berupaya melakukan kudeta.

Setelah konferesi pers dilakukan, nama Moeldoko selaku kepala staff kepresidenan muncul. Ia dikatakan sebagai sang inisiator. Moeldoko membantah tudingan tersebut dan meminta jangan dikait-kaitkan dengan istana.

Namun, dugaan ini nampaknya tidak diragukan lagi saat ia mengakui telah bertemu anggota partai dan mantan anggota. Beberapa pihak koalisi partai menilai ini merupakan masalah internal partai yang sengaja dibesar-besarkan.

Sejumlah pihak menuding partai tersebut terlalu baper atau istilah kekiniannya, pansos alias panjat sosial. Seharusnya, partai menyelesaikan masalah melalui mekanisme yang sudah diatur dalam internal, bukan dibawa ke ranah publik.

AHY Mengirimkan Surat ke Presiden

Mengenai permasalahan yang menimpa partainya, sebelum perang terbuka Moeldoko SBY, AHY mengirimkan surat ke Presiden terkait dugaan kudeta. Tetapi belum dipastikan siapa namanya, kemungkinan besar mencatut nama Jendral (Purn) Moeldoko.

Terlepas dari hal tersebut, konferesi press yang dilakukan AHY mengatakan bahwa partai akan bersikap tegas. Ini dilakukan untuk mencegah situasi memburuk terkait upaya kudeta yang dilakukan. Dirinya memilih cara yang disebut menggunting di pangkal.

Pengiriman surat ke presiden dan pernyataan politik menegaskan partai bersifat independen dan tidak punya beban dengan pemerintah saat ini. Demokrat secara tidak langsung mengirim sinyal bahwa mereka akan mendeteksi gerakan yang berlawanan dengan tujuan partai.

Informasi valid yang didapat dari pihak yang ikut dalam pertemuan dengan Moeldoko mengatakan bahwa ada terjadinya salah penafsiran. Terjadi salah dugaan mengenai pengurus partai dari daerah yang dianggap dapat berpengaruh di pertemuan tersebut.

Bisa jadi, asumsi yang salah penafsiran inilah yang dianggap sebagai isu akan terjadinya kudeta partai. Namun fakta berbeda, disampaikannya informasi pada pertemuan dengan Moeldoko kepada pengurus pusat tujuannya untuk memperkuat solidaritas dan pengukuhan partai di bawah kepemimpinan AHY.

Dugaan Kepentingan Politik 2024 Tidak Sepenuhnya Salah

Mengenai kepentingan politik 2024 juga tidak sepenuhnya salah. Mengingat Moeldoko merupakan sosok dengan ambisi kuat untuk mencapai puncak karir dalam suatu organisasi.

Sebagai prajurit TNI, pastinya ia tidak akan lepas dari strategi dan taktik untuk mencapai target yang diinginkan. Sebagai wakil ketua TKN Jokowi-Ma’ruf misalnya, saat pencalonan keduanya pada 2019, ia mencetuskan strategi total perang.

Kini, kasus dugaan merancang kongres luar biasa ditujukkan ke Moeldoko. Ia diduga berupaya menjalankan strategi untuk mencapai ambisinya menjadi presiden di 2024. Dari pengakuan peserta yang mengikuti pertemuan nampak menguatkan hal ini.

Tetapi nampaknya, pendekatan yang dilakukannya gagal. Bahkan jika benar, maka kongres luar biasa sudah tumbang terlebih dahulu sebelum berkembang karena sudah dihentikan AHY. Konferensi press yang dilakukan secara tiba-tiba ini disebut dengan perang terbuka dan mendadak.

Gerakan dalam partai juga dapat diidentifikasi dengan bantuan pihak luar secara cepat tanpa mendapat serangan balik. Menarik untuk dinantikan bagaimana akhir perang terbuka Moeldoko SBY ini.

 

lilik sumarsih
Petualang,photographer dan penulis artikel tentang traveling dan alam liar

Leave a Reply

Top