Meski dicanangkan Pilpres akan dilaksanakan tahun 2024, isu-isu di dalam bursa presiden pasti muncul. Elektabilitas Jokowi ternyata masih kuat, ia bisa menang jika ikut pilpres tahun 2024. Namun hal itu tentu terbentur dengan peraturan yang ada di Indonesia.
Keluar dari permasalahan aturan tersebut, beberapa pengamat politik tentu menyikapi ini sebagai salah satu hal yang penting. Jika Jokowi tidak bisa mencalonkan diri, maka suaranya bisa menyebar ke kandidat calon lainnya.
Elektabilitas Jokowi Vs Prabowo
Dalam kajian citra dan nama, Prabowo tetap menduduki peringkat kedua setelah Jokowi. Elektabilitas Jokowi adalah 18 persen, sedangkan Prabowo 12 persen. Memang bukan sebuah hal yang baru.
Menteri Pertahanan Republik Indonesia Prabowo Subianto memang masih memiliki suara yang kuat. Ia memiliki partai dan tentunya posisi yang dicintai oleh pendukung setianya. Sehingga, hingga saat itu, bursa calon presiden mencatat jika Prabowo sangatlah potensial menjadi presiden kelak.
Tetap tidak ada yang pasti, apalagi dalam kontestasi politik Indonesia. Apapun bisa terjadi, karena dalam hal konsolidasi, sebuah keputusan bisa berubah kapanpun. Mengingat juga jika banyak nama lain di Bursa calon Presiden 2024.
Jokowi Ada Kemungkinan Maju Kembali
Harumnya nama Jokowi di mata pendukungnya, tentu membuat banyak spekulasi yang muncul di media. salah satunya ada sebuah usulan dari kader Gerindra Arief Poyuono yang bisa mengamandemen UUD 1945 dan memperbolehkan presiden menjabat selama tiga periode.
JIka hal UUD 1945 itu benar-benar bisa diamandemen, maka Jokowi bisa diprediksikan memenangkan kembali panggung politik presiden. Karena elektabilitasnya masih tinggi dibandingkan dengan nama-nama lainnya.
Bahkan Poyuono menilai jika Prabowo tidak akan mampu menjadi presiden karena akan kewalahan menghadapi dampak pandemi yang diprediksi berlangsung lama. Maka dari itu, jika dibanding dengan Jokowi, Prabowo pasti akan kalah.
Muncul Nama Lainnya
Selain Jokowi dan Prabowo, nama-nama lain yang muncul dalam bursa calon presiden 2024 adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan total elektabilitas 5,7 persen. Disusul oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan elektabilitas 3,5 persen.
Nama-nama itu muncul di dalam bursa pemilihan presiden 2024 karena memang memiliki potensi. Dua nama itu dicintai oleh rakyatnya karena kinerja mereka yang dianggap baik. Sehingga, tidak mustahil jika mereka akan mencalonkan diri sebagai presiden tahun 2024.
Apapun bisa terjadi dalam kontestasi politik. Apalagi dalam ranah pemilihan presiden. Banyak juga partai politik yang sudah mempersiapkan kader terbaik mereka untuk menjadi presiden di tahun 2024.
Namun dalam hal elektabilitas, tentu tidak sekut dari empat nama yang sudah disebutkan di atas. Karena bila melihat dari kinerja, empar orang di atas sudah memiliki portofolio dalam eksekutif dan memiliki jiwa kepemimpinan yang tidak dapat diragukan lagi.
Presiden 2024 Belum Tergambar dengan Jelas
Beberapa partai politik tentu memiliki siasat sendiri dalam pencalonan presiden di tahun 2024 kelak. Namun, belum ada gambaran yang jelas terkait hal itu. Lembaga Survei Indonesia (LSI) juga masih belum bisa memastikan siapa yang akan mencalonkan diri.
Sebab dari takaran hukum, masih ada banyak kemungkinan yang terjadi dalam rentang tiga tahun ini. Jika Jokowi tidak bisa mencalonkan kembali, belum pasti juga Prabowo akan maju.
JIka keduanya tidak maju, maka tentu ada calon lainnya yang menggantikan. Namun tidak dapat dipungkiri, Elektabilitas Jokowi di Pilpres 2024 masih tinggi. Tidak ada yang bisa menjamin siapa calon yang akan maju di Pilpres kelak.