Pojokjakarta.com- Akhir-akhir ini maraknya kasus pelakor Nissa Sabyan dengan rekan satu grupnya, yaitu Ayus. Hal ini pun menjadi perbincangan ramai publik di dunia maya.
Bahkan semenjak maruk kasus Nissa Sabyan yang menjadi perusak hubungan Ayus dan sang istri, Ririe, kasus lain pun bermunculan. Entah ini kasus lama artis lain yang pernah menjadi pelakor, atau bahkan kasus baru yang berhasil netizen Indonesia kuak.
Pelakor merupakan akronim dari perebut lelaki orang. Sebutan ini berlaku bagi para perempuan yang menjalin hubungan ‘istimewa’ dengan lelaki yang sudah memilki istri. Para suami yang berhubungan dengan si pelakor pun dianggap telah selingkuh dari sang istri.
Menanggapi maraknya kasus pelakor, tentu sebagian dari kita berpikir, sebenarnya siapa yang salah dalam hubungan terlarang satu ini. Apakah hanya sang pelakor? Atau si suami pun juga ikut bersalah?
Justifikasi Pada Perempuan Pelakor
Perempuan yang sudah ketahuan berbuat ‘serong’ dengan suami orang, pasti mendapatkan label jelek dari masyarakat. Sehingga pada akhirnya istilah pelakor sudah menjadi trending sejak beberapa tahun yang lalu.
Padahal terdapat pula istilah ‘Pebinor’, atau perebut bini orang. Namun istilah ini kalah popular dengan pelakor. Hal ini karena banyak perempuan yang lebih tersorot daripada laki-laki itu sendiri.
Selain pelakor, netizen atau masyarakat biasanya memberi label perempuan jalang, bahkan tak jarang pelacur, pada perempuan satu ini. Mereka telanjur geram dengan perbuatan yang telah dilakukannya, seakan tidak ada ampun lagi.
Bahkan, akhir-akhir ini juga trending pencarian ‘Alis Pelakor’. Dimana setiap pelakor dianggap memiliki dandanan yang hampir mirip yaitu terkesan menor, terutama pada bagian alis yang terlihat ‘garang’.
Selingkuh adalah Kesepakatan Dua Pihak
Masyarakat kini sering melupakan bahwa selingkuh merupakan kesepakatan dua orang. Tentu tidak bisa si pelakor berhasil berhubungan dengan suami orang, jika si lelaki itu tidak mengizinkannya.
Ibarat kata, ketika Anda mencoba bertamu ke rumah orang, Anda tidak bisa masuk kedalamnya jika sang pemilik rumah tidak mengizinkannya.
Begitu juga dengan hubungan perselingkuhan, sekuat apapun pelakor berusaha ‘menggoda’, namun jika si lelaki tetap kokoh dengan pendiriannya, tentu rumah tangganya akan baik-baik saja.
Jadi mulai sekarang, jika melihat kasus perselingkuhan, Anda tentunya bisa menjadi lebih bijak. Si laki-laki juga turut salah dalam hubungan tersebut. Bahkan bisa dibilang dia menyakiti hati 2 perempuan, yaitu si istri, dan si pelakor yang hanya ia ‘gunakan’ secara diam-diam.
Hujatan Netizen Pada Maraknya Kasus Pelakor yang Sudah Terjadi
Ciri khas netizen Indonesia, ketika terjadi suatu kasus pasti sangat heboh. Hebohnya pun tak kunjung usai dan terus memperparah kasus, bahkan sampai mengumpulkan berbagai bukti bak seorang intelegen ahli dari suatu negara.
Apalagi untuk kasus pelakor, seakan tidak ada ampun. Tidak hanya pribadi si pelakor yang mendapat serangan, bahkan sampai keluarga dan sanak saudarnya pun ikut dihujat.
Setiap Orang Pasti Melakukan Kesalahan
Tentu kita semua paham bahwa setiap orang melakukan kesalahan. Memang tidak mudah memaafkan suatu kesalahan seperti perselingkuhan.
Namun setidaknya sebagai netizen yang baik dan bijak, Anda tidak ikut-ikutan menghujat tanpa mengetahui kasus sebenarnya ataupun latar belakang dari kasus tersebut.
Setidaknya Anda paham bahwa membenci orang berlebihan juga tidak baik. Maka kita hanya bisa mendoakan agar kedua pihak benar-benar sadar dan tidak mengulangi perbuatan selingkuh itu lagi di kemudian hari.