You are here
Home > Berita Nasional >

Faktor Pemicu Harga Tembaga Melonjak Naik Beberapa Waktu Belakangan

Harga Tembaga Melonjak Naik
Bagikan Artikel Ini

Pada masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini beberapa aspek memang ikut terdampak salah satunya adalah aspek ekonomi. Contohnya seperti dengan naiknya harga berbagai macam barang mulai dari barang elektronik sampai dengan bahan makanan. Untuk itu kabar tentang harga tembaga melonjak naik dinilai oleh sebagian orang sebagai pertanda segera pulihnya perekonomian dunia.

Bahkan kenaikan pada tembaga ini telah mencapai level tertinggi pada hari jumat tanggal 19 Februari lalu. Untuk kisaran kenaikan harga per satu pon naik sekitar Rp. 56.000 atau setara dengan US$ 4. Dimana kenaikan harga tembaga tersebut tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor pemicu. Berikut beberapa faktor penyebab dari kenaikan harga yang terjadi pada tembaga belakangan ini:

1. Tembaga Banyak Dimanfaatkan Untuk Mesin-mesin dengan Efektivitas dan Efisiensi Tinggi 

Perkembangan teknologi yang semakin canggih seperti sekarang ini tentunya diperlukan sebuah mesin yang memiliki efektivitas serta efisiensi yang tinggi. Dimana mesin tersebut dapat melakukan pekerjaan dengan kemampuan yang mumpuni. Untuk itu banyak dibutuhkan bahan dari tembaga dalam jumlah yang lebih jika dibandingkan dengan mesin-mesin biasa. 

Salah satu contoh mesin yang memiliki tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi adalah mesin mobil pada mobil listrik. Hal ini dikarenakan mobil listrik mengandalkan yang namanya baterai sebagai bahan sumber tenaga untuk menyala dan bergerak. 

Selain pada bagian baterainya bahan tembaga juga banyak digunakan pada bagian kabel dan juga bagian charging station. Maka dari itu tidak heran jika harga tembaga melonjak naik untuk memenuhi kebutuhan mesin-mesin semacam ini.

2. Permintaan Bertambah Akan Tetapi Produksi Terbatas

Selain banyaknya mesin-mesin yang memiliki efektivitas dan efisiensi tinggi yang menggunakan bahan tambang tembaga. Faktor lain yang memicu harga tembaga melonjak naik belakangan ini adalah jumlah permintaan yang terus bertambah. 

Namun hal tersebut belum diimbangi dengan jumlah produksi yang dihasilkan. Dimana permintaan akan bahan tembaga tidak hanya berasal dari dalam negeri saja. Akan tetapi juga berasal dari permintaan impor dari beberapa negara lain. 

Salah satu negara yang melakukan permintaan impor bahan tembaga adalah negara Tiongkok. Pasalnya negara Asia yang satu ini juga mengalami gangguan terhadap perekonomian dalam negaranya. Maka dari itu pihak dari negara Tiongkok memutuskan untuk melakukan impor bahan tembaga sebagai salah satu solusi perbaikan ekonomi.

3. Penjualan Tembaga PTFI Merosot di Kuartal I di Tahun 2020

Faktor berikutnya yang dapat mempengaruhi harga tembaga melonjak naik beberapa waktu belakangan adalah karena hasil penjualannya yang merosot. Hal ini diperkuat dengan laporan yang dikeluarkan oleh PT Freeport McMoran. 

Dalam laporan tersebut menyatakan bahwa hasil penjualan dari tembaga pada kuartil I mengalami penurunan. Berawal dari hasil produksi tembaga ditaksir mencapai 140 juta pound atau setara dengan 3,44% lebih rendah jika dibandingkan dengan produksi sebelumnya di periode yang sama. 

Pada tahun lalu di periode yang sama PT Freeport McMoran dapat memproduksi tembaga sebanyak 145 juta pon. Alhasil penjualan tembaga juga ikut mengalami penurunan sebesar 27 %. Dari yang sebelumnya sebesar 174 juta pon kini hanya menjadi 127 juta pon tembaga dari PTFI.

Itulah beberapa pembahasan tentang informasi faktor-faktor yang dapat memicu harga tembaga melonjak naik beberapa waktu belakangan. Salah satu sebab yang banyak ditemui adalah jumlah produksi dan jumlah permintaan yang tidak seimbang. Serta penggunaan mesin-mesin tertentu juga turut menyumbang naiknya harga tembaga. Untuk itu tidak heran jika sebagian orang berpandangan jika kenaikan harga tembaga tersebut adalah pertanda bahwa dunia ekonomi semakin membaik.

 

lilik sumarsih
Petualang,photographer dan penulis artikel tentang traveling dan alam liar

Leave a Reply

Top