You are here
Home > Berita Nasional >

Pertarungan Elektabilitas Anies dan Risma Dalam Politik

Anies vs Risma
Bagikan Artikel Ini

Pojokjakarta.com – Meskipun panggung politik pemilihan Walikota DKI Jakarta masih terhitung lama, namun nama-nama yang masuk bursa sudah ada. Hal ini tentu sudah menjadi hal yang biasa. Kali ini, pertarungan elektabilitas Anies dan Risma seperti sedang beradu.

Dua nama besar ini memang tidak bisa dipungkiri masuk dalam bursa survei. Karena memang saat ini, Anies Baswedan adalah Walikota DKI Jakarta dan Tri Rismaharini adalah Menteri Sosial.

Survei yang dilakukan oleh Median, menghasilkan 42,5 persen untuk Anies dan 23,5 persen untuk Risma. Namun karena Risma berada pada Partai Petahana, maka tidak mustahil ia menjadi lawan sengit di pemilihan Walikota DKI Jakarta di Pemilu depan.

Risma Masih Sebatas Gosip

Belum bisa dikatakan kuat, apalagi Mensos Tri Rismaharini masih beberapa bulan menjabat di Petahana periode ini. Hal ini disampaikan oleh Adi Prayitno selaku Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia jika Risma baru sebatas menjadi gosip.

Meskipun masih menjadi gosip, namun bayang-bayang Risma sudah bisa dikatakan terpetakkan. Tidak mustahil sama sekali jika ia akan menjegal Anies di Pemilu DKI Jakarta selanjutnya.

Setelah sempat viral karena mendatangi tuna wisma dan pemulung, Risma digosipkan ingin menarik hati rakyat dan ingin bersaing di kancah perpolitikan DKI Jakarta di Pemilu depan. Apalagi, notabenenya Risma adalah berasal dari Partai yang kini sedang koalisi dengan pemerintah berkuasa.

Meskipun masih menjadi gosip, nama Risma akan tetap dipertimbangkan. Karena elektabilitas Risma sebagai Walikota Surabaya tidak akan terlupakan. Ia sangat dikenal dan dicintai oleh rakyat Surabaya.

Elektabilitas Anies Sebagai Petahana Terancam

Bisa dikatakan, munculnya nama Tri Rismaharini tentu mengancam elektabilitas Anies di perpolitikan DKI Jakarta. Hal itu terbukti dengan adanya survei yang mengatakan jika Anies hanya memiliki 42,5 persen elektabilitas.

Angka itu termasuk sebuah angka ancaman, apalagi bagi seorang petahana yang sedang memimpin DKI Jakarta. Harusnya seorang Petahana memiliki persentase elektabilitas lebih dari 65%. Karena ia sedang berkuasa dan memiliki kendali penuh pada kekuasaanya.

Angkat 42,5 persen memang cukup tinggi. Namun tidaklah cukup dimiliki oleh Anies yang sedang menjabat. Tidak heran jika posisinya masih ‘terancam’ oleh bayang-bayang nama yang lainnya, seperti Risma ataupun Ahmad Riza Patria yang sekarang menjadi wakil Wali Kota DKI Jakarta.

Posisi Anies akan Sulit Karena Tidak Berpartai

Sistem pemilihan umum (Pemilu) di Indonesia melibatkan Aliansi atau partai. Sehingga jika tidak memiliki partai, maka akan sulit mendapatkan dukungan. Bisa dikatakan, harus bekerja lebih berat lagi untuk meraup suara rakyat.

Apalagi notabenenya Anies yang tidak berpartai. Ia harus melakukan pembicaraan dengan banyak partai Politik agar ia bisa maju kembali di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Karena jika tidak, posisinya pasti akan bergeser.

Mengingat Risma dan Riza adalah dua nama yang memiliki partai yang sama. Tidak heran, jika Riza termasuk salah satu nama yang akan menjadi lawan kuat di Pilgub DKI nantinya. Inilah fakta politik posisi Anies di kancah elektabilitas calon pemimpin Ibu Kota nantinya.

Namun Anies menolak untuk berkomentar tentang elektabilitasnya yang kurang dari 45% itu. Ia tentu akan tetap berfokus menjalankan program yang ia usulkan hingga masa khidmatnya selesai di tahun 2024 nanti.

Memang, pertarungan elektabilitas Anies dan Risma ini menjadi bahan perbincangan menarik. Meskipun memang Pemilihan Gubernur masih lama, sudah banyak survey yang mendapatkan hasil dan memasukkan beberapa nama pada bursa pemilihan Gubernur DKI Jakarta. 

Leave a Reply

Top