Pojokjakarta.com – Sudah bukan jadi hal baru lagi, hujan lebat rendam 13 RW di DKI Jakarta. Bencana ini terjadi pukul 14.00 hari Kamis (18/02/2021). Tidak hanya satu dua daerah saja, 13 RW terendam hingga 70 cm meter.
Sebuah kejadian yang sangat disayangkan. Hal ini tentu bisa disebabkan oleh banyak hal. Selain faktor alam, tentu juga dikarenakan faktor kegiatan manusia juga. Mengingat DKI Jakarta adalah sebuah daerah yang padat dan banyak aktivitas ekonomi yang merusak alam.
Sudah Diprediksi BMKG
Sebagai salah badan yang bekerja khusus dibagian cuaca, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada dasarnya sudah memperingatkan akan cuaca ekstrem. Cuama yang bisa menimbulkan bencana di Pulau Jawa.
Bahkan prediksi ini menyangkut seluruh provinsi di Jawa. Dinyatakan berstatus banjir karena hujan lebat. Curah hujan yang tinggi, membuat daerah penyerapan air yang terbatas kewalahan menanggulangi air hujan yang besar.
Peringatan ini berlaku mulai Kamis (18/02/2021) hingga Jumat (19/02/2021). Maka dari itu, daerah-daerah yang diprediksikan akan mengalami dampak, harus bersiap-siap. Hal ini juga dibenarkan dan disampai oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria yang meminta warna DKI untuk bersiap-siap terhadap semua kemungkinan bencana.
“beberapa hari cuaca akan agak ekstrem, masyarakat kami minta untuk siap siaga. Aparat siapa, kami juga siap siaga. Menghadapi cuaca ektrem memang harus bijak, tenang, sabar, dan terus bersinergi, berkolaborasi, agar kita bisa mencegah.” Kata Riza di Kantor BPBD DKI Jakarta hari Kamis.
Beberapa Wilayah DKI Jakarta yang Tergenang
RW 2 hingga RW 15 tergenang air dengan ketinggian 31-70 cm. Sebuah genangan yang tentu tidak biasa. Hujan yang benar-benar lebat membuat banjir ini terjadi dan mengganggu aktivitas masyarakat. Maka dari itu, warga DKI yang terdampak harus mempersiapkan dan menyesuaikan diri.
Beberapa wilayah yang tergenang ini terdiri dari Tegal Alur, Pegadungan, Cengkareng Barat, Cengkareng Timur, Kapuk, Rawa Buaya, Kembangan, Kembangan Utara, Cipulir, dan Sempert Timur. Semua wilayah itu tergenang air setinggi 31 hingga 70 cm.
Karena dalam kategori tinggi, banjir ini sangat mengganggu aktivitas masyarakat. Mulai dari terhambatnya transportasi, berhentinya beberapa aktivitas ekonomi, dan bahkan banyak rumah yang terdampak dari bencana banjir DKI Jakarta ini.
PEMPROV DKI Lakukan Siap Siaga Banjir
Banjir yang sudah menjadi langganan tentu tidak dibiarkan begitu saja. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tentu sudah siap dalam menanggulangi hal ini. Pemprov lebih fokus pada daerah-daerah yang dekat dari Kali Ciliwung.
Karena memang daerah-daerah tersebut adalah daerah yang paling terdampak dan menjadi langganan banjir dari tahun ke tahun.
Pemerintah DKI Jakarta tentu sudah memiliki upaya untuk menanggulangi banjir ini. Diantaranya adalah gerebek Lumpur, Pengelolaan Air Hujan (Vertikal Drainase), Pemeliharaan Pompa, dan Penangan Banjir Rob Melalui NCICD.
Upaca-upaya tersebut dilakukan dengan segera. Karena pemerintah tidak bisa memprediksikan dengan jelas kapan hujan turun lagi dengan deras. Jika tindakan preventif tidak dilaksanakan, ditakutkan banjir ini akan semakin parah yang menyusahkan masyarakat.
Diskusi intensif untuk memfokuskan perencanaan penanggulangan juga sudah dilakukan. Sehingga tindakan akan segera dilaksanakan demi mengatasi Banjir langganan ini. Pemerintah tentu tetap membutuhkan sinergitas dari masyarakat.
Bencana Hujan lebat rendam 13 RW di DKI Jakarta ini seharusnya bisa menjadi pelajaran bagi masyarakat lain. Dimana, selain menanggulangi setelah terjadi bencana, masyarakat harus tetap sadar untuk menjaga alam dan tidak membuang sampah secara sembarangan di sungai.